RMOL. Tim Bencana Katastropik Purba telah memastikan bahwa di bawah bebatuan di puncak Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, tersimpan atau lebih tepatnya tertimbun sebuah bangunan yang membuktikan bahwa manusia-manusia yang tinggal di kawasan nusantara ribuan tahun lalu memiliki teknologi dan peradaban yang begitu tinggi.
DR. Danny Hilman kepada Rakyat Merdeka Online mengatakan bahwa bangunan yang tertimbun di bawah Gunung Padang itu sepertinya lebih mirip Machu Pichu di Peru, Amerika Selatan, yang merupakan peninggalan Empirium Inca. Bedanya, Machu Pichu dibangun pada tahun 1450, sementara bangunan yang tertimbun di bawah Gunung Padang diperkirakan berusia 6.700 tahun. Ini berarti, piramida Cianjur itu jauh lebih tua dari piramida yang ada di Giza, Mesir, yang diperkirakan dibangun pada 2800 SM.
Salah seorang ahli yang terlibat dalam Tim Bencana Katastropik Purba itu juga mengatakan bahwa prinsip bangunan mengerecut ke atas, apakah yang ada di Machu Pichu atau di Giza, dalam dunia arkeologi disebut punden berundak.
“Punden berundak itu istilah arkeologi kita untuk bangunan serupa step piramida,” ujarnya.
Sementara Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB), Andi Arief, mengatakan, penemuan piramida Cianjur ini seharusnya menjadi awal membangun kesadaran baru memandang masa lalu dari berbagai disiplin ilmu.
“Kita sudah harus mengubah cerita dan persepsi tentang leluhur nusantara yang seringkali disebut kelam, tinggal di goa, kerjanya memanah dan berburu, tidak berbaju, tak mengenal teknologi, dan sebagainya,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka Online Rabu siang (8/2) sebelum berangkat ke Bali untuk mengikuti konferensi yang dihadiri para peneliti Indonesia.
“Kita harus sabar pada beberapa media massa dan segelintir pengamat nyinyir yang sedang tidak menghormati masa gemilang kejayaan leluhur nusantara,” sambungnya lagi.
Lantas, bagaimana dengan Gunung Sadahurip?
“Sadahurip tinggal menunggu satu lagi tahap scientific yakni pengeboran,” jawabnya singkat.