Beranda » Gunung Padang Miliki Ruang Ritual Pengorbanan

Gunung Padang Miliki Ruang Ritual Pengorbanan




Sketsa imajiner Gunung Padang 2

"Pengorbanan ritual hingga saat ini masih kami percayai berupa hewan."
Salah satu fungsi ruang yang berada di dalam struktur situs Magalitikum Gunung Padang diperkirakan merupakan tempat penyimpanan peralatan ritual masa lampau. Ruangan berukuran 10x10x10 itu makin menunjang adanya dugaan kegiatan persembahan dari masyarakat kala itu.

Perkiraan tersebut disampaikan Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Barat yang menjadi salah satu pakar dalam Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang, Dr. Pon Purajatnika, Minggu, 24 Juni 2012.

“Terlihat dari struktur religi yang masuk pada tiga konsep sakral, megah dan monumental. Ketiga unsur ini semua, tampak pada konstruksi situs megalitik ini,” tegasnya.

Ia menjelaskan rekam jejak persembahan bisa dilihat dari permukaan gunung hingga ke bagian dalam. Pembentukan ruang di permukaan hingga di bagian bawah, yang sekarang masih dicari, dianggap saling berkaitan. Untuk bagian atas gunung sendiri, terlihat adanya pembagian yang sangat tegas.

Tim memperkirakan, bangunan berbentuk limas di teras pertama bagian tengah, menjadi pusat dari kegiatan ritual. Di tempat ini, ritual pengorbanan dilakukan sebagai bagian dari kehidupan masyarakat kala itu.

"Pengorbanan ritual hingga saat ini masih kita percayai berupa hewan. Ini diperkuat dengan keberadaan ruang di sebelahnya yang lebih dekat ke arah timur. Ruang ini diperkirakan sebagai kandang tempat penyimpanan hewan sebelum dikorbankan," ungkap Pon.

Keberadaan pintu masuk di sebelah timur yang kini sedang dibuktikan oleh para arkeolog, diduga dekat dengan tempat pengorbanan ini. Hal ini makin memperkuat dugaan keberadaan ruang sebagai tempat penyimpanan peralatan pemujaan pada masa itu.

Pada bagian teras pertama, tim menemukan adanya pembatasan dengan teras kedua berketinggian 8,6 meter. Di lokasi ini diperkirakan terdapat singgasana berupa altar kecil di bagian tengah. Singgasana ini diduga sebagai singgasana para tokoh di masa itu yang menyaksikan sesembahan.

Ruang kedua hingga kelima diperkirakan sebagai ruang tertutup bagi masyarakat umum. Ruangan ini tampaknya didesain bagi para tokoh, terlihat dari strukturnya yang tidak terlalu padat dengan undakan setiap teras lebih leluasa.

Sejajar teras ketiga, tim arkeologi mencoba membuktikan adanya lorong masuk ke bagian dalam di sebelah timur. Tim arkeolog mencoba meneruskan hasil temuan dari tim geolog yang disesuaikan dengan sketsa Gunung Padang. Tim juga mencoba menggunakan informasi dari masyarakat setempat yang menyatakan pernah menemukan lorong masuk gunung tersebut.

Ruang yang berada di bagian perut situs megalit Gunung Padang diperkirakan sebagai penghubung. Di tempat ini, diperkirakan berbagai peralatan ritual disimpan baik. Tim berasumsi, ruang tersebut merupakan gudang perlengkapan.

VN



Powered by Blogger.