Identifikasi mumi kini tidak perlu lagi dilakukan dengan membuka dan memotong bagiannya. Teknologi baru dengan Sinar X dan CT Scan cukup memungkinkan ilmuwan untuk menguak informasi yang disimpan oleh mumi berusia 2000 tahun.
"Anda bisa menda[atkan informasi lewat pencitraan medis tanpa merusak artefak yang sangat berharga, tak seperti di tahun 60an dimana anda harus membukanya," kata Sarah U Wisseman, pakar mumi dari University of Illinois, Urbana Campaign.
salah satu mumi yang berhasil diidentifikasi dengan Sinar X oleh Wisseman adalah mumi anak-anak yang hidup antara 332 SM hingga 395. Mumi ini sudah dideskripsikan di buku Wisseman berjudul "The Virtual Mummy" yang terbit tahun 2003.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa tulang tengkorak bocah yang jadi mumi tersebut retak. Meskipun analisa sebelumnya telah mengetahui adanya retak tersebut, namun lewat analisa Sinar X diketahui bahwa keretakan tulang tengkorak jauh lebih besar.
"Ada bagian tulang yang tertekan masuk ke dalam rongga tengkorak. Kami masih belum mengetahui apakah ini terjadi sebelum atau sesudah anak ini mati," jelas wisseman seperti dikutip New York Times, Senin (31/10/2011) lalu.
Fakta lain yang ditemukan adalah tanda rambut di bagian samping kepala, menngindikasikan bahwa mumi ini berasal dari keluarga kaya. Bukti lain yang mendukung adalah adanya pigmen merah pada pembungkus mumi yang diimpor dari Spanyol.
Jenis kelamin anak tersebut masih belum diketahui. Tulang pinggul mumi rusak sementara bagian tangannya menutupi bagian genital. Wisseman akan mempresentasikan temuannya di simposium mumi di universitasnya. Teknologi Sinar X dan CT Scan menurutnya membuat studi arkeologi menjadi lebih mudah.