Ilmuan masih tutup mulut terkait temuan Curiosity di Planet Mars ini.
(NASA)
Curiosity, wahana robotik atau rover milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dilaporkan memperoleh temuan besar di planet Mars. Namun, para ilmuwan masih tutup mulut terkait penemuan itu.Temuan ini didapatkan oleh robot enam roda selama bertugas menganalisis sampel-sampel instrumen yang ada di planet Mars (Sample Analysis at Mars/ SAM). Sampel ini didapat di wilayah Rocknest, Kawah Gale, tempat pertama kali rover mendarat.
SAM adalah miniatur laboratorium kimia yang ada di dalam kendaraan Curiosity, dan bertugas mengambil sampel dari batu, tanah, dan udara yang ada di Mars, serta mencari tahu terbuat dari apa sampel-sampel itu. Intinya, SAM mampu mengidentifikasi senyawa karbon organik yang mengandung bahan-bahan yang bisa menunjukkan kehidupan.
Meski masih tutup mulut, para ilmuan memastikan penemuan ini sangat penting. "Data-data yang kami temukan bisa masuk ke dalam buku-buku sejarah, dan ini akan menghasilkan dampak yang baik," kata John Grotzinger, Kepala Ilmuwan di Tim Curiosity, dalam wawancaranya dengan NPR dan dilansir Dailymail, Rabu 21 November 2012.
Sementara itu, para ilmuwan lain yang dikonfirmasi oleh space.com mengatakan bahwa temuan ini akan didiskusikan dan dianalisa terlebih dahulu di American Geophysical Union, di San Francisco, California, pada 3 Desember 2012. Tim Curiosity masih membutuhkan waktu untuk memeriksa dan mengecek temuan ini. Mereka menegaskan bahwa penemuan ini bukan suatu kebetulan, tapi benar-benar dicari.
Sebelumnya SAM nyaris membuat kesalahan besar saat menganalisa sampel udara di Mars. Saat itu, SAM mengidentifikasi ada senyawa metana di udara Mars, sementara metana dihasilkan di bumi. "Saat itu kami menyadari bahwa SAM membawa udara dari bumi, dan kami segera mengurangi udara yang didapatkan oleh SAM. Setelah mengambil sampel udara kedua, tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan gas metana tersebut," ujar John Grotzinger.
Curiosity mendarat di pusat kawah besar di Mars pada 5 Agustus yang lalu. Wahana yang menelan biaya US$2,5 miliar ini akan bertugas selama dua tahun. Curiosity akan membantu para ilmuan memahami dengan lebih bagus tentang kondisi lingkungan Mars dari waktu ke waktu dan menilai apakah Mars dapat mendukung dan menyimpan bukti kehidupan mikroba, baik saat ini, masa lampau, ataupun di masa yang akan datang.
Tujuan utama proyek Curiosity ini memang untuk mengetahui potensi kehidupan di kawasan kawah Gale, dengan melihat ciri-cirinya dari geologi dan geokimia. Dan juga menyelidiki kandungan air di lokasi pendaratannya untuk mengukur spektrum radiasi di permukaannya.
Saat ini, kendaraan rover ini sudah mengumpulkan beberapa sampel pasir dan debu di kawasan Rocknest. Selain itu ditemukan juga senyawa kimia dan mineral yang mirip dengan yang terdapat di pasir vulkanik di Hawaii.
Untuk menganalisa senyawa-senyawa di Mars, digunakan teknologi sinar-X untuk mengungkap struktur atom dan kristal di tanah Mars. Ini merupakan pertama kali bagi teknologi yang disebut dengan difraksi sinar-X digunakan untuk menganalisa tanah di luar bumi. (umi)
Eko Huda S, Tommy Adi Wibowo