Diproduksi Setelah 8 Tahun Riset, Menelaah 60 Kitab Tafsir
===================================
Kisah-kisah al-Qur’an yang diangkat ke layar lebar atau dijadikan film tentu bukan pekerjaan mudah. Diperlukan banyak nara-sumber baik kitab-kitab klasik sejarah, tafsir, hadis, serta beragam eksplorasi lainnya.
Pasti yang lebih pelik lagi adalah ketika menukil sumber-sumber hadis yang sahih dan membedakannnya dari hadis-hadis Israiliyyat yang banyak bersileweran dalam berbagai kitab hadis.
Mengutip dari situs www.isyraq.wordpress kita bisa melihat betapa seriusnya penggarapan film ini. Film ini dibuat selama 4 tahun dengan menelan biaya produksi kurang-lebih 70 Milyar Rupiah.
Film besutan /Farajullah Salahsyur/ ini merupakan hasil dari 8 tahun riset di perpustakaan al-Azhar Mesir dan telaah kurang-lebih 60 kitab tafsir disamping kunjungan ke museum /Musée du Louvre/, Paris, lantaran di museum ini, benda-benda purbalaka peradaban kuno Mesir banyak tersimpan.
Untuk memproduksi film ini agar betul-betul mendekati keadaan sebenarnya, di pinggiran kota Teheran, dibangun replika kota “Thebes” (yang selama berabad-abad merupakan ibu kota Mesir Kuno) sebagaimana Thebes yang asli, ada sungai Nil, ada patung Luxor atau Spinx, pahatan-pahatan kuno, dan patung Amenhotep III ayah Amenhotep IV, yang kemudian mengubah gelarnya menjadi Akhenatun setelah menjawab seruan Yusuf menyembah Tuhan Yang Esa.
Kini setelah dua tahun proses pembuatan film Nabi Yusuf as ini, replika kota Thebes itu pun dijadikan sebagai museum oleh dinas pariwisata dan kebudayaan pemerintah setempat.
================================
Selama ini kita mengetahui kisah Nabi Yusuf as ini hanya secara narasi
lewat Al-Quran dan dari buku-buku.
Maka melalui film yang cukup panjang ini … hampir semua kehidupan Nabi
Yusuf dikisahkan secara detil dan ‘hidup’.
Dengan menonton film sepanjang 34 episode ini, kita akan benar-benar
memahami bagaimana beratnya tempaan yang dihadapi oleh Yusuf as yang
harus menghadapi berbagai ujian dan cobaan sehingga akhirnya beliau
dianugerahi derajat kenabian.
Lewat film ini pula keluarga kita, terutama anak-anak kita akan belajar
contoh-contoh nyata akhlak islamiah seperti misalnya bagaimana
senantiasa berlindung dan bergantung hanya kepada Allah SWT, selalu
dekat dengan Allah, menyayangi kaum terlantar, para dhuafa dan
masyarakat yang tertindas.
Satu hal juga yang membuat kita patut kagum dengan produsen film ini,
sebagaimana seharusnya film Islami, film besutan sineas Iran ini tampil
dengan para pemain yang semuanya menutup aurat dengan sopan. Kendati ada
segmen kehidupan Mesir Kuno, di mana para wanitanya bermodel rambut khas
mereka, namun pakaian para wanita ditampilkan tertutup, sehingga sangat
aman kita tonton bersama anak-anak kecil sekalipun.