Bermula untuk mengangkut batubara pada zaman penjajahan Jepang maka dibangunlah jalan kereta api dari Saketi ke Bayah yang berjarak sekitar 90 km. Pembangunan jalan kereta ini konon mengorbankan jiwa sekitar 93.000 orang, peristiwa pembangunan jaringan Kereta Api inilah yang akhirnya terkenal sebagai Rhomusa. Di Bayah juga pernah tinggal salah seorang tokoh pemikir republik yaitu Tan Malaka yang menyamar dengan nama Iljas Husein dengan beberapa buku hasil pemikirannya berhudul Madilog, beliau berperan besar dalam membantu para romusha. Bayah terletak di selatan Banten pulau jawa dengan pesisir pantainya yang indah, merupakan tempat wisata yang menarik dan eksotik. ada beberapa pantai di Bayah, yaitu pantai Bayah, pantai Pulomanuk, pantai Sawarna, pantai karang Taraje, pantai tanjung Karang, pantai ciantir dan lain-lain. Kini Bayah adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Indonesia. Beberapa puing hasil kerja Rhomusa itu hingga kini masih dapat kita lihat sepanjang sisi jalan antara kecamatan Malingping hingga kecamatan Bayah, sangat disayangkan Infrastruktur yang dulu harus dibayar dengan 93.000 nyawa itu kini hanya terbengkalai dan meninggalkan puing-puing sisa, sedangkan hingga kini penambangan Batu bara itu masih berjalan, sangat arif agaknya apabila pemerintah kita dapat menghidupkan kembali jalur ini dengan tujuan menghargai korban Rhomusa, meningkatkan Pariwisata serta mengurangi beban Jalan Raya, yang di Banten Selatan terkenal dengan kondisinya yang memprihatinkan……semoga
Iskandar Zulkarnain