Ini adalah harta karun nyata. Satu dari sekian banyak kisah harta karun yang memukau. Tentang harta senilai 20 juta dollar AS (sekitar Rp 190 miliar) yang terkubur di lepas pantai Florida, AS.
Kisah ini berawal dari pelayaran satu konvoi armada kapal Spanyol yang akhirnya karam di perairan lepas pantai Florida. Mei 1715, satu armada kecil (5 unit) kapal angkut yang dipimpin Jenderal Ubilla, dan satu armada kapal perang (6 unit) dibawah komando Jenderal Echevez, plus 1 kapal tempur Perancis “Grifon” dipimpin Kapten Dare bertemu di dermaga Havana.
Jenderal Ubilla memimpin dengan kapal Regala, diikuti kapal San Roman, Nieves, Urca de Lima, Maria Galante. Kelima kapal ini sarat muatan tembakau, gula, dan benda-benda berharga lain dari perak dan emas, termasuk keramik-keramik berseni tinggi buatan China.
Pada waktu yang ditentukan di pagi yang cerah 24 Juli 1715, dilakukan persiapan akhir keberangkatan ke 12 konvoi kapal tersebut. Konvoi terdepan dipimpin langsung Jenderal Ubilla dengan lima armadanya, menyusul pada jarak tertentu armada 6 kapal lainnya dipimpin Jenderal Echevez, lalu jauh dibelakang kapal tempur Perancis “Grifon”.
Kapal Perancis ini sengaja menjaga jarak dengan kesebelas kapal lainnya, karena mereka mendapat informasi terakhir tentang pelayaran saat itu cukup beresiko. Selain kemungkinan serangan kapal perang musuh ada kemungkinan mengganasnya para bajak laut.
Pada 27 Juli 1715 kapal sudah melintasi selat dan berlayar aman menuju perairan lepas pantai Florida. Ternyata tak ada serangan bajak laut atau kapal-kapal musuh. Jenderal Ubilla dan Echevez merasa lega. Sementara Kapten Dare dengan kapal Grifon-nya tetap menjaga jarak dengan konvoi mereka.
Keesokan harinya, saat melintasi kawasan Segitiga Bermuda, cuaca mulai memburuk. Biasanya dipenghujung Juli memang Samudra Atlantik sering terjadi badai topan dan badai petir. Armada kapal itu mulai menjaga jarak yang aman bersiap melakukan manuver menghindari badai atau arus air yang mungkin menyeret mereka ke kawasan dangkal dan berkarang di Florida.
Sepanjang hari hujan deras dan angin kencang berhembus. Kapal terguncang hebat, namun perjalanan tak bisa dihentikan. Tak ada tempat yang aman untuk menghindari badai topan. Ubilla dan Echevez memutuskan untuk terus melintasi ganasnya laut yang bergejolak. Sementara Kapal Grifon, tak mau ambil resiko dan mulai melakukan manuver ke perairan yang lebih dalam berusaha bergerak memutar menghindar terjangan badai.
Pagi 30 Juli 1715, badai sedikit mereda. Langit masih mendung kelabu gelap. Cuaca terasa sangat panas. Jauh di horizon, Jenderal Ubilla mencatat bahwa ia melihat cahaya ungu bernuansa jingga. Banyak pelaut di kawasan perairan Atlantik percaya bahwa cahaya ungu di horizon Atlantik pertanda buruk. Kemungkinan akan ada topan badai dan petir luar biasa.
Konvoi terus berlayar menuju utara perairan Florida, mengikuti jalur pelayaran yang sudah ditentukan. Hujan kembali mendera. Lebih ganas dari hari sebelumnya. Angin kencang mulai bertiup. Kapal kembali terombang ambing.
Malam 30 Juli 1715. Badai mengamuk semakin ganas. Gelombang laut naik setinggi puluhan meter. Angin bertiup memutar tak tentu arah. Kapal-kapal itu oleng tak tentu arah dan sudah tak bisadikenadlikan lagi. Sebagian awaknya yang berada di geladak tersapu gelombang air laut.
Tiang-tiang layar patah, dek dan geladak hancur terbentur. Kapal Regala yang berada di formasi terdepan limbung terputar dan menghantam karang tersembunyi. Hancur!
Awak kapal-kapal yang lain mulai melakukan prosedur penyelamatan, namun dilaporkan tak ada satu pun kapal yang selamat. Semua hancur, tenggelam dan karam berikut muatannya. Menewaskan sedikitnya 1.000 awak. Hanya Kapal Grifon, yang berhasil keluar selamat dari amukan badai.