Partikel-partikel itu tiba bukan dalam kondisi "seragam" dari semua arah.
Livescience.com, edisi 30 Juli 2010, studi menunjukkan bahwa sinar kosmik berlebih datang dari satu bagian di langit, dan sinar kosmik yang kurang kadarnya datang dari bagian lain.
"IceCube sebenarnya bukan dibangun untuk mengamati sinar kosmik. Sinar kosmik hanya dianggap latar belakang saja," kata peneliti dari University of Wisconsin-Madison, Rasha Abbasi.
Studi-studi sebelumnya telah menemukan adanya kemiripan kemiringan (yang disebut anisotropy) di langit di atas Kutub Utara Bumi. Namun, baru kali ini ilmuwan melihat pola-pola aneh tersebut di langit benua paling ujung selatan planet Bumi.
"Namun, kami punya miliaran event mengenai sinar kosmik yang kemudian menjadi sangat menarik," tambahnya.
Abbasi mengatakan, salah satu penjelasan untuk mengungkap misteri sinar kosmik ini adalah bahwa sebuah bintang kemungkinan mati dalam ledakan supernova di yang relatif dekat dengan (Kutub Selatan), dan sisa-sisa ledakan itu mungkin bercampur membentuk sinar kosmik yang mendominasi sinyal-sinyal yang diterima oleh IceCube.
"Pada awalnya, kami tidak tahu apa yang harus kami harapkan," kata Abbasi. "Melihat anisotropy ini meluas ke langit Kutub Selatan merupakan hasil tambahan dari efek-efek misterius, entah itu karena daerah magnetis yang mengelilingi kami atau karena sisa-sisa ledakan supernova di sekitar sini," terang Abbasi.
Apakah misteri tersebut bisa diungkap atau tidak, observasi ini bisa membantu ilmuwan untuk lebih memahami sinar kosmik yang terbentuk. Penemuan oleh IceCube mengenai sinar kosmik ini dijelaskan secara detail dalam jurnal Astrophysical Journal Letters edisi 1 Agustus 2010.