Sejarah Suku Indian AS Yang Di Sembunyikan

Suku indian di amerika mereka menjadi kaum yang di sisihkan dari pergaulan. Apalagi sewaktu jaman columbus. mereka sempat di bantai oleh pasukan columbus dan kroni-kroninya. Karena di samping suku indian punya lahan emas yang menjadi ajang rebutan, indian di amerika juga punya rahasia yang di sembunyikan dari sejarah.



Fakta sebenarnya columbus bukanlah penemu benua amerika..
inilah urutan sebenarnya

1.Khashshash bin Said bin Aswad

Ada banyak versi tentang siapakah yang pertama kali membawa agama Islam ke Amerika. Salah satunya yang bisa disebut adalah Khashshah bin Said bin Aswad yang tercatat dalam sejarah pada tahun 889 masehi telah mendarat di benua itu.

Dia seorang navigator muslim yang berasal dari Qordoba, Spanyol. Sebagaimana kita ketahui, Spanyol saat itu merupakan pusat peradaban Islam di Barat, di bawah pimpinan Khilafah Bani Umayah II.

Ini adalah analisa lumayan kuat untuk bisa dipercaya, lantaran kekuatan armada Khilafah Bani Umayyah II di Spanyol saat itu memang sangat besar dan luar biasa luas pengaruhnya. Adalah sangat tidak mustahil buat para pelaut di masa itu untuk mengarui samudera Atlantik. Apalagi ada semangat juang yang sangat tinggi untuk menyebarkan agama Islam seluruh penjuru dunia.

Dengan fakta ini, maka benua Amerika termasuk benua yang sudah sejak awal mengenal ajaran Islam. Sungguh luar biasa kemampuan para pelaut muslim saat itu. Dengan menyeberangi lautan Atlantic yang luas itu, mereka tercatat sebagai di antara pembawa agama Islam ke Amerika. Dan jarak waktunya hanya terpaut 200-an tahun setelah Rasulullah SAW wafat.

2. .Laksamana Ceng Ho

Selain itu sejarah juga mencatat bahwa Laksamana Ceng Ho yang beragama Islam, juga pernah mendarat di benua Amerika. Yang menarik, laksamana yang juga seorang da`i muslim ini mendarat 70 tahun lebih awal dari Colombus.

Bahkan armada dan kapal Ceng Ho jauh lebih besar dari kapal milik Colombus. Namun karena sejarah dunia ditulis oleh orang lain, maka fakta bahwa Ceng Ho mendarat lebih dahulu dari Colombus seolah lenyap di balik kebohongan nyata.

Cheng Ho punya nama arab, yaitu Haji Mahmud Shams. Beliau adalah seorang muslim China yang lahir tahun 1371 dan wafat tahun 1433. Terkenal sebagai pelaut dan penjelajah Tiongkok terkenal yang melakukan beberapa penjelajahan antara tahun 1405 hingga 1433.

3. Columbus

Selain itu juga ada catatan dari Colombus sendiri, bahwa pada 21 Oktober 1492 dia melihat masjid dalam pelayarannya antara Gibara dan Pantai Kuba. Ini menunjukkan bahwa Colombus pun mengakui bahwa sudah ada sejumlah masyarakat di Amerika yang memeluk agama Islam, sebelum kedatangannya.

Colombus mengira bahwa pulau tersebut masih perawan, belum berpenghuni sama sekali. Mereka berorintasi menjadikan pulau tersebut sebagai perluasan wilayah Spanyol.

Tetapi setelah menerobos masuk, Columbus ternyata kaget menemukan bangunan yang persis pernah ia lihat sebelumnya ketika mendarat di Afrika. Bangunan megah itu adalah Masjid yang dipakai oleh Orang-orang Islam untuk beribadah.

Semula Columbus disambut dengan ramah oleh suku Indian, tetapi setelah ketahuan kelakuan buruknya , Colombus banyak mendapat resistensi dari penduduk setempat. Beberapa armada kapal milik rombongan Colombus ditenggelamkan oleh suku Indian sebab mereka merasa terganggu dan terancam oleh kedatangan Colombus.

Indian dan Umat Islam

Beberapa nama-nama suku Indian dan kepala sukunya juga berasal dari akar kata bahasa Arab, seperti: Anasazi, Apache, Arawak, Cherokee (Shar-kee), Arikana, Chavin Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu, dan Zuni. Kepala suku Indian Cherokee yang terkenal, Sequoyah yang nama aslinya Sikwoya, merupakan ketua suku yang sangat terkenal karena beliau menciptakan sillabel huruf-huruf (Cherokee Syllabary) bagi orang Indian pada tahun 1821. Namanya diabadikan sebagai nama pohon Redwood yang tertinggi di California, sekarang dapat disaksikan di taman hutan lindung di utara San Francisco.

Lihat peta Amerika hari ini buatan Rand McNally dan cermati nama-nama tempat yang ada di Amerika. Di tengah kota Los Angeles terdapat nama kawasan Alhambra, juga nama-nama teluk El Morro dan Alamitos, serta nama-nama tempat seperti Andalusia, Attilla, Alla, Aladdin, Albany, Alcazar, Alameda, Alomar, Almansor, Almar, Alva, Amber, Azure, dan La Habra.


Di bagian tengah Amerika, dari selatan hingga Illinois terdapat nama-nama kota Albany, Andalusia, Attalla, Lebanon, dan Tullahoma. Di negara bagian Washington misalnya, terdapat kota Salem. Lalu di Karibia (ini jelas kata Arab) dan Amerika Tengah misalnya ada nama Jamaika, Pulau Cuba (berasal dari kata Quba?) dengan ibukotanya La Habana (Havana), serta pulau-pulau Grenada, Barbados, Bahama, dan Nassau.

Berlainan dengan gambaran stereotip tentang suku Indian yang selalu mengenakan bulu-bulu burung warna-warni di kepalanya, seperti yang banyak digambarkan para seniman Barat selama ini, Sequoyah (lihat gambar) selalu mengenakan sorban. Dia tidak sendirian, masih banyak ketua suku Indian yang mengenakan tutup kepala gaya orang Islam. Mereka adalah Chippewa, Creek, Iowa, Kansas, Miami, Potawatomi, Sauk, Fox, Seminole, Shawnee, Sioux, Winnebago, dan Yuchi. Bahkan sebagian dari mereka mengenakan penutup


























Gen Alien Di Tubuh Manusia

Berencana membuat silsilah keluarga yang tidak biasa? Jangan khwatir. Ilmuwan MIT dan Harvard University memperkirakan, dulu manusia punya kerabat yang tinggal di Mars. Meskipun gagasan ini tampak seperti lelucon, namun jangan tertawa dulu.

Menurut MIT News, banyak ilmuwan yang menganggap kehidupan Bumi sebenarnya berasal dari organisme yang hidup di planet merah itu lalu terbawa ke Bumi via meteorit???.

Untuk membuktikan teori itu, ilmuwan Massachusetts Institute of Technology dan Harvard University mengembangkan instrumen penelitian yang menawarkan bukti. Ini disebut Search for Extra-Terrestrial Genom (SETG).

Mereka mencari tahu kehidupan Mars dengan melibatkan urutan molekul DNA atau RNA yang ditemukan di Bumi dan Mars. Ilmuwan percaya kedua planet ini memiliki iklim yang hampir sama di masa awal pembentukan tata surya. Karenanya, ada kemungkinan perkembangan kehidupan pun mirip di kedua planet itu.

Ditambah, banyak bukti menunjukkan karena asteroid, sejumlah materi Mars meluncur ke Bumi berupa batuan. “Ini merupakan penelitian panjang. Tapi, jika kita pergi ke Mars dan menemukan sesuatu yang berhubungan dengan manusia, maka kita sebenarnya berasal dari Mars,” ujar ilmuwan MIT, Christopher Carr.

Carr dan tim optimistis karena penjelajahan di Mars sebelumnya menunjukkan keberadaan air di planet itu. “Mars menjadi tempat terbaik untuk mencari kehidupan di atas permukaan,” kata Carr lagi.

Walaupun membutuhkan dua tahun untuk desain dan uji coba perangkat SETG, ilmuwan berharap penelitian ini mampu menjadi informasi unggulan bagi misi masa depan Mars. SETG dapat berfungsi sebagai alat analisis organisme potensial dan melakukan pemisahan genetis dari objek yang ditemukan.

“Kita mungkin saja berasal dari Mars. Karenanya, kita harus mencari kehidupan di Mars yang berhubungan dengan manusia,” ujar Carr.

Perang Terbesar Bangsa Belanda


Perang Aceh
PAUL van 't Veer (1922-1979) adalah seorang wartawan yang berminat besar pada sejarah dan sastra. Dia termasuk segelintir wartawan Belanda yang dianggap paling mengenal dan ahli tentang Indonesia. Hal itu terlihat dari sejumlah buku dan karangan lain hasil karyanya. Buku "Perang Aceh, Kisah Kegagalan Snouck Hurgronje" merupakan salah satu bukti tentang kecintaannya terhadap sejarah, ketekunannya dalam meneliti, dan kecemerlangan intelektualnya.



Semuanya itu terintegrasi secara mulus dalam gaya bahasa jurnalistiknya yang lancar sehingga menjadikan buku tersebut sebuah karya tulis yang bukan saja enak dibaca, tetapi juga perseptif dan analitis. Tanpa mengurangi makna sumbangan yang berharga dari buku ini setelah membacanya dengan teliti dan kritis sebagian pembaca barangkali akan memperoleh kesan bahwa buku ini rupanya terutama diperuntukkan bagi orang Belanda.


Hal itu antara lain jelas terlihat dari pendekatannya yang menempatkan Perang Aceh dalam perspektif perpolitikan dan kemiliteran Belanda, baik di dalam negeri maupun di Hindia Belanda serta dalam perkaitan internasionalnya dengan beberapa negara Eropa. Sejalan dengan itu dapatlah dimengerti kalau lukisan dan analisa tentang peranan pihak Belanda jauh lebih teliti, kritis, detail, luas, dan mendalam daripada gambaran perlawanan pihak Aceh.


Buku ini melukiskan dengan cermat dan hidup percaturan politik dan militer Belanda menjelang dan selama Perang Aceh, tetapi uraiannya tentang perpolitikan dan kemiliteran Aceh di zaman itu kurang memadai sehingga menimbulkan kesenjangan. Dari situ sekaligus tercermin kekuatan dan kelemahan karya ini. Kesenjangan yang kita kemukakan berpautan erat dengan dua pertanyaan pokok yang ingin dijawab oleh pengarang buku.


Pertanyaan pertama (dalam buku ini tercantum sebagai pertanyaan kedua) bersifat moral atau etis dan politik, yaitu: "Apakah perang ini dapat dibenarkan?" Oleh karena yang menjadi agresor atau pencetus perang ini adalah pihak Belanda, maka pertanyaan tersebut tertuju kepada mereka. Pertanyaan kedua (pertama dalam buku ini) bersifat militer, yaitu: "Apakah perang ini dilakukan dengan cara yang tepat?" Oleh karena yang melakukan perang atau yang memerangi adalah Belanda, maka pertanyaan itu juga tertuju kepada pihaknya.


Dengan perkataan lain, dua pertanyaan pokok ini mempersoalkan pihak Belanda dalam mencetuskan, melakukan, dan menyelesaikan Perang Aceh dari segi moral, politik, dan militer. Ditinjau dari pihak Belanda, menurut penulis buku ini, Perang Aceh adalah perang yang terbesar dan terberat yang pernah dilakukan bangsa itu. Dilihat dari segi waktu perang ini, yang menurut dia berlangsung dari tahun 1873 sampai 1942 lamanya dapat dibandingkan dengan Perang 80 Tahun yang pernah dialami Belanda di Eropa dahulu.


Dari segi jumlah korban yang tewas (lebih dari 100.000 jiwa, sebagian besar rakyat Aceh) perang ini merupakan peristiwa militer yang belum ada bandingnya bagi Belanda. Oleh karena itu, dapatlah dipahami mengapa perang ini berpengaruh besar dalam kehidupan politik dan militer Belanda selama berpuluh tahun. Uraian yang kritis serta analisa yang tajam tentang itu merupakan sumbangan yang berharga dari buku ini.


Dalam Traktat London tahun 1824 yang ditandatangani Inggris dan Belanda, di samping menyetujui pertukaran Bengkulu (dari Inggris kepada Belanda) dengan Malaka (dari Belanda kepada Inggris), terdapat ketentuan bahwa Belanda berjanji tidak akan mengusik kemerdekaan Aceh dalam usaha perluasan kekuasaannya di Sumatera. Aceh yang merdeka kemudian dirasakan sebagai gangguan oleh Belanda baik dari segi kelancaran perdagangannya maupun dari segi keamanan kekuasaan kolonialnya di Nusantara.


Hal itu mendorongnya untuk menaklukkan Aceh sebagai daerah kekuasaannya. Dengan cerdik Belanda berhasil mengajak Inggris menyetujui Traktat Sumatera pada tahun 1871 yang antara lain menghapus ketentuan yang menjamin kemerdekaan Aceh dalam Traktat London tahun 1824. Sebagai imbalan Inggris memperoleh koloni-koloni Belanda di pantai Guinea dengan membayar nilai-nilai barang yang ada di sana. Traktat Sumatera membuka pintu bagi Belanda untuk mencaplok Aceh.


Multatuli, seorang tokoh moralis Belanda yang terkenal dengan buku karangannya Max Havelaar, melihat bahwa motif utama Belanda dengan Traktat Sumatera itu adalah untuk meluaskan kekuasaannya ke Aceh. Hal itu antara lain diamatinya dari kelakuan Gubernur Jenderal James Loudon yang berkedudukan di Buitenzorg.



Dalam bulan Oktober 1872 Multatuli menerbitkan surat terbukanya yang berjudul Surat kepada Raja, yang mengandung ramalan, sebagaimana dikutip oleh penulis buku ini, yang berbunyi: "Gubernur Jenderal Anda, Tuanku, dengan bermacam dalih yang dicari-cari, paling-paling berdasarkan alasan provokasi yang dibuat-buat, bersikap memaklumkan perang kepada Sultan Aceh dengan tujuan merampas kedaulatan kesultanan itu. Tuanku, perbuatan ini tidak berbudi, tidak luhur, tidak jujur, tidak bijaksana" (halaman 24).


Pada tanggal 26 Maret 1873 melalui seorang komisaris yang dikirim ke Aceh surat pernyataan perang yang ditandatangani Gubernur Jenderal James Loudon diserahkan kepada Sultan Aceh. Maka, meletuslah perang Belanda di Aceh. Ramalan Multatuli bukan saja ternyata benar, tetapi juga kritik tajamnya yang mempertanyakan kebenaran moral atau etis dan politik dari perang itu rupanya terus hidup mewarnai perpolitikkan Belanda selama peristiwa berdarah itu berlangsung berpuluh tahun. Sebagian besar buku ini bercerita tentang perang itu sendiri.


Ada dua macam perang yang dilukiskan dan dianalisanya. Di Aceh, pembaca diajaknya mengikuti perang yang "benar-benar" melalui jalannya satu pertempuran ke pertempuran lain. Di luar medan laga itu, terutama di Negeri Belanda, kita disuguhinya gambaran yang mengasyikkan tentang "perang kertas" atau polemik yang tajam mengenai kebijaksanaan militer yang perlu diambil dalam melakukan dan menyelesaikan perang yang sesungguhnya. "Hampir tidak ada orang Belanda yang memainkan peranan utama dalam Perang Aceh yang tidak merasa terpaksa mempertahankan kebijaksanaannya di depan umum" (halaman 97).


Hal itu telah berperan besar dalam memperbanyak karya tulis tentang perang ini. Menurut Van 't Veer sampai 1945 tidak ada peristiwa dari sejarah kolonial Belanda yang menggugah begitu banyak tulisan seperti Perang Aceh. Ada sekitar 150 buku atau brosur yang seluruhnya membahas perang tersebut, dan itu belum termasuk karya-karya tulis seperti buku-buku pedoman dan artikel-artikel majalah yang tak terhitung banyaknya.


Apa yang disebut "perang kertas" itu adalah polemik tajam antara penganut garis lemah dan pentolan Garis keras dalam kebijaksanaan militer dalam perang. Di kubu garis lemah terdapat Jenderal Van Swieten sebagai salah seorang tokoh utamanya, sedangkan di kubu garis keras terdapat Jenderal Verspijck, Snouck Hurgronje, dan Jenderal Van Heusz. Penganut garis lemah tidak dapat membenarkan cara-cara kekejaman yang luar biasa dan bumi hangus dalam perang, sedangkan pihak garis keras berkeyakinan bahwa Aceh tidak bisa ditaklukkan dengan bujukan.


Garis keras mendapat angin ketika Teuku Umar, yang pernah bekerja sama dengan Belanda kembali melakukan perlawanan. Jenderal Van Heutsz dan Snouck Hurgronje memanfaatkan pembelotan Teuku Umar itu untuk melaksanakan garis keras mereka. Maka, perang Belanda di Aceh menjadi semakin berdarah. Kekejaman Belanda dengan pasukan marsose-nya semakin menjadi-jadi. Bukan saja lawan bersenjata yang dibunuh, melainkan terkadang juga kaum wanita dan anak-anak yang tak berdaya.


Antara tahun 1899 dan 1909, yang terkenal sebagai "sepuluh tahun berdarah", tercatat 21.865 orang Aceh yang tewas atau sekitar empat persen dari penduduk, sedangkan di pihak Belanda hanya 508 orang. Satu per satu kubu perlawanan orang Aceh dihancurkan. Rumah-rumah dibumihanguskan. Daerah-daerah tertentu menjadi sunyi sepi ditinggalkan bertahun-tahun oleh mereka yang berhasil lolos. Bahkan ribuan yang menyingkir jauh sampai ke Pulau Penang. Di samping ada yang menyerah, banyak pula yang melawan sampai titik darah terakhir.


Salah satu kisah keberanian perlawanan Aceh yang luar biasa diperlihatkan oleh keluarga Teungku Cik Di Tiro, Syekh Saman. Ulama besar ini tewas pada tahun 1891, tetapi perjuangan diteruskan oleh anak-anak dan cucu-cucunya. Dalam tahun 1896 tewas pula anak tertua dari lima putranya. Empat lainnya dan dua cucunya gugur dalam perlawanan antara tahun 1904 dan 1909. Dalam menghadapi kubu perlawanan keluarga ulama besar ini Belanda betul-betul menemukan salah satu contoh terbaik dari keberanian orang Aceh yang luar biasa. "Tidak satu pun dari pemimpin-pemimpin pemberontakan itu yang menyerah hidup-hidup" (halaman 220).


Sebenarnya dengan patahnya kubu perlawanan besar terakhir yang dipimpin oleh ulama-ulama di Tiro tersebut pada permulaan dekade kedua abad ini Belanda telah berhasil memenangkan perangnya di Aceh. Tetapi apakah rakyat Aceh merasa telah ditaklukkan? Rupanya, tidak. Paling kurang masih banyak yang tidak merasa begltu. Mereka memang kalah perang, tetapi tidak merasa takluk. Hal itu antara lain terbukti dari masih bermunculannya perlawanan berdarah, meskipun dalam skala kecil-kecil, sesudah kubu perlawanan besar terakhir dilumpuhkan Belanda.



Bahkan dalam bulan Februari dan Maret 1942, menjelang mendaratnya Jepang, terjadi lagi gerakan pemberontakan dengan metode gerilya lama. Belanda segera mengirimkan pasukan marsose yang selama perang mereka di Aceh telah membuktikan keampuhannya sebagai pasukan "kontragerilya" yang efektif. Itulah sebabnya mengapa penulis buku yang diresensi ini sampai menyimpulkan bahwa "Perang Acek"' berlangsung selama 69 tahun dan baru berakhir pada tahun 1942. Tentang kapan berakhirnya perang tersebut memang ada beberapa pendapat yang berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Van 't Veer.


Salah satu pendapat yang cukup kuat ialah yang mengemukakan bahwa perang itu sebenarnya sudah berakhir setelah Belanda berhasil melumpuhkan kubu perlawanan besar orang Aceh terakhir yang dipimpin oleh ulama-ulama di Tiro pada permulaan dekade kedua abad ini, tahun 1910-1913. Dengan itu Belanda praktis telah memenangkan perangnya dan menjadikan Aceh salah satu bagian dari daerah jajahannya di Nusantara ini. Bahwa masih terjadi perlawanan kecil-kecilan sesudah itu, sebagian ahli sejarah Aceh barangkali menganggapnya sebagai masalah keamanan di dalam salah satu wilayah kekuasaan kolonial, bukan bersiht kelanjutan perang.


Pendapat seperti ini tentu didasarkan pada definisi "perang" yang rupanya berbeda dengan definisi yang dianut oleh penulis buku ini. Meskipun buku ini mengandung beberapa kelemahan yang sebagian telah dikemukakan, pada dasarnya ia merupakan karya yang berharga dalam menambah pengetahuan kita. Uraiannya kritis, analisanya tajam, gaya bahasanya enak sehingga asyik membacanya. Betapapun juga buku ini melihat permasalahan yang dikajinya dari perspektif perpolitikan dan kemiliteran Belanda.

Menemukan Kembali Jejak Istana Daruddunia


Istana Daruddunia Kerajaan Aceh Darussalam, Dalam Imajinasi Lukisan

Sebuah kota mencerminkan value dan tingkat peradaban masyarakat di wilayah tersebut. Tingkat peradaban dalam pembangunan kota antara lain ditentukan oleh penggunaan teknologi dalam perencanaan pembangunan kota tersebut. Membaca dan mendengar kebesaran sejarah Aceh, rasanya sulit menemukan bukti-bukti kebesaran peradaban Aceh masa lalu.


Diskusi tentang peradaban manusia dari primitive, modern, postmodern dan seterusnya menimbulkan pertanyaan besar tentang apa dan siapa sebenarnya Aceh. Apakah kebesaran peradaban Aceh adalah benar adanya ? Atau pendahulu negeri itu hanya membesar-besarkan cerita kepahlawanan dan kepemimpinannya tanpa ada bukti? Apa alasan untuk membantah bahwa Aceh baru mengenal modernisasi dan sedang dalam proses meninggalkan budaya primitif? Apa tidak mungkin sebaliknya? Apa pun jawabannya, istana adalah salah satu simbol peradaban yang akan memberi input terhadap value, ethic dan prinsip yang dipakai dalam pembangunan Aceh pada masa lalu dan sekarang.


Pertanyaan umum yang muncul adalah: Jika Aceh pernah besar, dimana bukti-bukti kebesaran peradaban Aceh pada masa lalu? Berbicara tentang kebesaran peradaban pada masa kerajaan, pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah: "Istana dan lingkungan sekitarnya seharusnya merupakan tolok ukur bagaimana perencanaan fisik kota pada masa lalu pernah diterapkan di Aceh. Pertanyaan itu terjawab oleh sebuah foto istana Aceh yang dibuat Belanda dengan detil, sesaat setelah istana direbut oleh pasukan Belanda saat agressi militer ke-2.




Peta Area Istana Daruddunia


Dari foto istana Aceh, istana Aceh tersebut secara fisik dapat dijelaskan sebagai berikut.


Pertama, karakteristik umumnya adalah :
  1. Memiliki batas yang jelas antara kawasan dalam dan luar istana,

  2. Terbagi atas kawasan inti dan pendukungnya,

  3. Memiliki fungsi sebagai benteng, pusat administrasi pemerintahan dan simbol kemajuandalam bidang arsitektur, seni dan perencanaan kota, dan

  4. Bangunan fisik bukan hanya kombinasi bangunan permanen dan tidak permanen, tetapi juga dengan attribut landscape seperti pemandangan sungai, gunung, pepohonan yang dipilih dengan sengaja (misalnya karena warna daun, aroma, fungsi peneduh , dsb).


Kedua, batas komplek istana istana. Berdasarkan peta, kawasan diperkirakan memiliki batas sebagai berikut :
  • Depan kanan : pertemuan Krueng Daroy dan Krueng Aceh.

  • Kiri depan : Pintu Masuk Mesjid Baiturrahman, atau sudut kiri ex halaman Hotel Aceh

  • Samping Kanan : dibatasi oleh dinding di sekitar samping Kandang Meuh (Sekarang Komplek BAPERIS)

  • Samping Kiri memiliki dinding pembatas yang diperkirakan memisahkan halaman taman Gunongan dan Pinto Khop dengan kawasan luar.

  • Batas belakang kanan adalah sudut kanan lapangan Neusu, dulunya lapangan itu disebutkan difungsikan sebagai tempat menambat gajah. Menurut Peter Mundy, jumlah Gajah kerajaan sekitar 800 ekor, sehingga wajar jika panjang kawasannya lebih kurang sama dengan lebar kawasan istana.


  • Batas belakang kiri adalah sudut kiri lapangan Neusu.

  • Seluruh kawasan ini dipagari oleh dinding.

Ketiga, kawasan makam. Sebelah kanan sungai Kr. Daroy adalah wilayah makam raja-raja dan pos pengawas. Sebelah kiri Kr. Daroy dapat diklasifikasikan atas kawasan inti (dalam), taman, bangunan pendukung pusat pemerintahan.


Keempat, kawasan inti. Kawasan ini merupakan tempat tinggal Sultan, sekarang adalah kawasan pendopo (lihat no. 1 di peta) sebelum dipisah oleh jalan di samping anjong Mon Mata. Hampir berbentuk segi empat dengan ketinggian yang tidak sama dengan daerah bawahan. Peta menunjukkan adanya batas antara kawasan inti dengan kawasan pendukung. Bukti sejarah hanya menyatakan kawasan inti memilki dinding pemisah dengan kawasan pendukung.





Istana Tampak dari jarak dekat (Lihat foto paling atas) - Dalam Lukisan



Foto-foto saat kawasan istana baru ditaklukkan menunjukkan adanya kawasan dengan tanah yang lebih tinggi dan lebih rendah. Dengan mengasumsikan bangunan istana Aceh mengambil inspirasi dari bangunan istana negara sahabatnya yang meninggikan kawasan inti, diperkirakan kawasan ini lebih tinggi agar bangunan istana pun menjadi bangunan tertinggi sesudah Mesjid Raya Baiturrahman. Halaman depan istana disebutkan oleh Bustanussalatin sebagai hamparan padang rumput untuk pacuan kuda keluarga raja.


Bukti pendukung bahwa kawasan ini sengaja ditinggikan dapat dilihat dari perbedaan tinggi kawasan Taman Putroe Phang dengan rumah militer yang sejajar dengan Kawasan Pendopo.
  • Batas Kanan Depan : sebelum jembatan pertama dari dua jembatan penghubung antara sebelah kanan dan kiri sungai. Bersebelahan dengan pintu masuk kawasan Dalam

  • Batas Kiri Depan : wilayah kiri depan adalah wilayah kemiliteran dengan bangunan yang tidak terlalu berbeda dengan istana. Hal ini disebabkan karena jika raja memiliki lebih dari satu putra mahkota, mereka akan menjadi pemimpin di kawasan kemiliteran. Bentuk arsitektur istana seperti ini juga yang menyebabkan pasukan Kohler bingung menentukan lokasi bangunan istana. Menurut Aceh Sepanjang Abad, pasukan Belanda terjebak dalam pertempuran karena gagal membedakan antara lokasi istana, Makam Poteujemaloy (sekarang jadi lokasi dapur dan tempat jemuran Bakso Hendra Hendri), dan Komplek taman dan makam 12 Sultan pendiri Kerajaan Aceh (Kandang XII

  • Batas kanan belakang adalah pertemuan Krueng Aceh dan Kr. Daroy.

  • Batas Kiri Belakang berhadapan dengan pintu masuk kawasan taman (Pinto Khop)

Kelima, rumah keluarga Sultan. Kawasan Neusu adalah rumah keluarga Sultan Aceh yang diambil seluruhnya oleh Serdadu Belanda sebagai komplek tentara mereka. Selanjutnya, Belanda menggunakannya untuk perumahan pegawai Kereta Api. Mengherankan, mengapa denah istana di kawasan inti ada pada arsitek Itali yang melukiskan dengan detail ruang raja, rumah pangeran, lokasi tiang bendera, dsb.



Keenam, Kawasan Taman. Bustanussalatin karangan Syiah Kuala melukiskan Taman Darul Isky memiliki banyak bangunan pendukung (pagoda cina, air mancur, , tiga buah tempat cui rambut putri, patung bejana yang menumpahkan air ke sungai krueng daroydll). Makam di sebelah gunongan adalah makam raja turunan Melayu dengan peti emas. Emas tersebut sebagian masih di Museum Aceh dan sisanya di bawa ke Jakarta awal 1990-an.
    Taman ini pernah difungsikan sebagai tempat rekreasi bagi para tamu terhormat kerajaan yang mengunjungi Aceh dan para pedagang besar yang ingin membeli lada di Aceh. Misalnya Admiral De Bealieau dari Perancis, yang memberi deskripsi detil tentang bangunan dan taman istana. Sangat disayangkan, dokumen Bustanussalatin tidak memiliki lagi lembaran yang menunjukkan kawasan penyimpanan harta kerajaan.


    Bangunan atap pinto khop secara sengaja atau tak sengaja hampir sama dengan bangunan istana Cina, Korea, Jepang yang memiliki dasar arsitektur yang sama. Lihat:





    Atap bangunan Pinto Khop


    Ketujuh, dinding istana. Belum ada bukti kuat tentang tinggi dinding istana. Namun, peta yang dibuat pedagang spanyol di bawah mengindikasikan dinding lebih tinggi dari gajah, atau sekitar 3-4 meter, sedangkan untuk gerbang lebih tinggi. Arsitektur gerbang dan penggunaan gajah di Aceh tidak lepas dari pengaruh kebudayaan Mughal. Sehingga, bukan tidak mungkin jika gerbang istana Aceh mengikuti gaya gerbang Mughal. Asumsi itu didukung oleh foto dibawah.




    Lukisan Pedagang Spanyol abad 16.


    Foto yang dibuat Peter Mundy juga menunjukkan bahwa bangunan dalam istana sudah mengenal penggabungan bangunan permanen dan tidak permanen. Misalnya, bangunan untuk menonton adu gajah, ada bangunan berbentuk benteng yang di atasnya memiliki tiang-tiang tanpa dinding untuk tempat duduk raja dan dayang-dayangnya.





    Source: the Early of Indonesian Modern History


    Untuk dinding Mesjid raya, foto ini mengisyaratkan bahwa dinding kompleks mesjid raya lebih tinggi dari gajah, sehingga pelukisnya Peter Mundy hanya bisa membuat sketch atap Mesjid Raya saja.





    Source: the Early of Indonesian Modern History


    Kedelapan, sungai sebagai bagian dari istana dan benteng. Banyak ahli sejarah sudah memberikan bukti adanya kaitan antara kebudayaaa Aceh dengan Mughal di India. Keberadaan sungai sebagai bagian dari benteng dan istana juga ditemukan dalam pembangunan Taj Mahal dan Benteng Agra di India (Lihat gambar paling atas).



    Mungkin mengaitkan bangunan Taj Mahal dengan istana Aceh terdengar berlebihan. Namun, pembangunan Makam Emas untuk Sultan Iskandar Tsani sangat bernuansa kisah dibalik Taj Mahal. Bedanya, Tajmahal adalah bangunan persembahan raja untuk permaisuri, sedangkan bangunan makam dan taman disamping gunongan adalah persembahan sang permaisuri, Tajul Alam Safiatuddin, kepada suaminya. Makam itu diyakini telah dijarah habis-habisan namun lokasinya tepat di pinggir Krueng Daroy. Tidak jauh beda dengan ide pembangunan Taj Mahal tepat di pinggir Sungai Agra.


    Diskusi :
    1. Istana Aceh mengenal zona inti dan pendukung, yang dipisahkan dengan bangunan permanen, non permanen, sungai dan tumbuh-tumbuhan.

    2. Kawasan istana ikut memberi kontribusi terhadap kesehatan lingkungan kawasan pendukungnya, dan luar kawasan istana. Penderita pertama dari pencemaran sungai Krueng Daroy yang bermuara Mata Ie adalah keluarga kerajaan. Sehingga, kebersihan sungai menjadi concern kesultanan. ini menarik mengingat lingkungan sehat sudah menjadi concern di Aceh sejak abad XVI.

    3. Fasilitas kerajaan banyak yang didirikan di sepanjang sungai yang mengalir ke komplek istana. Mempertimbangkan pentingnya pengamanan sungai, misalnya untuk antisipasi banjir dan racun yang ditebarkan musuh, tidak mungkin jika sungai ini tidak diawasi oleh aparatur kerajaan. Situasi ini mengindikasikan bahwa konsep one river one management tidak mungkin belum dipraktikkan dalam management kota di Aceh tempo dulu. [FJ, Aceh Initiative]
    Referensi:
    • 1. A. Hasymi (1994) Kebudayaan Aceh dalam Sejarah

    • 2. Reid, Anthony (1996) Indonesian Heritage; Early of Modern History

    • 3. Aceh Sepanjang Abad

    • 4. artscraftindonesia.com

    Wali Songo Periode 1

    Pada waktu Sultan Muhammad I memerintah Usmani Turki dia seorang Khalifah yang tangguh dan bijak . Masa Pemerintahan Muhammad I adalah (1403 -1421 M). Beliau menanyakan perkembagan agama Islam kepada pedagang Gujarat (India), dari mereka Sultan mengetahui bahwa di PulauJawa ada dua kerajaan besar (Hindu) yaitu Majapahit dan Pajajaran. Diantara rakyatnya (sebagian kecil) ada yang beragam Islam namun cuma sebatas dari pedagang Gujarat yang nikah dengan penduduk pribumi di kota 2 pelabuhan.

    Sang Sultan kemudian mengirimi surat kepada pembesar Islam di Afrika Utara dan Timur Tengah, isinya meminta para Ulama yang mempunyai karomah untuk dikirim ke Pulau jawa, maka terkumpulah sembilan ulama berilmu tinggi serta mempunyai karomah.

    Sembilan orang itu akan dibagi menjadi tiga bagian, Jawa Timur tiga orang ulama, Jawa Tengah tiga orang ulama, Jawa Barat tigga ulama dengan masa bhakti satu abad, apabila terjadi ada yang wafat atau pindah dari Pulau Jawa harus mengadakan rapat untuk mencari penggantinya. Kesembilan ulama tersebut selanjutnya dilembagakan dan ditetapkan dengan sebutan WALI SONGO

    Pada tahun 808 Hijriah = 1404 M para ulama itu berangkat ke P Jawa, Mereka adalah

    1. Maulana Malik Ibrahim/Sunan Gresik) (berasal dari Turki) , ahli mengatur negara,yang dianggap yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Syeh Maulana Malik Ibrahim dalam cerita rakyat kadang-kadang juga disebut dengan nama Kakek Bantal. Ia mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam. Ia merangkul masyarakat bawah, dan berhasil dalam misinya mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang ketika itu tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara.Selain itu, ia juga sering mengobati masyarakat sekitar tanpa biaya. Sebagai tabib, diceritakan bahwa ia pernah diundang untuk mengobati istri raja yang berasal dari Champa (Thailand)

    2. Maulana ishaq (SAMARKAN/dekat BUHAIRA RUSIA SELATAN), ahli pengobatan, datang ke tanah Jawa pada tahun 1404 Masehi bersama dengan ayahnya (Syeh Maulana Ahmad Jumadil Qubro) dan saudaranya (Syeh Maulana Malik Ibrahim). Syeh Maulana Ishaq pada awal datang di tanah Jawa menetap di Gresik. Kemudian ke Blambangan dan selanjutnya ke Pasai (Singapura) dan beliau wafat di sana.

    3. Maulana Ahmad jumadil Kubro (MESIR dan ada yang mengatakan dari UDZBEKISTAN), beliau berdakwah keliling, makamnya di Troloyo, Trowulan Mojokerto

    4.Maulana Muhammad Al Maghrobi (MAGHRIB MAROKO)

    5. Maulana Malik isroil (TURKI), ahli mengatur negara

    6. Maulana Muhammad Ali AKbar. (PERSIA), ahli Pengobatan dan pertanian berdakwah di Jawa Tengah, Wafat di daerah Gunung Santri Cilegon Jawa Barat tahun 1435 M.;

    7. Maulana Hasanudin (PALESTINA) dakwah keliling, dimakamkan tahun 1462 di samping masjid Banten Lama;

    8. Maulana Aliyudin (PALESTINA), dimakamkan tahun 1462 di samping masjid Banten Lama;

    9. Syeh Subakir, asal PERSIA, ahli menumbali tanah angker yang dihuni jin jahat, beberapa waktu di Jawa lalu kembalidan wafat di persia tahun 1462.

    Jadi Pada saat itu KHALIFAH Islam mau memikirkan nasib kita Umat yang ada di pulau Jawa dan Nusantara (Indonesia) umumnya, sebaiknya kita Balas budi jasa mereka dengan mengisi hidup dan anak cucu kita dengan ajaran ISLAM yang baik….

    Prasasti Telapak Kaki Padang Guci Hulu Kaur Bengkulu

    Menurut warga yang pernah berkebun wilayah ini, dulunya diatas batu besar ini terdapat lubang telapak kaki yang kedalamannya hingga batas lutut, terdapat tulisan-tulisan dan lubang besar yang menyerupai tempat orang duduk. Namun akibat dari terkikisnya air hujan saat ini hanya tampak sebatas telapak kaki saja dan tulisan-tulisan tersebut sudah tak tampak lagi.


    Prasasti telapak kaki ini terletak di dekat persawahan Suro Mekah Kecamatan Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur Propinsi Bengkulu.




    Sejauh ini belum ada kepastian Prasasti Telapak Kaki ini merupakan peninggalan dari kerajaan mana.

    Nopri Anto

    Adam dan Hawa: Mankind Is One

    Adam dan Hawa Alien? Bukankah Adam tidak diciptakan di bumi, melainkan disuatu tempat di langit ruang angkasa yang bernama surga? Bila disebutkan dibuat dari tanah tentunya itu tanah di surga dan bukan dari planet bumi. Lalu diturunkan ke muka bumi karena dosa makan buah larangan di taman surga itu. Mirip seperti Superman yang dilahirkan di planet Crypton yang dikirim ke bumi dengan kapsul oleh ayahandanya, karena planet itu terancam bencana besar alias kiamat. Tetapi ini menurut lamunan saya, lho. Jangan diambil hati.

    AL-FANN AL-QASHASHI FI AL-QURAN AL-KARIM.

    Artinya: Al-Quran bukan Kitab Sejarah. Unsur sejarah didalamnya tidak penting. Yang penting adalah hikmah pelajarannya. Demikian M.A. Khalafulah seorang muslim sarjana sastra Arab, dalam disertasinya dihadapan civitas academica Univ. Al Azhar Kairo, 1999.

    Hikmah itu, demikian beliau lebih lanjut, bahwa manusia diciptakan untuk menjadi pemimpin di muka bumi. Untuk itu dia harus senantiasa siap menghadapi godaan iblis kapan pun dan dimana pun.

    Al Quran [2 : 30-38]

    Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

    Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”

    Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana .”

    Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan ?”

    Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah 36 kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

    Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini 37 . yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.

    Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu 38 dan dikeluarkan dari keadaan semula 39 dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.”

    Kemudian Adam menerima beberapa kalimat 40 dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

    Kami berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.
    Demikian Tuhan berkehendak menjadikan khalifah di muka bumi. Diciptakannya manusia, makhluq baru bernama Adam, yang berpotensi membuat kerusakan dan menumpahkan darah. Dan Dia Maha Bijaksana, diberi Adam naluri-naluri intelegensia, kehendak, inisiatif, dismpurnakan jiwanya itu dengan naluri kefasikan dan ketakwaan. Kelak di dunia Adam dan keturunannya harus berhadapan dengan iblis yang sakti dan tak terlihat tetapi dapat menggejala dalam wujud siapa saja dan apa saja.

    Kisah Menurut Perjanjian Lama.

    Sesudah menciptakan alam semesta beserta segala tumbuhan dan hewan di muka bumi, Tuhan berkenan menciptakan seorang manusia dari debu tanah dan meniupkan ke dalam hidungnya nafas kehidupan (breath of life) dan manusia itu menjadi jiwa yang hidup (a living soul). Tuhan juga menyiapkan suatu taman di Eden dengan tetumbuhan dan pepohonan yang indah dan bagus untuk dimakan buahnya; serta ditengah-tengah taman itu pohon kehidupan dan pohon pengetahuan baik dan buruk (good and evil). Di sana mengalir empat sungai Pishon, Gihon, Tigris, dan Euphrates.

    Tuhan lalu menempatkan manusia Adam di dalam taman itu untuk memelihara taman itu beserta isinya. Tuhan memerintahkannya: “Kamu bebas memakan dari setiap pohon di dalam taman ini; tetapi jangan kamu memakan buah dari pohon pengetahuan baik dan buruk; karena ketika kamu memakannya kamu akan mengenal mati.”

    Demikianlah kemudian Tuhan membuat Adam tidur nyenyak, mengambil sepotong tulang rusuk Adam, dan menciptakannya menjadi seorang perempuan. Adam memberi nya nama Eve (Hawa), yang lalu menjadi isterinya.

    Di antara semua binatang maka ular yang paling licik dan mempunyai maksud jahat dan ia menggoda Hawa (Eve): “Tidak, engkau sama sekali tidak akan mati dengan memakan buah larangan itu. Tetapi Tuhan (Lord God) tahu bahwa apabila kamu memakannya mata kamu akan terbuka dan kamu akan, seperti halnya tuhan-tuhan (like gods), menjadi maha-mengetahui baik dan buruk (maha-bijaksana). Hawa pun tergoda dan demikianlah ia memakan buah larangan itu dan memberi Adam sebuah lagi untuk dimakannya.

    Demikian seterusnya.

    Al Quran meluruskan.

    Tidak, bukan begitu. Adam tidak diciptakan di kawasan bumi mana pun, melainkan di surga. Adam dan isterinya diturunkan ke bumi di suatu tempat yang juga tak terlokalisir. Artinya, Adam itu bukan hanya leluhur umat Yahudi, melainkan leluhur umat manusia semua. (Itu adalah tafsir dan menjadi hikmah berikutnya).

    Tafsir Di Persimpangan

    Masyarakat di sekitar Mekah dan Medinah sudah sejak lama mengenal kisah tersebut dari penuturan kaum Yahudi dan Nasrani. Al Quran juga memberikan kisah itu tetapi dalam format yang sangat pendek dan sederhana. Bahkan nama isteri Adam yakni Hawa atau Eva tidak disebutkan; juga asal-usulnya. Tampaknya hal itu kemudian menjadi bahan hujatan dari kaum kafir sebagai kisah yang “miskin sejarah” dan umat Islam pun merasa tidak terpuaskan. Para ahli tafsir klassik kemudian mengambil prakarsa untuk merekayasa suatu gabungan kisah Taurat dan al-Quran. Banyak versi beredar, di antaranya petikan berikut:

    Diriwayatkan oleh Wahab ibn Munabbih al-Yamani. Ketika Iblis hendak masuk surga ia dihadang oleh malaikat penjaga surga. Kemudian datanglah seekor ular besar berkaki empat yang akan masuk surga juga. Kesempatan itu digunakan oleh iblis dengan masuk ke dalam mulutnya dan ditelan oleh ular itu dalam perutnya. Setelah sampai di dalam surga, iblis keluar dari mulut ular itu dan mulai menggoda Adam. Karena ular tersebut bersalah, ia dilaknat oleh Allah. Kakinya hilang sehingga ia hanya bisa berjalan dengan perutnya. Dan ular tersebut akhirnya menjadi musuh bebuyutan anak cucu Adam seperti Iblis. (M.A Khalafullah)

    Suatu tafsir lain menyebutkan bahwa Adam diturunkan di suatu tempat di India dan Hawa diturunkan di Afrika dekat Madagaskar, mereka kemudian mengembara saling mencari selama 40 tahun, dan akhirnya bertemu di suatu tempat di dekat kota Mekah. Tempat itu bahkan diabadikan dengan nama Jabal Rahmat. Dan masih banyak tafsir lain yang umumnya mengkisahkan hal-hal yang fantastis.

    Muhammad A. Khalafullah dalam disertasi yang berjudul “Al Quran Bukan Kitab Sejarah” menyanggah tafsir-tafsir yang menggunakan pendekatan sejarah sebagai tidak bernalar dan salah besar. Sebuah cukilan berikut:

    “Perbedaan penafsiran dalam kisah ini berangkat dari adanya perbedaan deskripsi tentang keluarnya Nabi Adam dari surga yang disebutkan al-Quran dan Taurat. Al Quran menyebutkan bahwa keluarnya Adam dari surga adalah karena Iblis. Sementara Taurat mengatakan bahwa yang mengeluarkannya dari tamana Eden adalah seekor ular.”

    “Karena pemahaman Islam telah disibukkan dengan unsur-unsur sejarah seperti di atas, maka jarang sekali para penafsir memberikan porsi yang layak untuk membahas hikmah, nilai dan pesan-pesan yang tersirat dalam kisah tersebut. Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa para penafsir yang menggunakan metode pendekatan sejarah ini telah terjebak ke dalam penafsiran yang tidak substantif.”

    M. Abduh dalam “Tafsir al-Manar” menulis antara lain seperti berikut:

    “…. masih ada dua persoalan kontroversial yang sering diperdebatkan manusia. Pertama, masalah penciptaan Hawa dari salah satu tulang rusuk Nabi Adam, dan kedua, persoalan sakralitas Adam. Untuk masalah pertama tidak satu ayat pun yang menyinggung hal ini. Cerita yang berkaitan dengan hal ini tidak diketemukan dalam al-Quran seperti yang diceriterakan secara historis oleh Taurat yang dipegang oleh para ahli kitab.”

    “ Al Quran hanya menyebutkan kisah penciptaan Adam dan proses penciptaan alam yang akan disempurnakan dengan kehadliran Adam di dalamnya, maka dari itu Allah menganugerahkan ilmu kepada Adam supaya dia mengetahui dan menegakkan hukum-hukum dan sunatullah di bumi. Dalam cerita itu juga disebutkan bahwa sebagai seorang khalifah di bumi Adam tidak akan lepas dari godaan setan. Dalam cerita itu, waktu dan tempat kejadian tidak disebutkan. Hal itu karena sejarah tidak menjadi tujuan al-Quran, karena perosalan-persoalan sejarah bukan merupakan pokok perhatian agama. Agama melihat sejarah hanya sebagai kaca perbandingan saja. Demikianlah waktu dan tempat kejadian tidak disebutkan seperti yang diceritakan dalam Perjanjian Lama.”

    Keterangan yang terdapat dalam Perjanjian Lama tersebut akhirnya menjadi sebab munculnya kritik atas proses kejadian alam dan sejarah penciptaan Adam yang diyakini umat Nasrani. Berdasarkan logika sejarah yang disebutkan dalam Taurat, kedua unsur tadi tidak masuk akal, para ahli kitab banyak menggunakan takwil untuk membenarkan kisah tersebut.”

    Lebih lanjut ditulis M. Khalafullah dalam disertasinya:

    “Setelah melihat dan mengkaji berbagai fenomena kisah-kisah tadi, saya yakin tidak seorang pun meragukan eksistensi kisah permisalan dalam al-Quran dan mengakuinya sebagai hasil imajinasi. Akan tetapi, yang perlu digaris bawahi, eksistensi khayalan dalam kisah-kisah al-Quran ini adalah tidak lebih dari kesengajaan Allah untuk memenuhi kebutuhan manusia akan unsur khayalan tersebut dan untuk menyelaraskan kisah-kisah-Nya dengan gaya bahasa manusia. Artinya, Allah swt dalam permisalan ini seakan-akan berkomunikasi dengan manusia dalam bahasa dan kebiasaan mereka dalam berbicara”.

    **

    Bagaimana pun, orang-orang jaman dulu, bahkan sampai jaman modern ini, sangat banyak tidak memahami hikmah yang mulia itu. Mereka lebih tertarik kepada mitologi atau dongeng yang menina-bobokkan, yang aneh-aneh yang dianggap nyata, yang kemudian menjadi dogma.
    Wassalam.

    Wassalam.
    Soetarno Wreda

    Mengapa di Indonesia Freemason Didiskriditkan dan Dihujat?

    Bila kita berselancar di dunia maya tentang Freemason dalam bahasa Indonesia, kita dapat menemui beribuan artikel yang menghujat Freemason. Isi hujatan bermacam-macam mulai dari agen rahasia Yahudi berbahaya, hingga kelompok dajjal jahiliah yang harus ditumpas. Tetapi kita sangat jarang bahkan tidak akan menemui yang menjelaskan apa sesungguhnya Freemason, bahkan membelanya. Bahkan buku sejarah Freemason di Indonesia yang ditulis Th. Steven justru digunakan sebagai bukti hitamnya Indonesia yang pada dasarnya banyak dipengaruhi oleh Freemason. Kelompok anti masonik memang marak di Indonesia.

    Beberapa buku yang bernuansa anti masonik di tanah air antara lain yaitu: Sorotan Terhadap Freemason ( LPPA Muhamadyah, 1978); Ancaman Global Freemasonry (Harun Yahya); Jejak Freemason dan Zionis di Indonesia (Herry Nurdi dengan kata pengantar Uztads Abu Bakar Ba’asyir, Cakrawala Pub, 2005); Kebangkitan Freemason dan Zionis Di Indonesia (Herry Nurdi, pengantar Uztads Abu Bakar Baaásyir, Cakrawala Pub); Freemasonry melanda dunia Islam (AD El Marzdedeq, Penerbit Gema Syahdida); Tipu Daya Freemason di Asean (Abdullah Pattani, Digital Online Edition Soelfan-Agung 2008, http://www.scribd.com/doc/15746117/Abdullah-Pattani-Freemasonry-di-Asia-Tenggara); Rahasia Gerakan Freemason dan Rotary Club (Muhammad Famin Amin, Pustaka Al Kautsar, 1993 http://www.scribd.com/doc/13725775/Rahasia-Gerakan-Freemasonry-Dan-Rotary-Club); Pater Beek, Freemason dan CIA (M.Sembodo, Penerbit Galan, 2008); Dajjal dan Simbol Setan (Toto Asmara, Gema Insani Pres, 1998); Doktrin Zionisme dan Idiologi Pancasila: menguak tabir poltik founding fathers Republik Indonesia (M Thalib, Awwas, Irfan S, Wihdah Press, 1999); Zionisme: gerakan menaklukkan dunia (ZA Maulani, Daseta, 2002); 33 Kunci Menguak Symbol (terjemahan dari 33 Keys Unlocking The Lost Symbol: Thomas Beyer,Jr, Penerbit Bentang, 2010); Kartini Mati Dibunuh: membongkar hubungan Kartini dengan Freemason (Efatino Febriana, Penerbit Navila Idea Yogyakarta, 2011); Kabut Kabut Freemasonry (Yayasan Al-Huda, 2002).



    Selain buku-buku yang dijual bebas di pasaran, kita masih bisa melihat pembicaraan seputar Freemason di negeri kita Indonesia melalui berbagai forum diskusi maupun blog. Kebanyakan memang mempunyai gambaran sebagaimana yang tertera dalam buku-buku anti masonik di atas.


    Beberapa contoh cara penyampaian anti masonik bisa kita lihat sebagaimana di bawah ini.


    Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka itu, Gerakan Freemasonry,adalah musuh-musuh Islam yang berusaha menghancurkan Islam dengan segala daya dan dana, serta dengan 1001 macam tipudaya.Ketika mereka mendapatkan kekuatan, misalnya ada salah seorang anggotanya yang menjadi pemimpin sebuah negara, maka mereka memaksa umat Islam untuk menanggalkan keIslamannya (Pattani, 2008).


    Gerakan ini adalah organisasi Yahudi Internasional yang tidak ada hubungannya dengan tukang batu yang dahulu memang ada pada abad-abad pertengahan. Ia juga tidak ada hubungannya dengan kegiatan pembangunan kapal atau katedral besar seperti dugaan banyak orang. Yang sebenarnya, kiprah gerakan ini adalah bekerja untuk menghancurkan kesejahteraan manusia, merusak tatanan politik, ekonomi, dan sosial di negeri-negeri yang mereka tempati.Mereka memang hobi merusak bangsa dan pemerintahan “Goyim”(Non-Yahudi). Tujuan akhir gerakan ini adalah membangun kembali Haikal Sulaiman yang terletak di Masjid Al-Aqsha (Al-Quds) yang sekarang diduduki Israel, mengibarkan bendera Israel, serta mendirikan pemerintahan Zionisme Internasional, seperti yang ingin diterapkan dalam protokolat, sebuah rencana busuk pemuka Yahudi (Pattani, 2008)



    Bahkan penerimaan akan adanya negara Israel dan mengajak orang untuk bersatu dengan musuh, yaitu kaum Zionis.Langkah yang sekarang dilakukan ialah menghancurkan Mesir demi untuk mewujudkan rencana Freemasonry dan tujuan Zionisme Internasional.Para pendukung Rotary, di dalam buku “Hakikat Rotary” Kerusakan politik yang sedang kita alami, kehancuran ekonomi yang kita saksikan dan kemerosotan sosial yang kita alami serta rusaknya kebudayaan serta pemikiran yang sedang kita rasakan, seluruhnya ini tumbuh dan merajalela pada saat suburnya perkumpulan-perkumpulan Rotary. Aktivitas mereka yang paling mencolok ialah upaya untuk mewujudkan perdamaian mengatakan, “Sebagian anggota perkumpulan ini ada yang telah menjadi anggota selama empat puluh tahun lebih. Tetapi ternyata mereka sampai kini tidak menemukan sedikit pun hubungan antara Rotary dan Freemasonry.Pernyataan seperti ini tidaklah berarti meniadakan adanya tujuan tujuan-tujuan Rotary yang tidak sah dan langkah-langkah rahasia yang berbahaya. Dan seandainya apa yang mereka nyatakan itu benar, bahwa mereka sampai kini tidak menemukan adanya hubungan tersebut, namun tidak berarti bahwa Rotary tidak mempunyai tujuan-tujuan rahasia dan langkah-langkah yang berbahaya (Famin Amin, 1993).


    Tetapi organisasi Freemason ini selalu bekerja untuk menghancurkan kesejahteraan manusia, merusak kehidupan politik, ekonomi dan sosial di negara-negara yang ditempatinya. Juga berusaha merusak bangsa dan pemerintahan non-Yahudi (Goyim, pent.)Tujuan akhir dari gerakan Freemason adalah mengembalikan bangunan haikal Sulaiman yang terletak di masjidil Aqsha, daerahAl-Quds yang diduduki Israel, mengibarkan bendera Israel serta mendirikan pemerintahan Zionis Internasional, seperti yang diterapkan dalam Protokol paracendekiawan Zionis (Famin Amin, 1993).



    Di dunia Arab, Freemason bahkan difatwa haram.


    The College of Islamic Jurisprudence considers Freemasonry one of the most dangerously destructive organisations to Islam and to Muslims.


    The full text of the Fatwa is as follows:



    College of Islamic Jurisprudence, Makkah, 15th July 1978 - concerning: Freemasonry


    “The College of Islamic Jurisprudence, in its session convened at Makkah on 15th July 1978, examined the issue of Freemasonry, of those affiliated with it and the legal Islamic judgment on it, after adequate study of this dangerous organisation, and the boy of literature on it, inclusive of the College’s own published documents, books, and newspaper and journal articles.



    From the totality of writings and texts which the College examined, the following was evinced:



    1. Freemasonry is a clandestine organisation, which hides as well as reveals it operations as it sees fit. Its true principles are guarded from all but its most venerated masters, who have, by virtue of their consecration at Freemasonry’s highest order degrees, proven worth of this honour.



    2. It establishes the relation of its members one to another, in all places of the earth, as is the alleged human brotherhood among all entrants in its organisation, without discrimination as to race, religion, and creed. Such overt misrepresentation of “fraternity” is simple-minded, at best.




    3. It attracts persons whose affiliation is practicable for the organisation; its allure is largely of a personally lucrative nature for the individuals sought. The high-minded principles of this recruitment entail; pledged assistance to any Freemasonic brother the world over; firm support of any Freemasonic candidacy to public office; and unconditional loyalty in all Freemasonic endeavors, even in those where the individual must compromise his sense of honour, justice, truth and right. Such lofty appeals often amass considerable financial contributions.



    4. Admission to Freemasonry is based on the celebration of the new member’s affiliation through symbolic and awe-inspiring ceremonies which serve to frighten the initiate if he is at variance with the instructions; the more threatening orders are issued successively with rank.



    5. Gullible members are left free in the exercise of their religious beliefs; if they do not choose to benefit from the directives of guidance and the assignment of task appropriate to their status ( they remain in lower degrees.

      As to the heretics, rank is calibrated in relation to individual experience and mastery, as well as demonstrated readiness to serve Freemasonry’s purposes, principles, and plans.




    6. It has political aims, and in most political and military upheavals, it has a visible, as well as an invisible, role.



    7. Its original organisational roots are Jewish; its secret global high administration, Jewish; and its activity, Zionist.



    8. In its secret real aims, it is against all religions: in general it seeks to destroy Islam for its Muslim adherents.



    9. It strives to select its membership from among positions of influence - financial, political, social or scientific status ( and to draw to its ranks kings, presidents and ministers, as tools to be manipulated in the forging of its dogma.




    10. It has branches which adopt other names to thus misrepresent and divert attention away from activities which encounter resistance to the name of Freemasonry. Among the most conspicuous branches operating under pseudonym are the Lions and Rotary Clubs; many, under multiple guise, similarly contradict the fundamentals of Islam.


    It has become evident to the College of Islamic Jurisprudence the strong relation of Freemasonry to world Zionist Jewry. Thus it has been able to dominate many officials in the Arab countries concerning the question of Palestine, and to interfere in the Palestine question on behalf of the Jews and world Zionism.


    Therefore, and for the detailed data on Freemasonry’s activity, its considerable danger, its wicked dressing and its cunning aims, the College of Islamic Jurisprudence considers Freemasonry one of the most dangerously destructive organisations to Islam and to Muslims


    Whoever would associate himself with it while in knowledge of its true nature and aims, would be a non-believer in Islam and uncounted among its adherents.”


    Source: Fatwa reproduced in “Freemasonry”, by Muhammad Safwat al-Saqqa Amini and Sa’di Abu Habib. http://www.themasonictrowel.com/Articles/Freemasonry/religion_files/muslim_view_of_freemasonry.htm




    Sejarah Freemasonry di Nusantara


    Freemasonry atau Vrijmetselarij secara aktif di Nederlands-Indië dan Indonesia tahun 1762 -1962. Lodge Freemason pertama dengan nama “La Choisie” dibangun tahun 1762 di Batavia oleh Jacobus Cornelis Mattheus Radermacher (1741-1783) seorang pedagang VOC. Anggota Lodge Freemason ini hanyalah kelompok pedagang VOC. Ayah Jacobus Cornelis, Joan Cornelis Radermacher, adalah seorang Grand Master dari Grand Lodge Nederland di Den Haag. Tahun 1778, Radermacher membangun Lodge “La Vertueuse” juga di Batavia. Lodge baru ini menghususkan diri pada seni dan ilmu pengetahuan, yang anggotanya juga hanya dari kelompok VOC. Di akhir abad ke 18 keanggotaan Lodge terbuka bagi para ambtenaar dimana asisten gubernur jenderal dan juga gubernur jenderal Nederlands Indië menjadi anggota Freemason.

    Namun pada tahun 1810 gubernur jenderal Deandels menganggap bahwa para anggota Lodge Freemason lebih berpihak pada Eropa, sehingga Lodge Freemason oleh Deandels dibekukan, arsip-arsipnya disita, dan orang-orangnya dimasukkan ke dalam tahanan. Baru pada saat gubernur jenderal berikutnya, para tahanan itu dikeluarkan dan Lodge Freemason boleh berdiri kembali. Dari sini kemudian Lodge Freemason terbuka juga bagi kelompok pribumi dan pedagang China.
    Semua raja-raja, pangeran, dan bangsawan di nusantara juga menjadi Freemason. Raden Saleh merupakan orang Jawa pertama yang menjadi anggota Freemason.





    Perubahan dimulai dengan pembangunan pendidikan


    Dengan masuknya filosofi Freemason yaitu sekulerisme, kesetaraan, dan kemanusiaan, anggota Freemason mendorong pemerintah kolonial Belanda untuk membangun sekolah-sekolah di nusantara. Sekolah berbasis sekulerisme yaitu yang memisahkan antara pemahaman saintifik rasional dan agama. Pendidikan berbasis saintifik menjadi dasar pendidikan yang utama, dan agama merupakan tanggung jawab keluarga. Sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda ini lebih banyak diisi oleh anak-anak dari para ambtenaren, bangsawan, pamong desa, pedagang, dan petinggi lainnya. Di tingkat pedesaan didirikan sekolah rakyat ongko loro (dua tahun) dan ongko telu (tiga tahun). Sedang yang ingin melanjutkan harus ke kota. Sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial ini berbeda dengan sekolah-sekolah yang sudah dibangun oleh kelompok agama Islam, yaitu pesantren-pesantren yang lebih berbasis agama.


    Di area politik, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Wahidin Surohadihusodo, merupakan organisasi nasional pertama yang berkembang dengan cepat ke segala kota. Mula-mula didukung oleh mahasiswa-mahasiswa Jawa di Jakarta, lalu berkembang didukung oleh para priyayi dan para elit bangsawan lainnya. Pendiri-pendiri Budi Utomo yang merupakan anggota Freemason, mengadopsi sistem sekuler politik Barat dan menekankan pada humanisme sekuler. Guna meningkatkan ekonomi dan budaya, Budi Utomo mempunyai perhatian dalam dunia pembangunan pendidikan. Berdirinya budi Utomo tanggal 20 Mei hingga sekarang diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Pemikiran Budi Utomo ini kemudian mewarnai garis politik yang berpaham pada sekulerisme – yang kemudian sering disebut sebagai para nasionalis.


    Namun peran Budi Utomo tidak dapat mulus begitu saja, organisasi yang cepat berkembang dalam beberapa tahun sudah beranggotakan lebih dari 10.000 anggota itu, mendapat tentangan da dipapras oleh Sarekat Islam yang didirikan oleh HOS Tjokroaminoto, hingga perannya merosot. Sekalipun demikian, semangat sekulernya masih terus menyala di kalangan para nasionalis.


    Pertentangan kedua kelompok antara agama dan nasionalis ini kemudian yang mewarnai kesepakatan bahwa Indonesia adalah negara Pancasila , bukan negara sekuler dan bukan negara agama. Namun bagaimanapun kedua kelompok itu antara sekuler dan agama masih terus tarik menarik hingga saat ini, yang makin hari makin panas dengan munculnya pemikiran-pemikiran yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara agama serta menuding politik Barat (sekuler) sebagai penyesatan bahkan diharamkan.


    Tetapi mengapa hingga kini kita tidak pernah menemukan pembelaan pihak Freemason akan dirinya yang selalu mendapatkan hujatan di Indonesia? Hal itu karena organisasi Freemason sudah ditutup tahun 1962 oleh Sukarno karena Freemason adalah organisasi anti tirani, anti dogma, rasional dan berkebabasan berpikir, jelas bisa mengoyahkan kediktatoran Sukarno itu sendiri. Hal lain adalah, Freemason adalah organisasi yang menjunjung status quo, yaitu bersikap tidak radikal terhadap berbagai masalah.



    Namun yang menjadi masalah sekarang dengan tidak adanya pelurusan dari pihak Freemasonnya itu sendiri, menyebabkan masyarakat kita bisa menelan begitu saja teori konspirasi dari para anti masonik tanpa ada yang mengkoreksinya. Kecuali jika memang kita sadar, bahwa ada hal-hal yang tidak logis pada informasi itu, yang sebetulnya hanyalah perseteruan antara sekulerisme yang diusung Freemason VS agama.

    http://nl.wikipedia.org/wiki/Vrijmetselarij_in_Nederlands-Indi%C3%AB

    http://www.kitlv-journals.nl/index.php/btlv/article/viewFile/2197/2958

    http://www.britannica.com/EBchecked/topic/83471/Budi-Utomo
    Julia Maria Van Tiel

    Tangis di Pojok Pasar Madinah

    1327843632724812528


    Kasih sayangmu sungguh tak bertepi. Duhai pemilik syafaatul udzma. Ketika si buta di pojok pasar Madinah. Tiada henti memaki dan menghinamu. Engkau selalu meluangkan waktumu. Hanya untuk mendatanginya. Bukan untuk membuat perhitugan dengan Yahudi buta itu melainkan engkau mendatanginya dan Engkau cukupi kebutuhan orang yang selalu mencelamu itu. Engkau bahkan menyuapinya makan. Setelah engkau menghaluskan makanan-makanan itu. Dengan mulut sucimu. Ketika suatu hari sahabat dekatmu, Abu Bakar. Meneruskan perjuanganmu setelah wafatmu. Ia bertanya kepada istri tercintamu. Isteri yang sering engkau panggil khumaira,



    “Wahai puteriku adakah Sunnah kekasihku yang masih ada, dan belum aku tunaikan?” Isterimu yang jelita itu menjawab pertanyaan Ayahandanya dengan lembut,



    ”Duhai Ayah, sudah semua sunnah kekasih ayahanda telah ayahanda tunaikan, tapi ada satu yang belum ayahanda tunaikan” dengan mata berbinar dan pearsaan senang sahabat yang menemanimu di dalam gua itu berkata,



    “Apa itu wahai puteriku?”




    Isteri tercintamu itu menjawab, “Setiap pagi setelah shalat dhuha Beliau selalu keluar membawa makanan kepada orang Yahudi di pojok pasar Madinah.”



    Tanpa menunggu lama sahabatmu itu bergegas mengambil beberapa potong roti yang disiapkan isterinya untuk sarapan paginya untuk diberikan kepada orang yang disebutkan oleh isterimu itu, duhai jiwanya makhluk. Sementara itu di pojok Madinah si Yahudi yang selalu menghina dan mencelamu itu kini tiada lagi terdengar kicauan hinaannya. Mungkin kabar berpulangnya dirimu kehadirat-Nya juga telah sampai kepada si Yahudi itu.



    Sahabutmu itu mendekati Yahudi buta itu, ia kaget karena tiba-tiba keluar dari mulut Yahudi itu adalah hinaan kepadamu wahai yang memiliki derajat kemuliaan tertinggi di antara para Makhluk, “Jangan dekati Muhammad, dia itu pembohong.” Tapi tah sahabat yang juga mertuamu itu tetap dengan lembut dan kasih sayang menyuapkan roti yang ia bawa itu kepada si buta Yahudi itu, belum sampai ke mulut Yahudi buta itu, tangan lembut sahabatmu itu harus terhenti, oleh tangan Yahudi buta itu yang menahannya, “Siapa kamu? Kamu bukan orang yang biasa kemari, jika orang itu kemari aku tidak perlu bersusah payah untuk menguyah makanan ini, tapi bebarapa minggu ini orang itu tidak datang kemari lagi.”



    Mendengaar kata-kata Si Buta Yahudi itu, sahabatmu yang terkenal kelembutan sikapnya itu tak lagi bisa membendung matanya yang telah menelaga, perlahan air mata cinta itu menetas juga. Sambil terisak sahabatmu itu menjawab, “Aku memang bukan orang yang biasa datang kepadamu, orang yang biasa datang kepadamu itu adalah Muhammad Rasulullah yang sekarang telah berpulang ke sisi Tuhannya.”



    Mendengar itu seolah berjuta-juta watt listrik menyengat Si Yahudi buta, “Benarkah orang yang datang kepadaku setiap hari itu adalah Muhamaad yang selalu aku maki dan aku hina?” Dengan tangis yang tak terbendung lagi sebab kerinduan kepadamu wahai pelita kehidupan, sahabatmu itu menjawab, “Benar, dia adalah Muhammad Nabi dan Rasulullah, dan aku adalah salah seorang sahabatnya.”



    Si Yahudi buta itu akhirnya menjerit, menangis dan menyesal atas apa yang dia lakukan selama ini. Betapa orang yang dia hina itu, setiap hari selalu memperhatikannya dengan penuh cinta kasih. Pagi itu pojok pasar Madinah ikut menangis larut dalam tangis dua manusia yang rindu akan manusia suci, manusia yang selalu dirindukan oleh milyaraan umatnya, namanya selalu disebut dalam setiap naik turunnya nafas manusia, engkaulah itu Wahai kekasih Allah.

    Zaenal Abidin

    Muhammad al Fatih (Penakluk Konstantinopel/Istanbul)

    Konstantinopel merupakan salah satu negara terkuat saat itu, 1100 tahun kaum muslimin berusaha menaklukkannya sejak keluar dari bibir rasululllah :13277958621361544688



    Beliau bersabda “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].



    Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Rumiyah?Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah/Roma?Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel.(HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)



    Hadits ini dishahihkan oleh al-Hakim. Adz-Dzahabi sepakat dengan al-Hakim. Sementara Abdul Ghani al-Maqdisi berkata: Hadits ini hasan sanadnya. Al-Albani sependapat dengan al-Hakim dan adz-Dzahabi bahwa hadits ini shahih. (Lihat al-Silsilah al-Shahihah 1/3, MS)



    Ada dua kota yang disebut dalam nubuwwat nabi di hadits tersebut;



    1. Konstantinopel




    Kota yang hari ini dikenal dengan nama Istambul, Turki. Dulunya berada di bawah kekuasaan Byzantium yang beragama Kristen Ortodoks. Tahun 857 H / 1453 M, kota dengan Benteng legendaris tak tertembus akhirnya runtuh di tangan Sultan Muhammad al-Fatih.



    2. Rumiyah



    Dalam kitab Mu’jam al-Buldan dijelaskan bahwa Rumiyah yang dimaksud adalah ibukota Italia hari ini, yaitu Roma. Para ulama termasuk Syekh al-Albani pun menukil pendapat ini dalam kitabnya al-Silsilah al-Ahadits al-Shahihah.



    Benteng Konstaninopel sudah berusaha di taklukaan sejak 1100 tahun sebelumnya mulai dari zaid bin muawiyah- sultan murad 2.



    Akhirnya konstantinopel di taklukkan setelah pengepungan 50 hari lebih pada 1453 M. pelajaran apa yang bisa kita petik dari muhammad al fatih?



    1) Muhammad Al Fatih merupakan pemuda berusia kurang dari 21 tahun saat penaklukkan.




    2) Pemuda yang sangat percaya dengan bisyaroh rasulullah bahwa sebaik-baik pemimpin ialah yang memimpin penaklukan konstantinopel dan roma



    3) Pemuda yang melayakkan dirinya setiap harinya di siang hari meningkatkan kapasitasnya dan di malam hari bertaqarub terus dengan ilahi.



    4) Dia mengumpulkan pasukan-pasukan terbaik di masa itu ,yaitu pasukan inkisariyah



    5) Dia menguasai geopolitik dengan mendirikan 2 benteng di sekitar konstantinopel sehingga memutus logistik konstantinopel dari eropa.



    6)Al Fatih mempersiapannya dengan membangun benteng sepanjang 30 ribu km2 dalam waktu kurang dari 4 bulan. ini yang membedakan orang serius dengan yang tidak serius.



    7)menyiapkan meriam raksasa yang terbesar di masa itu. dia kerahkan hal-hal yang baru di masa itu dengan membariskan 250 ribu pasukan ( 2x lipat jumlah pasukan alexander agung)




    8)al fatih mengerahkan segala cara, sisi darat dan laut



    9) memindahkan 70 kapal melewati bukit dalam waktu SEMALAM. HAL FENOMENAL dan menjadi horor bagi penduduk konstantinopel.



    10)mendirikan menara-menara bergerak



    11) membangun terowongan-terowong yang menggetarkan penduduk konstantinopel



    al fatih di bimbang langsung dengan gurunya , Ustad Syamsudin , sehingga saaat penaklukan konstantinopel , al fatih satu-satunya orang yang tidak pernah meninggalkan sholat tahajud, tidak pernah masbuq sholat berjamaah, tidak pernah meninggalkan sholat dhuha. iya satu-satunya..



    pelajaran berharga buat kita semua adalah modal keimanan/ketakwaan tidak cukup untuk menaklukkan dunia ini, namun juga menguasai hal- hal yang teknis secara expert, sangat serius untuk mempersiapkan hal itu semua.




    muhammad al fatih menguasai 7 bahasa, hafal peta semua kerajaan-kerajaan di eropa beserta sejarah mereka semua, belajar siroh nabawiyah dan sejarah-sejarah generasi shahabat dan generasi selanjutnya, mengumpulkan pasukan terbaik ( pasukan elit inkisariyah ), melatih keimanan pasukannya.



    jadi, tingkatkan iman anda sekuatnya dan tingkatkan juga kompetensi anda secara teknis apapun itu profesi anda.

    www.maf1453.com , presentasi @felixsiauw di muslim entrepreneur forum by hizbut tahrir ,Gedung Semsco Pancoran Jakarta, 26 januari 2012, tweet @ felixsiauw di twitter .
    Ady Saputro

    {Sekedar Review Sejarah} Kehidupan Beragama Nabi Muhammad SAW

    Muhammad Bin Abdullah lahir pada tahun 571 M, dia hidup di tengah masyarakat arab yang jahiliyah. Jahiliyah disini bukan berarti mereka bodoh atau tidak berpengetahuan, namun jahiliyah disini di maksudkan bahwa mereka tak bermoral. Suka mabuk mabukan, judi, dan menyembah berhala. Menginjak dewasa beliau menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang janda yang juga merupakan saudagar kaya raya pada masa itu. Pada usia 40 tahun, beliau menyendiri di Gua Hira untuk merenungkan keadaan kaumnya. Beliau merasa gelisah dengan kelakuan kaumnya yang amoral pada saat itu.

    Pada tahun 611 M, saat beliau sedang menyendiri di Gua Hira. Datanglah Malaikat Jibril menyampaikan wahyu pertama kepadanya, dan sejak saat itu ia resmi diangkat sebagai rasul. Nabi akhir zaman, yang akan memperbaiki kondisi moral masyarakat yang bobrok serta mengajarkan tauhid kepada kaumnya.

    Awalnya Nabi Muhammad berdakwah secara sembunyi-sembunyi, karena takut dengan ancaman kaumnya yang sangat teguh memegang kepercayaan nenek moyang, yaitu menyembah berhala. Namun setelah turunnya perintah untuk berdakwah terang-terangan, Nabi mulai berdakwah secara terang-terangan pada kaumnya. Beliau di tertawakan, diejek, dianggap orang gila dan mengalami perlakuan buruk dari kaumnya.

    Meski mendapat tentangan keras dari kaum Quraisy, namun ajaran islam yang dibawa Nabi Muhammad terus berkembang luas. Pengikutnya semakin banyak, namun sering mendapat siksaan dari kaum Quraisy yang tidak suka dengan Nabi. Banyak budak yang mati syahid saat mempertahankan keyakinannya terhadap Allah, mereka disiksa sampai meninggal. Berbagai kecaman, dan siksaan terhadap pengikut Nabi SAW tidak menggoyahkan iman mereka. Malah semakin teguh. Nabi sendiri pun tak luput dari kekerasan mereka, Nabi pernah dilempari abtu saat berdakwahd i daerah Thaif. Nabi juga pernah dilumuri kotoran saat beliau shalat di Ka’bah. Beliau juga pernah ditawari wanita cantik dan harta kekayaan yang banyak agar beliau menghentikan dakwahnya. Namun Nabi tetap bergeming, ia akan tetap berdakwah sampai islam berkembang luas atau ia mati karenanya.

    Demi keselamatan para pengikutnya, maka Nabi meyuruh mereka Hijrah ke Madinah. Sedangkan beliau sendiri pergi berhijrah setelah semua pengikutnya sampai di Madinah. Disinilah kaum muslimin di sambut oleh penghuni Madinah, mereka bersama-sama bergotong royong membangun Masjdi Nabawi di Madinah.

    Meski mereka bahagia hidup di Madinah, namun kaum muslimin masih merindukan kampung halaman mereka di kota Mekkah. Akhirnya Nabi menaklukkan kota Mekkah pada tahun ke-8 kenabian, maka islam pun semakin berkembang pesat. Berbagai peperangan melawan orang kafir di lalui Nabi demi tetap mempertahankan islam. Nabi tidak saja menjadi pemimpin agama, namun juga menjadi pemimpin negara yang adil dan bijaksana.

    Akhirnya Nabi meninggal pada tahun 11 H, di usia 63 tahun. Dan dimakamkan di Madinah, sepeninggal beliau islam terus berkembang pesat dan maju, sehingga melampaui peradaban bangsa-bangsa lain di masanya.

    El Fietry Jamilatul Insan

    Kisah Tragis Sang Penggagas Republik

    Tan Malaka mungkin hanyalah salah satu dari sekian banyak pahlawan di negeri ini yang terlupakan. Namanya tidak pernah muncul di buku pelajaran sejarah di sekolah-sekolah, meskipun gelar pahlawannya tidak pernah dicabut. Selama lebih dari tiga dasawarsa rezim Orde Baru seolah-olah melabur hitamkan nama Tan Malaka dari panggung pergerakan kemerdekaan hanya karena ia menganut paham Marxisme dan pernah menjadi ketua Partai Komunis Indonesia (PKI), partai yang paling dibenci, dan kemudian ‘dihabisi’ oleh penguasa Orde Baru..
    Tan Malaka lahir di Suliki, Sumatera Barati pada tahun 1897 dengan nama asli Ibrahim. Ipie, sapaan akrab Ibrahim, kemudian menerima anugerah gelar Datuk Tan Malaka pada tahun 1912 sebagai raja di Nagari Pandan Gadang. Tan Malaka kecil merupakan anak yang sangat cerdas, dan karena kecerdasannyalah Tan mendapat kesempatan untuk belajar di sekolah guru Harleem di Belanda. Adalah G.H. Horensma, seorang warga Belanda yang telah menganggap Tan sebagai anaknya sendiri, yang berjasa dalam mencatatkan nama Tan Malaka sebagai orang pribumi pertama yang sekolah di negeri penjajahnya, Belanda.
    Kehidupannya di Belanda inilah yang kemudian mempengaruhi perkembangan pemikiran Tan Malaka ke arah pola pikir Marxis. Selain karena rajin membaca Koran-koran yang berhaluan “kiri”, kondisi Harleem, kota tempat Tan belajar, yang menyuguhkan kemiskinan dan depresi ekonomi serta pengalaman hidup di rumah satu keluarga proletar malang di kota itu telah ‘menjerumuskan’ pemikiran Tan Malaka semakin ke arah “kiri”. Tan sadar akan adanya jurang yang luas dan dalam antara golongan borjuis dan proletar.
    “Tiba-tiba saya berada dalam semangat dan paham yang lazim dinamai revolusioner.” Tutur Tan Malaka seperti yang dituliskannya dalam buku Dari penjara ke Penjara.
    Ideologi Marxisme yang diyakini Tan Malaka tersebut telah merubah secara drastis jalan hidupnya. Ia tidak lagi bisa menjalani kehidupan secara normal seperti orang kebanyakan. Hal ini terbukti setelah ia mampu menyelesaikan pendidikannya sebagai guru selama enam tahun dan kembali ke tanah air. Baru satu tahun kembali ke Indonesia, Tan Malaka harus kembali lagi Belanda. Namun kali ini dengan status sebagai orang buangan. Tan dibuang ke Belanda pada tahun 1922 karena aktivitas politiknya sebagai pemimpin PKI. Namun hal tersebut tidak lantas membuat Tan putus asa, melainkan justru menambah kemantapan hatinya untuk berjuang melawan kapitalisme dan imperialisme yang semakin menyengsarakan dan menindas masyarakat proletar.
    Selama pengasingannya di luar negeri, Tan Malaka aktif dalam organisasi Komintern (Komunis Internasional) yang dipimpin oleh Vledimir Lenin, seorang ‘dewa’ komunis yang berkedudukan di Moscow. Secara memukau Tan menyampaikan pidatonya selama lebih dari lima menit di depan kongres Komintern keempat di Moscow, dalam hal ini Tan Malaka bertindak sebagai perwakilan Indonesia. Kala itu Tan menekankan pentingnya kerja sama dengan kaum Muslim dunia (Pan-Islamisme) untuk melawan kapitalisme. Meskipun gagasannya ini tak didukung, tetapi pidatonya mendapat tepukan gemuruh peserta kongres. Tak hanya sampai disitu, Tan bahkan diangkat sebagai wakil Komintern untuk wilayah Asia Timur. Untuk itu, pada tahun 1923 Tan Malaka pindah ke Kanton, sekarang Guangzhou, kota di selatan Cina yang padat.
    Di sela-sela tugasnya sebagai agen Komintern itulah Tan Malaka menulis sebuah brosur panjang yang berjudul : Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia). Dalam kata pengantar, dia menulis :”Jiwa saya dari sini dapat menghubungi golongan terpelajar (intelektuil) dari penduduk Indonesia dengan buku ini sebagai alat.” Melalui buku ini Tan Malaka tercatat sebagai tokoh pertama yang menggagas secara tertulis konsep Republik Indonesia, jauh lebih dulu disbanding Muhammad Hatta, yang menulis Indonesia Vrije (Indonesia Merdeka) sebagai pledoi di depan pengadilan Belanda di Den Haag pada 1928, dan Bung Karno, yang menulis Menuju Indonesia Merdeka pada 1933. Buku Tan Malaka ini terbit di Kanton pada tahun 1925, namun sayang hanya beberapa eksemplar saja yang sampai di Indonesia. Tan malaka kembali mencetak tulisan panjang itu ketika dia berada di Filipina pada Desember 1925. Cetakan kedua inilah yang kemudian menyebar di Indonesia dan menjadi referensi bagi pejuang-pejuang lain seperti Muhammad Yamin dan Bung Karno.
    Bung Karno sangat mengagumi Tan Malaka dengan menyebutnya sebagai ‘seorang yang mahir dalam revolusi’. Bahkan Bung Karno sempat membuat testamen lisan yang isinya akan menyerahkan kekuasaan kepada Tan jika ia ditangkap oleh sekutu, meskipun selanjutnya dilemahkan oleh Hatta dengan menambahkan tiga nama lagi, yaitu Sjahrir, Iwa Koesoema Sumantri, dan Wongsonegoro.
    Setelah sekitar 20 tahun berada dalam pengasingan di luar negeri, Tan Malaka akhirnya berhasil pulang ke Indonesia dengan menyelinap melalui Medan pada 10 Juni 1942. Saat itu Tan menggunakan nama samaran Legas Husein. Di Indonesia, perjuangan Tan semakin keras dan berapi-api untuk mewujudkan kemerdekaan yang seratus persen dan tanpa kompromi. Ia sangat tidak setuju jika kemerdekaan Indonesia nanti diperoleh sebagai hadiah dari Jepang.
    Di masa sebelum proklamasi, Tan Malaka menyamar sebagai Ilyas Hussein. Dengan nama ini dia bekerja sebagai kerani (juru tulis) di pertambangan batu bara di Bayah, Banten. Disini, Tan alias Ilyas Hussein menyaksikan sendiri nasib Romusha yang sangat memprihatinkan. Romusha mendapat upah 40 sen dan 250 gram beras setiap hari. Uang 40 sen saat itu hanya cukup untuk membeli satu buah pisang. Tan mencoba menggalang pemuda untuk memperbaiki nasib romusha dengan menggagas dapur umum yang menyediakan makanan bagi seribu romusha. Di tempat ini jugalah Tan, yang kala itu sedang menyamar, pernah membantah pidato Bung Karno yang meminta rakyat agar membantu Jepang dalam peperangan karena telah berjasa mengusir Belanda dari tanah air.
    Tak hanya sampai disitu saja, peran Tan Malaka juga sangat besar dalam menggerakkan pemuda untuk menggelar rapat raksasa di lapangan Ikada (sekarang kawasan Monas) pada 19 September 1945, atau sekitar sebulan setelah proklamasi kemerdekaan. Rapat ini memiliki nilai yang sangat penting karena merupakan simbol dukungan massa yang pertama kali terhadap proklamasi kemerdekaan yang waktu itu belum bergema keras dan masih terkesan ‘hanya di atas kertas’. Setelah rapat ini, perlawanan terhadap Jepang kian berani dan gencar.
    Namun, semua perjuangan dan hasil buah pikir Tan Malaka selama ini tidaklah menjadi bahan pertimbangan ketika secara sepihak bung Karno memenjarakannya selama dua setengah tahun tanpa pengadilan. Tidak hanya sampai disitu, jalur gerilya yang dipilih Tan untuk mempertahankan setiap jengkal wilayah Indonesia yang semakin terkikis oleh agresi Belanda dan politik diplomasi yang ditempuh oleh pemerintah Indonesia justru membawanya kepada kematian. Tan Malaka mati ditembak oleh seorang prajurit dari batalion Sikatan karena dituduh telah melawan Soekarno-Hatta.
    Sebuah kisah yang memilukan di tengah perjalanan suatu bangsa dalam mencari jati dirinya. Seorang bapak bangsa yang telah menghabiskan separuh dari umurnya dalam pelarian untuk kepentingan kemerdekaan, justru hidupnya harus berakhir tragis di tangan tentara Republik yang dicita-citakannya.

    Munirul Ichwan