Beranda » Istana Al-Bahia, Mutiara di Kota Marrakech (1)

Istana Al-Bahia, Mutiara di Kota Marrakech (1)



Istana Al-Bahia, Mutiara di Kota Marrakech (1)





Istana Al-Bahia di Kota Marrakech, Maroko.

Berada di lereng barat daya pegunungan Atlas, Marrakech merupakan kota tua yang menjadi simbol keagungan sejarah Maroko. Orang Barat menyebutnya Marrakesh dan literatur di Indonesia menamainya Marrakus.

Kota ini dibangun pada 1062 M oleh Yusuf bin Tasyfin atau Ibnu Tasyfin dari Dinasti Murabitun. Dinasti ini menguasai Maroko setelah kekuasaan Dinasti Fatimiah di negeri itu tumbang.

Kota itu merupakan yang terbesar kedua di Maroko setelah Casablanca. Penguasa Dinasti Murabitun memilih Marrakech sebagai pusat pemerintahannya. Marrakech dipilih karena berada di kawasan yang netral di antara dua suku yang bersaing untuk meraih kehormatan menjadi tuan rumah di ibukota Dinasti Murabitun tersebut.

Selama berabad-abad, Marrakech dikenal dengan sebutan 'seven saints' atau tujuh orang suci. Ketika sufisme begitu populer semasa kekuasaan Moulay Ismail, di Marrakech sering diadakan festival 'seven saints'.

Pada 1147 M, kota yang mendapat julukan 'Mutiara dari Selatan' ini diambil alih Dinasti Muwahhidun. Pada masa itu, bangunan penduduk dan tempat-tempat ibadah dihancurkan.

Namun, penguasa baru itu kembali merekonstruksi seluruh bangunan yang ada di Marrakech. Pada 1269 M, Marrakech diambil alih Dinasti Marrin dan ibukota dipindah ke Fez. Dinasti ini sempat mengalami kemunduran pada 1274 M hingga 1522 M. Mulai 1522 M, Saadians mengambil alih kekuasaan Marrakech. Kota Marrakech yang berubah miskin itu kembali bergairah setelah dijadikan ibukota Maroko Selatan.

Pada akhir abad ke-16 M, Marrakech kembali mencapai kejayaannya. Secara budaya dan ekonomi, Marrakech menjadi kota terkemuka dan terdepan di Maroko. Saat itu, jumlah penduduknya mencapai 60 ribu orang.

Pada 1669, Marrakech dikuasai sultan Maroko dan ibukota kembali pindah ke Fez. Pada pertengahan abad ke-18, Marrakech kembali dibangun Sultan Muhammad III. Pada awal abad ke-20, Prancis banyak membangun bangunan bergaya Prancis. Ketika Maroko meraih kemerdekaan pada 1956, ibukota kerajaan berpindah ke Rabat.

Kini, Marrakech menjadi salah satu kota budaya yang dilindungi UNESCO. Di kota itu banyak berdiri masjid serta madrasah peninggalan masa kejayaan Islam. Di samping juga banyak ditemukan bangunan istana peninggalan kekhalifahan Islam.

Salah satunya adalah Istana Al-Bahia, yang kini menjadi objek wisata yang menarik minat para wisatawan lokal maupun mancanegara. Di Marrakech juga banyak sentra kerajinan tangan. Sebagai kota tua yang dijadikan objek wisata, Marrakech juga banyak memiliki museum.

Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Nidia Zuraya




Powered by Blogger.