Alkisah sekitar akhir tahun 1970 an menjelang awal tahun 1980 an,ketika pamor Pesantren masih jaya-jayanya dan peran kyai pemimpin-pemimin sebuah pesantren begitu masih sangat dihormati dan masih sangat di dengar oleh santri ataupun mantan santrinya,alumni pesantren.
Saat itu di daerah Jawa Barat pasti akan kenal dengan yang namanya Ki Balap (maaf saya lupa nama asli Kyai yang dimaksud,mudah-mudahan ada pembaca yang bisa menambahkan,siapa nama asli kyai termaksud).
Ciri khas kyai tersebut adalah jika berdakwah,memakai cara seperti mendongeng khas Sunda.Yaitu bercerita kisah-kisah klasik yang di modifikasi sedemikian rupa tetapi warna dan nilai dakwahnya sangat dalam dan berselera humor yang tingi.Beliau lebih ngetop dan tenar di masa itu dengan sebutan Ki Balap.
Sehingga Mustami,pendengar yang sedang tolabul ilmu tidak jenuh bahkan memori ingatannya akan materi yang disampaikan teringat terus hampir sepanjang masa.Selain humor yang khas mengena.tidak norak dan tidak dibuat-buat,kisah-kisahnya membumi,diangkat dari kisah kehidupan sehari-hari yang kadang konyol,urakan sok alim dan belajar untuk berbuat kesolehan.Karena itu pamor sebagai Kyai nya sang Ki Balap tidak tercemar atau mengundang cemooh para muslimin,bahkan semakin menghormati beliau.Dengan cara yang antik tersebut.
Selama “mendongeng” mengisahkan materi dakwahnya,sesekali di selingi oleh nadom (serupa nasyid) atau lagu yang seperti nyanyian yang dilagukan sangat khas Ki Balap,lagunya khas dengan cengkok Priangan yang kental.Berisi petuah-petuah yang dikemas dalam bahasa yang menasehati tapi tidak menggurui,atau kisah dongeng nya sesekali di lagukan pula. Termasuk juga salawat dan pujian pada Allah dan sanjungan kepada Nabi Muhammad SAW.
Tidak ada nada menyindir atau bahkan menghina agama lain apalagi memprovokasi,atau berkampanye terselubung sebuah partai .Tidak, setahu saya tak ada.Kaset-kasetnya masih ada sampai sekarang.Sangat membumi dan banyak berurusan dengan masalah akhlak yang mulia atau akhlakulkarimah.
Dari salahsatu seri materi dakwahnya yang paling populer adalah kisah Ki Ahmad (Mas Ahmad),yaitu seorang tokoh ulama Islam sejati yang sifat-sifat dan kepribadiannya di karakterkan mendekati sifat-sifat Nabi.
Ki Ahmad di ceritakan banyak di ledek teman-temannya karena kesederhanaan dan kesahajaan serta kejujuran dan kesabaran serta ketawakkalannya,pasrah kepada Tuhan setelah berusaha semaksimal mungkin.Padahal ilmu agama dan kehidupan Ki Ahmad ini bukanlah orang sembarangan.Bisa dikata Ki Ahmad orang yang mumpuni,linuwih dan penuh berisi ilmu tauhid dan ilmu pengetahuan.
Menjadikan Ki Ahmad menjadi orang berilmu,berisi dan sholeh berakhlak mulia itu bukan dengan cara yang mudah.Di kisahkan ki Ahmad berjuang mesantrennya saja lebih dari 20 tahun di tambah dengan hidup berkelana dari Pesantren satu ke pesantren lainnya untuk menambah wawasan.Beserta kisah keprihatinannya selama mencari ilmu dengan berbagai perilaku sederhana ,tirakat yang sabar.ulet rajin dan cerdas serta terkadang agak ironis karena serba kekurangannya akan materi dan biaya.
Ki Ahmad sewaktu-waktu suka menyamar menjadi orang biasa,tujuannya untuk menggali lebih dalam kenyataan riil di masyarakat tentang apa dan bagaimana kenyataan hidup,perilaku dan suara hati nurani ummat di lapangan.Penampilannya terkenal dengan suka berpakaian sederhana dan memakai kopiah (peci) khas Indonesia.(Peci yang selalu dipakai Pak Karno begitulah gambarannya. ).
Peci inilah yang membuat ki Ahmad suka di olok-olok dan yang membuatnya tersohor.Yaitu peci beludru hitam yang kalau sudah berumur tua dan lama banyak kena hujan dan panas,warna hitamnya akan luntur dan akan berwarna kemerah-merahan lusuh dan kusam.
Yaitu gambaran bagi orang miskin yang tidak mampu membeli kopiah baru,sehingga kopiah butut pun selalu dipakainya setiap saat.Ki Ahmad dalam menyamar untuk menambah ilmunya suka memakai kopiah ini.Termasuk ketika menguji Cinta sang calon isterinya,anak Kyai Sepuh salahsatu gurunya.
Ki Ahmad menyamar menjadi orang miskin,si kopiah merah ketika calon isterinya mau bertemu muka dengan beliau.Dan dikisahkan karena keduanya sama orang sholeh (dijamannya..hehe)..putri Kyai sepuh itu menerima lamaran cinta Ki Ahmad,walau berkopiah lusuh dan sudah kemerah-merahan pirang saking miskinnya,karena sang putri tahu,pribadi Ki Ahmad,adalah pribadi linuwih penuh ilmu dan berkepribadian yang mulia.
Pun ketika kisah Ki Ahmad yang menyamar menjadi pembantu tukang masak di suatu Perayaan Keagamaan di sebuah pesantren Besar (jaman dahulu kalau ada hajatan,konsumsinya selalu memasak sendiri,biasanya di buat sebuah tempat memasak dengan tungku-tungku dari batu dan genteng di belakang rumah Pak Kyai Sepuh).
Ki Ahmad menyamar menjadi tukang masak,lengkap dengan peci kebesarannya hehe..peci yang lusuh dan sudah pirang kemerahan.Misi Ki Ahmad yang sudah jadi Mama Kyai Sepuh saat judul ini di buat.Tengah menyamar untuk menguji Muridnya yang akan menjadi Da’i nya nanti pada acara puncak peringatan tersebut.
Singkatnya sampailah pada acara puncak,dimana disebutkan oleh MC bahwa saatnya sekarang untuk mendengarkan tausiah dari Kyai yang sedang ngetop masa itu.Katakanlah sebagai kyai dua juta umat.Yang tidak lain adalah muridnya Ki Ahmad yang tengah menyamar jadi juru masak di pinggir dapur dekat tungku,dan berkopiah merah nan lusuh.
Ketika di tengah-tengah pembicaraan “penting”,ketika semua ummat tengah terpukau oleh kepiawaian sang pendakwah,di tengah tepuk sorak kekaguman para ummat,ditengah sedikit kesombongan dan kelalaian si pendakwah menggebu-gebu menyampaikan materi,dan mencatut salahsatu ayat-ayat dalil keterangan dari kitab-kitab sumber hukumnya.Terjadilah kesalahan mengatakan sebuah keterangan..?.ummat awam dan ulama yang di depan mimbar tak begitu sadar bahwa Dai yang tengah berkhotbah telah mengambil literatur yang salah,atau ada satu dua kyai sepuh yang mendengar dan tahu,tetapi mereka mendiamkan saja tak “interupsi’,mungkin karena sungkan dan menghargai Kyai Kondang yang semakin membusa dakwahnya.
Ki Ahmad,yang dari sejak detik pertama selalu mendengar dan memperhatikan tingkah muridnya di podium sangat tahu,muridnya telah berbuat salah.Yaitu telah salah mengutip sebuah ayat,yang bagi orang yang mengerti dan sadar,itu akan membahayakan nilai-nilai kebenaran yang seharusnya.Bahkan akan membahayakan agama dan umat,bahkan akan membahayakan kemanusiaan.
Dikisahkan saat itu Ki Ahmad yang berpenampilan pisik sebagai orang msikin,hanya pembantu juru masak yang kotor di dapur yang punya hajat.Ki Ahmad dengan lantang maju ke forum ke depan mimbar dan permisi interupsi….!!.
Terkejut semua umat,merah padam sang Dai Kondang,semua khalayak tersentak.Peristiwa langka dan luar biasa tengah terjadi…
Yaitu seorang ulama besar,seorang publik pigur,seorang pendakwah pavorit umat,sekarang ” diprotes oleh seorang miskin,berpeci lusuh kemerahan saking bututnya.
Ki Ahmad berkata lantang: ” Hai saudaraku Dai Kondang,maaf beribu maaf,,keterangan tentang “X” tersebut maaf itu salah..dan yang benar adalah “INI’..”.Ki Ahmad lalu menerangkan secukupnya,tidak berlebih tidak ada muatan apapun,menerangkan yang sebenarnya .
Apa terjadi,karena Sang Murid yang Kyai Kondang juga orang mulia,maka ditanyalah siapa engkau dan siapa sebenarnya engkau?.dikisahkan Ki Ahmad akhirnya membuka identitasnya dan minta maaf ke hadirin.
Sang Murid lalu merangkul Ki Ahmad gurunya,dan berkata ke khalayak ramai,umat.Bahwa benar apa yang dikatakan Gurunya tadi dia telah menerangkan sebuah keterangan yang salah,karena kelalaiannya.
Demikian sepenggal kisah klasiknya KI Balap yang berdakwah dengan elegan dan tidak menggurui umat.tetapi tetap di kenang dan bermanfaat.
***
Kepada rekan yang bernama Ahmad,mohon maaf nama tokoh cerita di atas di sadur sesuai kisah aslinya.
Salam takzim saya kepada Ki Balap (Kyai yang juga seniman,mudah-mudahan ilmu yang Pak Kyai amalkan menjadi sebuah amal sholeh&Amin).