Pramuka memiliki keterkaitan dengan Yahudi.
Kami Pramuka Indonesia
Manusia Pancasila
Satyaku kudharmakan, dharmaku kubaktikan
agar jaya, Indonesia, Indonesia
tanah air ku
Kami jadi pandumu.
Dalam pramuka ada yang disebut Tri Satya. Tri Satya sendiri diambil dari dua kata yaitu Tri yang berarti tiga dan Satya yang bermakna Kesetiaan. Jadi ada tiga kesetiaan yang harus di penuhi oleh atau dipatuhi oleh setiap anggota Pramuka. Menariknya salah satu sumpah dari Tri Satya adalah menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Indonesia.
Pertanyaannya adalah bagaimana jika kewajiban kita kepada Tuhan (memang Tuhan yang mana? Orang Kristen dan Yahudi juga mengaku punya Tuhan) berbenturan dengan konsep NKRI? Lantas pertanyaan selanjutnya yang menelisik kita adalah mengapa dalam sumpah yang pertama, kata kewajiban kepada Tuhan langsung disandingkan dengan kewajiban terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Padahal semampainya dua janji setia itu dalam waktu bersamaan akan menimbulkan confuse. Sebagai contoh dalam Islam riba itu haram, tapi di Negara ini riba masih diperbolehkan. Dalam Islam, hukuman bagi para pelaku zina harus dirajam. Sedangkan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, jangankan dirajam, anggota dewan saja ikut mesum bersama sekretarisnya. Lantas ketika Islam mewajibkan para perempuan untuk menutup auratnya, apakah Pramuka juga mewajibkan anggota perempuannya mengenakan jilbab? Absurd..
Padahal Allah jelas-jelas berfirman,
وَلاَ تَلْبِسُواْ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُواْ الْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dan janganlah kamu campur-adukkan antara kebenaran dan kebatilan, dan kamu sembunyikan yang benar padahal kamu mengetahuinya."(Qs Al -Baqarah:42 )
Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 yang berlangsung di Kopenhagen, Denmark, bahwa kepanduan di seluruh dunia harus mempunyai tiga sifat. Salah satunya adalah Internasional.
Dikatakan Internasional, karena organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa. Alih-alih ingin menghargai manusia satu sama lain, pernyataan ini lebih kuat menjurus kepada pluralisme agama layaknya sekte theosofi Yahudi yang berikrar bahwa kebenaran lebih tinggi daripada agama.
Jika dilihat sejarahnya, Baden Powell (1857-1941) sebagai pendiri Gerakan Kepanduan (Scout Boy) sendiri adalah seorang komunis. Maka itu diawal pertumbuhannya, Gerakan Kepanduan sangat dekat dengan simbol swastika. Menurut penulis biografi Michael Rosenthal, latar belakang Powell menggunakan lambang swastika adalah sebagai tanda terimakasih Gerakan Kepanduan karena ia tergolong simpatisan Nazi.
Dalam biografinya yang berjudul Baden Powell (London: 1989), Tim Jeal mengatakan bahwa Powell sering mengungkap kekagumannya terhadap Buku Meinz Kampf Adolf Hitler. Dalam catatan harian yang ditulisnya, Powell bahkan mengapresiasi ide-ide yang baik tentang pendidikan, kesehatan, propaganda, dan organisasi yang keluar dari buku pimpinan Nazi tersebut.
Fakta mengejutkan justru ditunjukkan oleh Oly Nikon Learner. Ia mengaku memiliki sebuah medali orisinal dari seorang anggota kepanduan di tahun 1950-an. Medali ini dengan jelas menunjukkan hubungan Gerakan Kepanduan dengan Nazi. Ia menulis,
I know the wearer of this (who died in the 1950s) had met repeatedly with Baden-Powell since he was a senior Greek Boy Scout leader. This being a "friendship" medal, he must have gotten it as part of the recognition of the Greek Boy Scouts by the big chief. Fascinating!
Gerakan Kepanduan Powell juga menjadikan Fleur de Lis sebagai lambang gerakannya. Fleur de Lis sendiri merupakan bahasa Prancis untuk bunga Lily. Lambang ini telah digunakan oleh banyak organisasi dan kerajaan di dunia ini. Termasuk Knights Templar (Poor Knights of Christ) yang merupakan cikal bakal Freemason dan Kepanduan Dunia
Selanjutnya hubungan Nazi dengan Gerakan Kepanduan berjalan demikian intens. Maret 2010 lalu, sebuah dokumen badan intelijen Inggris, MI5, yang diungkapkan kepada publik menunjukkan bahwa Nazi pernah mengincar organisasi kepanduan Inggris untuk dijadikan rekan kerjasama. Saat itu, Jerman dan Inggris memang sedang terlibat dalam perlombaan senjata yang semakin lama semakin memanas.
Menurut dokumen tersebut, kelompok Hitler Youth dan Nazi berencana untuk mengadakan tur bersepeda yang melibatkan Gerakan Kepanduan. Sebuah pertemuan telah dilangsungkan oleh Baden-Powell sebagai kepala gerakan kepanduan, dan Joachim von Ribbentrop, duta besar Jerman. Dalam suratnya kepada Ribbentrop, Baden-Powell mengatakan, "Saya setulusnya berharap bahwa kita mampu memberi pernyataan untuk (bekerjasama) melalui para pemuda dari kedua belah pihak.". Allahua'lam.
(Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi)