Beranda » KEBERADAAN FREEMASONRY DI INDONESIA

KEBERADAAN FREEMASONRY DI INDONESIA



بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allooh سبحانه وتعالى,
Dalam pertemuan yang lalu, kita telah membahas tentang sepak terjang Freemasonry Yahudi secara umum di dunia, maka kali ini kita akan memperdalam kajian tersebut dengan membahas tentang Keberadaan Freemasonry di Indonesia. Oleh karena kita ini adalah ummat Islam yang tinggal di Indonesia, maka hendaknya kita perlu mengetahui apa yang terjadi di negara kita ini berkaitan dengan Freemasonry Yahudi dan penyebaran ideologinya yang ternyata keberadaannya adalah sudah sejak lama di Indonesia; sehingga dengan demikian kita bisa melindungi ‘aqiidah baik diri sendiri maupun anak-anak kita sebagai generasi penerus bangsa dan juga kaum Muslimin pada umumnya.
Kita akan memulai kajian ini dengan suatu pertanyaan: “Benarkah Freemasonry Yahudi ada di Indonesia?
Jawabannya haruslah jawaban dengan melampirkan fakta-fakta sejarah, sehingga tidak bisa dipungkiri lagi tentang keberadaan Freemasonry Yahudi tersebut.
Namun demikian, hendaknya dengan semakin mengetahui hal ini maka semoga dapat menjadi penebal Iman kepada Allooh سبحانه وتعالى, dan menjadikan kita semakin waspada dengan keberadaan Freemasonry Yahudi tersebut yang sesungguhnya mengancam ‘aqiidah kaum Muslimin di Indonesia, khususnya Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah.
Ingatlah akan firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Al Baqoroh (2) ayat 120 berikut :
وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
Artinya:
Orang-orang Yahudi dan Nashroni tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allooh itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allooh tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”
Hendaknya kaum Muslimin (khususnya di Indonesia) mencamkan peringatan Allooh سبحانه وتعالى tersebut, dan lalu menajamkan pandangan dan hati nuraninya. Melalui serangkaian fakta-fakta yang berasal dari buku-buku literatur sejarah, maupun video yang insya Allooh akan kita bahas ini, dapatlah diketahui betapa Freemasonry dan penyebaran ideologi Yahudi erat kaitannya dengan sejarah bangsa Indonesia, bahkan simbol-simbol mereka pun dapat ditemui bertebaran baik dalam bentuk bangunan atau gedung-gedung hingga rancangan tata kota yang tidak mungkin kita bisa merombaknya kecuali dengan kekuasaan Allooh سبحانه وتعالى.
Janganlah kaum Muslimin di Indonesia terlena dan merasa tenang dengan jumlahnya yang mayoritas, tetapi perhatikan adakah Islam dan Syari’at Islam yang mewarnai tatanan kehidupan keseharian dirinya ataukah justru ideologi Freemasonry Yahudi yang mewarnainya?
Diantara literatur yang bisa membantu untuk membuktikan keberadaan Freemasonry (– yang dalam bahasa Belanda disebut:Vrijmetselaarij –) di Indonesia antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Vrijmet selaarij: Geschiedenis, Maats chapelijke Beteekenis en Doel” (Freemason: Sejarah, Arti untuk Masyarakat dan Tujuannya) yang ditulis oleh Dr. Dirk de Visser Smith pada tahun 1931.
  2. Geschiedenis der Vrymet selary in de Oostelijke en Zuidelijke Deelen” (Sejarah Freemason di Timur dan Selatan Bumi) yang ditulis oleh J. Hagemen J.Cz. pada tahun 1886.
  3. Geschiedenis van de Orde der Vrijmetselaren In Nederland Onderhoorige Kolonien en Londen” (Sejarah Orde Freemason di Nederland di Bawah Kolonialisme) yang ditulis oleh H. Maarschalk pada tahun 1872.
  4. Gedenkboek van de Vrijmet selaaren In Nederlandsche Oost Indie 1767-1917” (Buku Kenang-kenangan Freemason di Hindia Belanda 1767-1917), yang diterbitkan secara resmi pada tahun 1917 oleh tiga loge besar yaitu: Loge de Ster in het Oosten (Batavia), Loge La Constante et Fidele (Semarang), dan Loge de Vriendschap (Surabaya).
  5. Indisch Macconiek Tijdschrift” (Majalah Freemason Hindia), sebuah majalah resmi milik Freemason Hindia Belanda yang terbit di Semarang pada 1895 sampai awal tahun 1940-an.
  6. Vrijmetselarij en samenleving in Nederlands-Indie en Indonesie 1764- 1962” (Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764- 1962) ditulis pada tahun 1994 oleh Dr. Th. Stevens, seorang peneliti yang juga anggota Freemason. Buku ini telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia pada tahun 2004.
(Silakan baca PDF buku ini di: http://www.scribd.com/doc/49346274/Tarekat-Mason-Bebas-Dan-Masyarakat-Di-Hindia-Belanda-Dan-Indonesia)

Literatur-literatur yang mengungkap tentang keberadaan Freemasonry Yahudi di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda tersebut, sampai sekarang masih tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Bahkan “Buku Kenang-kenangan Freemason di Hindia Belanda 1767-1917” memuat secara lengkap operasional, para tokoh, dokumentasi foto, dan aktivitas loji-loji yang berada langsung di bawah pengawasan Freemason di Belanda. Buku setebal 700 halaman yang ditulis oleh Tim Komite Sejarah Freemason ini adalah bukti tak terbantahkan tentang keberadaan jaringan mereka di seluruh Nusantara.
Theosofi adalah bagian dari jaringan Freemason yang bergerak dalam kebatinan. Aktivis Theosofi pada masa lalu, juga adalah aktivis Freemason. Cita-cita Theosofi sejalan dengan Freemason.
Lalu apakah misi Freemasonry tersebut?
Dalam buku “Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962”, karya Dr. Th. Steven dijelaskan misi organisasi yang memiliki simbol Bintang Daud ini yaitu :
Setiap insan Mason Bebas mengemban tugas, dimana pun dia berada dan bekerja, untuk memajukan segala sesuatu yang mempersatukan dan menghapus pemisah antar manusia.”
Jadi, misi Freemason adalah “menghapus pemisah antar manusia!”. Salah satu yang dianggap sebagai pemisah antar manusia adalah agama’.
Maka, jangan heran, jika banyak manusia berteriak lantang: ”Semua agama adalah sama”. Atau, ”Semua agama adalah benar, karena merupakan jalan yang sama-sama sah untuk menuju tuhan yang satu.” (– Sementara “tuhan yang satu” yang dimaksud mereka itu bukanlah Alloohسبحانه وتعالى, melainkan Lucifer / Syaithoon –)
Paham yang dikembangkan Freemason adalah humanisme sekular. Semboyannya: liberty (kemerdekaan), egality (hak asasi), fraternity (persaudaraan).
Jadi, memang erat kaitannya antara pengembangan liberalisasi, sekularisasi dan misi Freemason.
(Sumber: http://indocropcircles.wordpress.com/2011/11/20/sejarah-freemason-di-indonesia-awas-freemason-di-indonesia-bisa-bangkit-kembali/ )
Perhatikan struktur organisasi Freemasonry pada piramida dibawah ini, dimana lapis pertama dari piramida tersebut adalah menciptakan “Secular Humanism”. Dengan kata lain Freemasonry Yahudi berada dibalik penyebaran ajaran sekulerisme (– yaitu: memisahkan antara agama dengan pemerintahan, atau dengan kata lain adalah menjadikan suatu negara tidak berhukum dengan hukum Allooh سبحانه وتعالى –) yang merupakan bagian dari ideologi mereka, dengan tujuan agar manusia melepaskan diri dari dien / agamanya dan pada akhirnya menjadi seorang yang atheis sebagaimana yang mereka putuskan dalam Konggres Freemasonry Internasional yang diadakan di Paris, Perancis pada tahun 1900 M, yaitu bahwa: “Tujuan (target) Freemasonry adalah mendirikan republik anti agama secara internasional.”

Hal ini telah dijelaskan oleh Syaikh Dr. Gholib bin Ali Al ‘Awaaji dalam Kitabnya yang berjudul “Madzaahib Fikriyyah Mu’ashiroh Tantashibu illa Al Islaam” (Paham-Paham Pemikiran Kontemporer Yang Mengatasnamakan Islam). Silakan baca kembali bahasan tentang hal tersebut dalam transkrip ceramah berjudul “Mengapa Gerakan Freemasonry Tersebar” yang pernah dimuat pada Blog ini, atau klik http://ustadzrofii.wordpress.com/2012/09/06/mengapa-gerakan-freemasonry-tersebar/)
Kajian kita kali ini akan dibagi menjadi 3 bagian yakni:
1. Bangunan dan Peninggalan Freemasonry di Indonesia
2. Kaitan Freemasonry dengan sejarah Republik Indonesia
3. Tokoh-Tokoh Freemasonry Indonesia
I. BANGUNAN & PENINGGALAN FREEMASONRY DI INDONESIA
I.1. LOJI / LOGE
Loji (Loge) adalah tempat ibadah para pengikut Freemasonry, dimana mereka berkumpul untuk melakukan pemujaan kepada “yang maha terang” (– yakni: Lucifer / Syaithoon –), yang dalam ritualnya anggota Freemason tersebut akan melantunkan nyanyian kerohanian dan upacara pemanggilan arwah orang mati.
Loji yang pertama kali dibangun adalah di ‎Batavia oleh (seorang Belanda) Albertus van der Parra (1761-1775). Loji itu diberi nama “La Choisie (Terpilih)” atas ‎prakarsa Joan Cornelis Radermacher.
Sedangkan loji yang paling terkenal di Indonesia adalah Adhuc Stat alias Loji Bintang Timur di Menteng, Jakarta Pusat (sekarang adalah Gedung BAPPENAS). Dulu, gedung ini dikenal masyarakat luas sebagai “Gedung Setan”, karena sering dipakai sebagai tempat pemanggilan arwah orang mati oleh para anggota Mason.
Jadi keberadaan Freemasonry Yahudi di Indonesia adalah sudah sejak zaman penjajahan Belanda. Bahkan logo VOC sendiri adalah berkaitan dengan simbol hexagram Bintang Daud, yang merupakan simbol organisasi Yahudi Freemasonry tersebut.

Berdasarkan literatur yang ada, hingga tahun 1926 M saja, sentra-sentra Freemasonry tersebut berjumlah tidak kurang dari 22 loji yang bertebaran di berbagai tempat di Nusantara, antara lain yaitu:
1) Loge La Choisie di Batavia (1764-1766)‎
‎2) Loge La Fidele Sincerite di Batavia (1767)‎
‎3) Loge La Virtuese (1769)‎
‎4) Loge La Constante et Fidele di Semarang (1801)
5) Loge De Vriendschap di Surabaya (1809)
6) Loge De Ster in Het Oosten (Loji Bintang Timur) di Batavia (1837)‎
7) Loge Matahari di Padang (1858)‎
8) Loge Princes Frederik der Nederlanden di Rembang (1871)‎
9) Loge L. Union Frederic Royal di Surakarta (1872)‎
10) Loge Prins Frederik di Kota Raja – Banda Aceh (1880)‎
‎11) Loge Veritas di Probolinggo‎
12) Loge Arbeid Adelt di Makassar (1888)‎
13) Loge Excelsior di Bogor (1891)‎
14) Loge Tidar di Magelang (1891)‎
15) Loge St. Jan di Bandung (1896)‎
16) Loge Fraternitas di Salatiga (1896)‎
17) Loge Humanitas di Tegal (1898)‎
18) Loge Malang (1901)‎
19) Loge Blitar (1906)‎
20) Loge Kediri (1918)‎
21) Loge Het Zuinderkruis (Rasi Pari) di Batavia (1918)‎
22) Loge De Broerderketen (Segitiga) di Jember (1926)‎
Dan jumlahnya terus bertambah hingga tahun 1962, dimana pada tahun tersebut Freemasonry dinyatakan terlarang di Indonesia.
Adapun loji-loji berdasarkan urutan nomor dari Freemasonry Belanda ketika mereka menancapkan ‎pondasinya di Indonesia adalah sebagai berikut:‎
‎1) Loge nummer 31 : La Constante et Fidèle, Semarang, Nederlands Oost-Indië (pada tanggal 31-11-1960 berubah ‎menjadi cabang Loge Agung Indonesia)‎
2) Loge nummer 46 : Mata Hari, Padang, Nederlands Oost-Indië (tidak beroperasi pada tanggal 17-03-‎‎1943 dikarenakan pendudukan Jepang)‎
3) Loge nummer 53 : Mataram, Djokjakarta, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi sejak ‎pendudukan Jepang)‎
4) Loge nummer 55 : l’Union Frédéric Royal, Soerakarta, Nederlands Oost-Indië (berhenti ‎beroperasi sejak pendudukan Jepang)‎
5) Loge nummer 61 : Prins Frederik, Kota Radja, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi ‎selama pendudukan Jepang)‎
6) Loge nummer 65 : Arbeid Adelt, Makassar, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi sejak ‎pendudukan Jepang)‎
7) Loge nummer 70 : Deli, Medan, Nederlands Oost-Indië (ditutup pada tahun 1960 karena pemerintah ‎Indonesia melarang Freemasonry)‎
8) Loge nummer 82 : Tidar, Magelang, Nederlands Oost-Indië (ditutup pada tahun 1960 karena ‎pemerintah Indonesia melarang Freemasonry)‎
9) Loge nummer 83 : Fraternitas, Salatiga, Nederlands Oost-Indië (tidak beroperasi sejak ‎pendudukan Jepang)‎
10) Loge nummer 84 : Sint Jan, Bandung, Nederlands Oost-Indië (tidak beroperasi sejak ‎pendudukan Jepang)‎
11) Loge nummer 87 : Humanitas, Tegal, Nederlands Oost-Indië (tidak beroperasi sejak ‎pendudukan Jepang)‎
12) Loge nummer 89 : Malang, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi sejak ‎pendudukan Jepang)‎
13) Loge nummer 92 : Blitar, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi sejak pendudukan ‎Jepang)‎
14) Loge nummer 109 : De Dageraad, Kediri, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi sejak ‎pendudukan Jepang)‎
15) Loge nummer 110 : Het Zuiderkruis, Mr. Cornelis / Batavia, Nederlands Oost-Indië (in ruste ‎gagaan in 1955)‎
16) Loge nummer 111 : De Broederketen, Batavia, Nederlands Oost-Indië (in ruste gegaan in ‎‎1948)‎
17) Loge nummer 129 : De Driehoek, Djember, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi sejak ‎pendudukan Jepang)‎
18) Loge nummer 149 : Palembang, Nederlands Oost-Indië (ditutup pada 1958)‎
‎19) Loge nummer 151 : De Hoeksteen, Soekaboemi, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi ‎sejak pendudukan Jepang)‎
20) Loge nummer 153 : Serajoedal, Poerwokerto, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi ‎sejak pendudukan Jepang)‎
21) Loge nummer 165 : De Witte Roos, Batavia, Nederlands Oost-Indië (ditutup pada tanggal 14-01-‎‎1958)‎
22) Loge nummer 182 : Purwa Daksina, Batavia, Nederlands Oost-Indië, (pada tahun 1955 di ‎resmikan sebagai Freemasonry cabang Indonesia sampai tahun 1962, karena Freemasonry dinyatakan terlarang di Indonesia)‎
23) Loge nummer 183 : Dharma, Bandoeng, Nederlands Oost-Indië, (pada tahun 1955 diresmikan sebagai Freemasonry cabang Indonesia sampai tahun 1962, karena Freemasonry dinyatakan terlarang di Indonesia)‎
24) Loge nummer 192 : Bhakti, Semarang, Nederlands Oost-Indië (pada tahun 1955 diresmikan ‎sebagai Freemasonry cabang Indonesia sampai tahun 1962, karena Freemasonry dinyatakan ‎terlarang di Indonesia)‎
‎25) Loge nummer 193 : Pamitran, Soerabaja, Nederlands Oost-Indië (pada tahun 1955 diresmikan sebagai Freemasonry cabang Indonesia sampai tahun 1962, karena Freemasonry dinyatakan terlarang di Indonesia)‎
Berikut ini adalah berbagai foto yang merupakan bukti keberadaan Loji-Loji tersebut:
Loji-Loji di Batavia (Jakarta) :




Loji di Bandung:

Loji di Surabaya :

Loge de Vriendschap di Tunjungan, Surabaya.
Loji di Bogor :

Loge Excelsior di Bogor
Loji di Semarang :

Loji di Magelang :

Loji di Mataram (Jogjakarta) :



(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
Loji di Makasar :


Loji di Palembang :

Loji di Kuta Raja, Banda Aceh :



(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
Loji di Padang :

Loji di Medan :

Perhatikan betapa simbol-simbol Freemasonry seperti bintang lima (pentagram), bintang enam (hexagram) yang disebut Bintang Daud, simbol jangka kompas terdapat pada gedung-gedung tersebut, juga ciri khas bangunannya yang berbentuk pilar-pilar Jachin & Boaz.

Kemudian disamping membangun loji-loji, Freemasonry juga berusaha menyebarkan ideologi mereka serta berusaha menguasai perpolitikan Indonesia dengan cara memberikan bantuan keuangan bagi mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang berbakat. Dibangunlah berbagai sekolah dan perpustakaan yang tersebar hampir di seluruh Nusantara. Berikut ini adalah lokasi-lokasi dan waktu berdirinya sekolah-sekolah bentukan Freemasonry tersebut, yaitu:
- Pada tahun 1875, di Semarang
- Pada tahun 1879 di Batavia
- Pada tahun 1885 di Yogyakarta, dua sekolah
- Pada tahun 1887 di Surakarta dan Magelang
- Pada tahun 1888 di Buitenzorg (Bogor)
- Pada tahun 1889 di Padang dan Probolinggo
- Pada tahun 1892 di Semarang, sekolah kedua
- Pada tahun 1897 di tegal
- Pada tahun 1898 di Bandung dan Manado
- Pada tahun 1899 di Aceh
- Pada tahun 1900 di Malang
- Pada tahun 1903 di Malang, sekolah kedua
- Pada tahun 1905 di Bandung, sekolah kedua
- Pada tahun 1907 di Blitar
- Pada tahun 1908 di Surabaya
- Pada tahun 1900 di Padang, Magelang (sekolah kedua) dan Medan, Makasar, Kediri
- Pada tahun 1926 di Malang, sekolah ketiga
Sehubungan dengan perpustakaan, maka di Semarang pada tahun 1875 oleh Freemasonry dibuka sebuah perpustakaan yang disebut “De Verlichting” yang pada tahun 1917 ditempatkan sebagai Perpustakaan Pusat dan Ruang Baca Umum.
Jenis perpustakaan itu dengan berjalannya waktu, muncul hampir bersamaan dengan pembangunan Loji, dimana pada tahun 1877 didirikan pula sebuah perpustakaan di Padang dan kemudian berikutnya:
- Pada tahun 1878 di Yogya
- Pada tahun 1879 di Surabaya
- Pada tahun 1882 di Salatiga
- Pada tahun 1889 di Probolinggo
- Pada tahun 1890 di Buitenzorg (Bogor)
- Pada tahun 1891 di Bandung
- Pada tahun 1892 di Menado
- Pada tahun 1895 di Manado
- Pada tahun 1897 di Tegal
- Pada tahun 1899 di Medan
- Pada tahun 1902 di Ambon
- Pada tahun 1902 di Malang
- Pada tahun 1908 di Magelang
- Pada tahun 1907 di Blitar

I.2. TUGU / OBELISK
Obelisk adalah monumen batu monolitik berasal dari kebudayaan paganisme Mesir Kuno, merupakan simbol nyala api yang mengarah ke atas sebagai pemujaan terhadap Dewa Matahari (Helios / Ra Goddes). Matahari merupakan tuhan tertinggi kaum pagan. Berikut ini adalah Obelisk yang dibangun oleh Fir’aun Ramses II.

Berbagai Obelisk ternyata tersebar di Indonesia, mulai dari Tugu Monas Jakarta, Tugu Pahlawan Surabaya, Tugu Muda Semarang, dan Tugu Jogja.

Tugu Jogja adalah simbol kota Yogyakarta. Dibangun oleh Pangeran Mangkubumi (Sri Sultan Hamengkubuwono I), pendiri Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, untuk memperingati perjuangan bersama-sama rakyat dalam melawan penjajah.
Semboyan yang diusung Pangeran Mangkubumi dalam rangka simbol perlawanan rakyat melawan Pemerintahan Hindia Belanda adalah “Golong Gilig” artinya: Bersatu padunya rakyat dalam melaksanakan perjuangannya.
Simbol ini aslinya digambarkan dengan tiang silinder (gilig) dan sebuah bola (golong).
Bentuk asli ini tidak dapat dilihat lagi karena gempa menghancurkan tugu tersebut di tahun 1867.
Tahun 1889 renovasi dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda (pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VII) dengan merubah beberapa aspek penting (sehingga bentuk dari Tugu Jogja menjadi yang kita lihat sekarang ini) antara lain dengan menambah simbol Bintang Daud pada tugu tersebut.
Sultan Hamengkubuwono VIII (penerus Sultan Hamengkubuwono VII) disinyalir adalah salah satu anggota dari Freemason.

Tugu Jogja (1889 – sekarang)
(sumber foto: http://sunandali.blogspot.com/2011/12/rahasia-logo-logo-freemason-di.html)
I.3. KAWASAN MENTENG & SIMBOL BAPHOMET
Baphomet adalah Dewa Romawi Kuno, yang menjadi lambang pemujaan setan.
Daniel T. Lewis yang mempelajari tentang simbol-simbol sihir (Occultic Symbolism) menjelaskan dalam situsnya lewisdt.com tentang figur Baphomet ini sebagai berikut:
“….Hermes adalah analog dengan (dewa) Mercurius dari Romawi (bintang pagi lainnya). Menurut mitologi, Hermes tergoda Venus dengan bantuan Zeus. Ia melahirkan seorang putra bernama Hermaphroditos. Pan juga dianggap sebagai putra Hermes. Hermaphroditos adalah keturunan biseksual dari utusan dewa Hermes (Mercury) dan Aphrodite (Venus), dewi cinta. Jadi Hermaphroditos diidentifikasikan dengan Baphomet, Ying-Yang, dan kambing Mendez.
Baphomet merupakan simbol yang banyak digunakan oleh Freemasonry.

Perhatikan bahwa ternyata kawasan distrik Menteng didesain membentuk Kepala BAPHOMET. Di kawasan Menteng itu lah terdapat Loji Bintang Timur (Adhuc Stat) yang sekarang menjadi Gedung Bappenas.

(sumber foto: http://sunandali.blogspot.com/2011/12/rahasia-logo-logo-freemason-di.html)
I.4. MUSEUM FATAHILLAH

Gedung Gubernur Jenderal Batavia / Stadhuis of Batavia, yang kini dikenal sebagai Museum Fatahillah, dibangun pada tahun 1707 M.
Di taman belakang Museum Fatahillah (berhadapan dengan Meriam Jaguar dan penjara bawah tanah) terdapat Patung Hermes yang membawa Caduceus / Staff of Hermes (tongkat Hermes), yang sesungguhnya itu merupakan simbol okultis yang banyak digunakan oleh Freemasonry.

Patung Hermes membawa Caduceus di Museum Fatahillah, Jakarta
Perhatikan bahwa simbol Caduceus (dua ekor ular melilit batang tongkat yang bersayap di ujungnya) itu merupakan gambaran dari organ seksual figur Baphomet berikut:

Freemasonry memang organisasi rahasia Yahudi yang banyak sekali menggunakan simbol-simbol okultisme / sihir. Dalam kajian lalu telah kita bahas sebagian diantara sekian banyak simbol-simbol mereka (silakan baca kembali ceramah tentang “Simbol dan Program Internasional Freemasonry” yang pernah dimuat pada Blog ini, atau klik: http://ustadzrofii.wordpress.com/2012/09/25/simbol-program-internasional-freemasonry/)
Ternyata patung Hermes dengan Caduceus-nya pun mempunyai suatu makna yang bila ditelusuri adalah berasal dari paganisme Mesir.
Dalam situs www.avatarpoint.com dijelaskan tentang arti dari Caduceus menurut Madame Helena Blavatsky (pendiri kelompok Theosofi, suatu kelompok yang merupakan kepanjangan tangan dari organisasi Freemasonry dan Zionis Yahudi) sebagai berikut:
Blavatsky stated that the Serpents were ever the emblems of wisdom and prudence is again shown by the caduceus of Mercury. The two serpents, entwined around the rod, are phallic symbols of Jupiter and other gods who transformed themselves into snakes for purposes of seducing goddesses. The serpent has ever been the symbol of the adept, and of his powers of immortality and divine knowledge. It shows the dual power of the Secret Wisdom: the black and the white magic. Caduceus of Thoth.”
Artinya:
Blavatsky menyatakan bahwa Ular perlambang kebijaksanaan dan kehati-hatian itu lagi-lagi ditunjukkan dalam Caduceus dewa Merkurius. Kedua ular, yang melilit batang tongkatnya, merupakan simbol phallus dari Jupiter dan para dewa dimana mereka mengubah diri mereka menjadi ular untuk tujuan merayu para dewi. Ular pernah menjadi simbol ketrampilan / kecakapan, dengan kekuasaannya terhadap pengetahuan yang istimewa terhadap kehidupan yang abadi. Ini menunjukkan kekuatan ganda dari Rahasia Sihir Hitam dan Putih. Caduceus dewa Thoth.”

The Ibis headed Thoth carries a Caduceus
(sumber: http://www.avatarpoint.com/caduceus.html, http://www.whale.to/b/caduceus_h.html)
Kemudian dalam situs lain tentang “History of Alchemy” (Sejarah Alkimia), dijelaskan bahwa dewa Thoth yang tergambar pada hieroglyph diatas, dikenal pula antara lain sebagai dewa Hermes dalam paganisme Mesir atau dewa Merkurius dalam paganisme Yunani. Dalam situs tersebut tertulis sebagai berikut :
Thoth, god of thought and messenger of the gods, was such powerful force in human history that he became associated with a number of different personages down through the ages…. According to the secret dogma of Freemasonry, the sacred name “Hiram Ibif” refers to the first Hermes (“Hermes Ibis,” or the ibisheaded Thoth), who, according to the Masonic tradition, arrived “in the year of the world 2670… Thoth became known as “Hermes” to the Greeks and “Mercury” to the Romans, and some of the characteristics attributed to these versions are of special interest in alchemy. Occasionally he is pictured as a newborn babe, and was sometimes regarded as the god of fertility and rebirth. Just as Thoth was associated with the sacred number eight, the sacred number four was assigned to Hermes, suggesting he was perhaps a more physical incarnation. Nonetheless, as the messenger of the gods, Hermes is endowed with extreme mobility. He wears winged boots and carries a caduceus, which is a winged wand entwined by two serpents.
Artinya:
Thoth, sang dewa pembawa pesan (antara para dewa dan manusia), adalah sosok yang luar biasa dalam sejarah manusia sehingga ia dikaitkan dengan banyak figur berabad-abad lamanya…. Menurut dogma rahasia Freemasonry, nama Hiram Ibifadalah mengacu pada dewa Hermes yang muncul sebagai sosoknya yang pertama kali (yaitu sebagaiHermes Ibis,” atau Thoth berkepala burung Ibis), yang, menurut tradisi Masonik, akan tiba ketika dunia ini berumur 2670 tahun…. Thoth dikenal pula sebagai dewa Hermes dalam mitologi Yunani dan sebagai dewa Merkurius dalam mitologi Romawi, dan beberapa karakteristiknya dikaitkan dengan versi ini adalah memiliki kaitan khusus dengan Alkimia. Kadang-kadang ia digambarkan sebagai bayi yang baru lahir, dan kadang-kadang ia dianggap sebagai dewa kesuburan dan kelahiran kembali. Sama seperti dewa Thoth dikaitkan dengan angka keramat delapan, maka nomor keramat empat adalah untuk dewa Hermes, menunjukkan bahwa ia mungkin ber-reinkarnasi secara fisik. Meskipun demikian, sebagai dewa pembawa pesan, Hermes memiliki kemampuan berpindah tempat yang luar biasa. Dia memakai sepatu bersayap dan membawa Caduceus, yang merupakan tongkat bersayap dililit oleh dua ekor ular.
(sumber: http://bchq33.wordpress.com/2011/06/20/history-of-alchemy/)
Keberadaan patung Hermes di bagian taman dalam Museum Fatahillah Jakarta itu merupakan pemberian dari keluarga Yahudi Ernst Stolz, sebagai tanda terimakasihnya kepada pemerintah Batavia atas kesempatan yang diperolehnya untuk berdagang di Hindia Belanda.
Patung Hermes itu semula terletak diatas jembatan perempatan Harmoni. Sampai dengan tahun 1999 patung tersebut masih tetap berdiri di atas jembatan Harmoni, namun pada tahun itu sempat dikabarkan lenyap dicuri orang. Dinas Kepariwisataan DKI Jakarta menemukannya, lalu agar keberadaannya aman, maka patung Hermes yang asli dipindahkan ke lokasi Museum Fatahillah di dekat Stasiun Beos Kota, Jakarta. Sedangkan di atas jembatan Harmoni dibuatkan replikanya.

I.5. MUSEUM TAMAN PRASASTI – TANAH ABANG

Museum Taman Prasasti semula adalah Kerkhof Laan (Tempat Pemakaman Umum Kebon Jahe Kober) yang dibangun pada tahun 1795, didalamnya terdapat makam orang Belanda Yahudi Freemasonry.
Sebelum kita melihat fakta berupa foto-foto dari apa yang menjadi peninggalan Freemasonry Yahudi di Museum Taman Prasasti ini, maka perlu kiranya dijelaskan beberapa informasi tambahan tentang simbol-simbol okultis / sihir Freemasonry yang belum sempat kita bahas dalam kajian yang lalu, namun simbol-simbol ini pun juga banyak digunakan oleh mereka.
A) Simbol ARM & HAMMER (TANGAN & PALU)
Sebagaimana tertera dalam struktur organisasi Freemasonry yang berbentuk piramida (yang telah kita bahas diawal kajian diatas) bahwa Freemasonry mula-mula akan menciptakan Secular Humanism, lalu naik beberapa tingkat / level keatas adalah Freemasonry hendak menciptakan Communism (Komunisme). Jadi komunisme itu erat kaitannya dengan Freemasonry Yahudi. Nah, hal ini perlu disadari oleh kaum Muslimin, agar mereka senantiasa waspada terhadap upaya-upaya Freemasonry Yahudi tersebut.
Hal ini ditegaskan pula dalam suatu situs Barat oleh John Daniel (seorang peneliti tentang Konspirasi) dalam bukunya yang menarik yang berjudul “Scarlet and the Beast” (Si baju Merah dan sang Binatang), yang diterbitkan pada tahun 1994. Dijelaskan sebagai berikut:
The conspiracy researcher John Daniel illustrates the communist connection with Freemasonry. The most prominent emblem of universal Freemasonry is the square and compass with the letter “G” inside the internal triangle. Daniel notes that this represents the tools used by the Lodge’s Great Architect (false God) to create the heavens and the earth. In reality, the letter “G” represents Gnosticism, the core doctrine of Masonry, and the Generative process (sex act). Masonry is, as Daniel notes, a sex cult.
However, English Freemasonry (the United Lodge of Britain) substitutes a human arm wielding a hammer in place of the “G.” This arm and hammer represents the Mason as the Builder, as “man at work” creating the heavens and the earth. Thus, man becomes God. The arm and hammer is of socialist/communist origins. The same symbol is found on a bestselling brand of baking soda. Noted communist financier and oil corporation CEO Armand Hammer was given his name in honor of the communist movement. Note, too, that the arm and hammer symbol inside the square and compass is configured as a “G.”
Finally, we come to the modified square and compass of French Freemasonry and its Grand Orient Lodge. This Lodge and its membership are decidedly anti-Christian and are markedly pro-communist. In 1877, the Grand Orient Lodge declared, “There is no God but humanity.” Embracing Reason as their God, they replaced the “G” with the now-familiar communist symbol of the hammer and sickle. This represents collective common man, the proletariat.
John Daniel points out that the French Lodge’s substituted symbol inside the typical square and compass forms the letter “G” backward, “which is symbolic of the negation of God.” It was Albert Pike who wrote, in Morals and Dogma”, that there is no real person or entity named “Satan.” Pike claimed that Satan is simply a Force, the negation of God.”

(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
Artinya:
Seorang peneliti Konspirasi bernama John Daniel menggambarkan hubungan yang erat antara Komunis dengan Freemasonry. Lambang yang paling menonjol dari Freemasonry secara global adalah simbol Jangka dan Kompas dengan huruf G” dibagian dalam segitiganya. Daniel mencatat bahwa simbol itu merepresentasikan alat yang digunakan oleh sang Arsitek Agung Loji (yakni Tuhan yang palsu) untuk menciptakan langit dan bumi. Pada kenyataannya, huruf “G” mewakili Gnostisisme, doktrin inti dari Masonry, dan proses generatif (hubungan seksual). Masonry, sebagaimana yang dicatat oleh Daniel adalah sebuah sekte (yang banyak berkaitan dengan) seks.
Namun, Freemasonry
cabang Inggris (LogeSerikat Inggris) mengganti huruf “G” tersebut dengan lengan manusia memegang palu. Simbol lengan dan palu ini mewakili Mason sebagai Pembangun / Pencipta, sebagai “manusia yang sedang bekerja” menciptakan langit dan bumi. Dengan demikian, manusia menjadi Tuhan.Simbol lengan dan palu itu adalah asal-usul dari Sosialis / Komunis. Simbol yang sama juga ditemukan pada merek terlaris dari baking soda. Tercatat bahwa piminan (CEO) perusahaan minyak yang merupakan pemodal Komunis diberi nama Armand Hammer untuk menghormati gerakan Komunis-nya. Perhatikan juga, bahwa simbol lengan dan palu di dalam Jangka dan Kompas dikonfigurasikan membentuk huruf “G.”
Akhirnya, kita sampai pada modifikasi simbol Jangka dan Kompas itu oleh Freemasonry cabang Perancis dengan Loge ‘Grand Orient’-nya.
Loge ini dan anggota-anggota mereka jelas-jelas anti-Kristen dan nyata pro-komunis. Pada tahun 1877, LogeGrandOrientmenyatakan, “Tidak ada Tuhan selain manusia.” Dengan beralasan bahwa itulah tuhan mereka, maka digantilah huruf G” dengan simbol yang sekarang akrab sebagai simbol Komunis yakni palu dan arit (sabit). Hal ini untuk merepresentasikan kebanyakan orang (disana), yaitu kaum proletar.
John Daniel menunjukkan bahwa penggantian huruf “G” pada simbol Jangka dan Kompas yang semula oleh Loge Perancis itu menjadi huruf “G” yang dibaca terbalik, merupakan simbolisasi dari penolakan mereka terhadapTuhan (Allooh).

Adalah Albert Pike yang menulis, dalam bukunya yang berjudul “Moral dan Dogma, bahwa tidak ada orang atau wujud nyata yang disebut Syaithoon (Setan) itu. Pike menyatakan bahwa Syaithoon semata-mata adalah sebuah kekuatan untuk menentang Tuhan (Allooh).”
Perhatikan logo-logo pada produk, institusi dan perusahaan berikut ini yang menggunakan simbol tangan atau palu tersebut:


Spandrel figure at First National Bank Building, Davenport, Iowa, USA (1923). Sculptured by the German-born Adolph Alexander Weinman
(sumber: http://www.bibliotecapleyades.net/sociopolitica/codex_magica/codex_magica28.htm)
Mengapa Komunis ciptaan Freemasonry Yahudi ini memakai simbol tangan terkepal keatas, palu dan sabit? Darimana asal-usulnya? Ternyata setelah diteliti, lagi-lagi mereka mengadaptasi simbol-simbol tersebut dari berbagai kepercayaan pagan (berhala) dari Mesir, Babylonia, Persia, Yunani ataupun Nordik Kuno.
Simbol Tangan Terkepal Keatas
Dalam situs yang sama dijelaskan tentang simbol tangan terkepal keatas itu sebagai berikut:
In all nations where Communist politicians and insurgents operate, these evil men and women invariably identify themselves by making the sign of the clenched fist. The clenched fist represents the (rebellious) attitude of the people of Babylon toward God…. Dr. Peter Ruckman, in his fascinating study of things occulticly black and evil, mockingly titled Black is Beautiful, comments about the raised, clenched fist:
You will find this ‘salute’ being given by all members of the Communist Party in New York, in the 1920s and by the (Stalinist) Abraham Lincoln Brigade, during the civil war in Spain in the 1930s….. In the initiation for the Secret Monitor Degree of the Lodge, the sign of the clenched fist is given in remarkably similar fashion to the Communist salute, with one hand and arm.”

Artinya:
Diberbagai negara dimana para politisi komunis dan pemberontak itu beroperasi, laki-laki maupun wanita yang jahat tersebut selalu mengidentifikasi diri mereka dengan membuat tanda kepalan tinju (keatas). Simbol kepalan tinju (keatas) itu merupakan sikap pemberontakan kaum Babylonia terhadap Tuhan (Allooh)…. Dr. PeterRuckman, dalam suatu penelitiannya yang menarik mengenai sihir hitam yang jahat, yang diberinya judul yang sarkastik yakni “Hitam adalah Keindahan”, memberikan komentar tentang simbol kepalan tangan keatas sebagai berikut: “Anda akan menemukan gaya penghormatan ini diberikan oleh seluruh anggota Partai Komunis di New York, pada tahun 1920 dan oleh Brigade Abraham Lincoln (pengikut Stalin), selama perang sipil di Spanyol pada tahun 1930-an ….. Dalam upacara inisiasi (Freemasonry) untuk memperoleh gelar the Secret Monitor Degree of the Lodge, tanda kepalan tinju (keatas) itu diberikan dalam gaya yang sangat mirip dengan gaya hormat Komunis, yakni dengan satu tangan dan lengan.
(sumber: http://www.bibliotecapleyades.net/sociopolitica/codex_magica/codex_magica28.htm)
Simbol Palu
Lalu bagaimana dengan simbol Palu? Rupanya simbol Palu itu berasal dari kepercayaan mereka terhadap mitologi dewa Petir (Thor) dan dewa Mithras (Aeon / Chronos / Saturnus).
Dalam mitologi Nordik Kuno, Thor (dewa Petir) adalah dewa yang dijuluki “si janggut berambut merah” yang memiliki kekuatan yang hebat. Ia memiliki senjata yang berbentuk palu (godam) Mjolnir yang selalu digunakannya di tiap pertempuran. Dengan palu Mjolnir inilah Thor membuat petir. Lambang Mjolnir dipercaya bangsa Viking sebagai lambang perlindungan.

The Hammer of Thor (Palu dewa Thor)
Kemudian simbol Palu itu juga terdapat dalam patung berhala kuno dewa Mithras, yang dikenal juga dengan nama Aeon / Chronos / Zurvan / Phane / Ahriman / Saturnus dari mitologi bangsa Persia, Romawi dan Yunani. Dewa Mithras / Chronos / Aeon / Saturnus tersebut digambarkan sebagai pemuda berkepala singa yang tubuhnya dililit sejumlah enam kali oleh seekor ular. Ia memiliki 4 buah sayap yang melambangkan empat musim. Masing-masing tangannya memegang kunci dan tongkat panjang yang merupakan simbol otoritas / kekuasaan. Petir terukir pada dadanya. Didekat kakinya terdapat palu dan tang Vulcan, seekor ayam dan buah pinus serta tongkat Caduceus. Dewa Mithras ini dipercayai sebagai dewa penguasa waktu, sehingga ia pun seringkali pula digambarkan sedang berdiri diatas bola dunia.

Simbol Sabit (Arit)
Bagaimana dengan simbol sabit (arit)?
Gambar sabit tersebut berasal dari naskah kuno abad ke-15, yang menggambarkan dewa Saturnus memegang sabit yang merupakan simbol Kematian. Juga gambar sabit itu muncul pada kebudayaan pagan Mesir dimana dewa Osiris menggenggam sabit di tangannya, yang menunjukkan bahwa dewa Osiris (dalam kepercayaan mereka) adalah hakim bagi jiwa-jiwa yang mati.

The Sickle of Saturn (Sabit dewa Saturnus)

The Sickle of Osiris (Sabit dewa Osiris)
Komunis ciptaan Freemasonry Yahudi, kemudian menggabungkan seluruh elemen simbol palu, sabit (arit) dan bintang merah itu kedalam logo resmi mereka.
Demikianlah asal-muasal dari berbagai simbol tangan terkepal keatas, palu dan arit yang melatarbelakangi sejarah munculnya simbol Komunis.
(sumber: http://www.bibliotecapleyades.net/sociopolitica/codex_magica/codex_magica28.htm)
Perhatikanlah, betapa simbol Freemasonry tangan terkepal yang menggenggam palu tersebut ternyata terdapat pada tembok depan Museum Taman Prasasti – Jakarta.

Simbol Tangan & Palu (Arm & Hammer) khas Freemasonry di dinding Museum Taman Prasasti
Di tembok depan Museum Taman Prasasti tersebut juga dapat ditemui simbol Mata Horus (the all seeing eye) dan simbol penggaris jangka khas Freemasonry.

Simbol Mata Horus & simbol Jangka-Kompas khas Freemasonry di dinding Museum Taman Prasasti
B) Simbol OUROBOROS

Makam Mayor Jendral J.H.R. Kohler dan simbol Bintang Daud-nya, di Museum Taman Prasasti – Jakarta
Di Museum Taman Prasasti ini terdapat makam Mayor Jendral J.H.R. Kohler (komandan tentara kolonial Belanda yang memimpin penyerangan ke Banda Aceh pada tahun 1873). Makamnya tampak bersimbolkan Bintang Daud, yakni suatu simbol bintang enam (hexagram) yang juga merupakan ciri khas organisasi Freemasonry Yahudi. Simbol Bintang Daud telah kita bahas dalam kajian lalu.
Pada makam J.H.R. Kohler tersebut terdapat pula suatu simbol yang menggambarkan seekor Ular yang memakan ekornya sendiri. Simbol itu disebut “Ouroboros”, yang diadopsi Freemasonry dari paganisme Mesir.

Apakah Ouroboros itu?
J.C. Cooper dalam buku “Encyclopedia of Traditional Symbols” (terbitan tahun 1978), pada halaman 123-124 menjelaskan sebagai berikut:
Ouroboros: Depicted as a serpent or dragon biting its own tail. My end is my beginning. It symbolizes the undifferentiated; the Totality; primordial unity; self-sufficiency. It begets, weds, impregnates, and slays itself. It is the cycle of disintegration and reintegration, power that eternally consumes and renews itself; the eternal cycle; cyclic time; spatial infinity; truth and cognition in one; the united primordial parents; the Androgyne; the primaeval waters; darkness before creation; the restriction of the universe in the chaos of the waters before the coming of light; the potential before actualization. In funerary art, Ouroboros represents immortality, eternity and wisdom. In Orphic cosmology it encircles the Cosmic Egg. The Alpha and Omega are often depicted with the Ouroboros. Alchemy: The latent power of nature; unformed materia; the opus circulare of chemical substances in the hermetic vessel. Buddhist: Wheel of samsara. Egyptian: The circle of the universe; the path of the sun god. Greek: “All is one”. “The All was from the beginning like an egg, with the serpent as the tight band or circle round it” (Epicurus). Hindu: Wheel of samsara. As latent energy Ouroboros shares the symbolism of kundalini. Sumero-Semitic: The All One.”
Artinya:
Ouroboros: Digambarkan sebagai seekor ular atau naga menggigit ekornya sendiri. “Akhirku adalah awalku”. Itu adalah perlambang yang tidak terbedakan, totalitas, kesatuan primordial, swa-sembada. Ia melahirkan, menikahi, membuahi (menghamili), dan membunuh dirinya sendiri. Itulah siklus disintegrasi dan re-integrasi, kekuasaan yang secara abadi mengkonsumsi dan memperbaharui dirinya sendiri. Siklus abadi, perputaran waktu, simbol ∞ tak terhingga, kebenaran dan kesadaran dalam satu kesatuan, kesatuan primordial orangtua, Androgin; awal mula perairan, kegelapan sebelum penciptaan; kekacauan air dalam pembatasan alam semesta sebelum datangnya cahaya, potensi sebelum aktualisasi. Dalam seni penguburan, Ouroboros mewakili keabadian. Keabadian dan kebijaksanaan. Dalam kosmologi gaib, Ouroboros mengelilingi Telur Kosmik. Alfa dan Omega sering digambarkan dengan simbol Ouroboros. Dalam Alkimia: perlambang kekuatan laten alam, material yang berbentuk, sedangkan dalam biduk Hermetis adalah sebagai lingkaran karya zat kimia. Dalam (kepercayaan) Buddha: sebagai Roda Samsara. Dalam (kepercayaan) Mesir: sebagai Lingkaran alam semesta, jalan menuju sang Dewa Matahari. Dalam (kepercayaan) Yunani: sebagai simbolSemuanya adalah satu” (The all is one). Semua / keseluruhan (“The All”) digambarkan seperti awal mula penciptaan laksana telur, dengan ular yang mengitarinya sebagai pengikatnya” (Epicurus). Dalam (kepercayaan) Hindu: sebagai Roda Samsara. Ouroboros sebagai energi abadi yang berbagi simbolisme dengan Kundalini. Dalam (kepercayaan) Sumero-Semit: simbol “Semua Satu” (The One All).”
Jadi Ouroboros itu adalah simbol keabadian yang muncul dalam berbagai kepercayaan paganisme, dimana ia melambangkan suatu siklus perputaranKehidupan setelah Kematian” atau “Penciptaan setelah Kehancuran”.
Kemudian dalam suatu situs Barat berikut, akan dijelaskan mengapa simbol Ular itu yang dipilih untuk digunakan oleh kelompok-kelompok penyembah Iblis dan pengguna sihir / okultisme, seperti antara lain kelompok Freemasonry :
Texe Marrs in Codex Magica page 268-269 tells us:
The Illuminati and their subordinates, the Masons, honor the Deity of countless names. Yes, one of those names is Osiris, with his son Horus. But the Illuminated Deity is a concealed god who hides his true identity in a multitude of disguises and subterfuges. He is called “The Sun”, the “Central Sun”, “Hiram Abiff”, the one with the “Ineffable Name”, “Ein Soph”, the “Great Architect of the Universe”, “Abaddon”, “Mahabone”, and “Jahbuhlun”. Ostensibly the Illuminati worship a pantheon, a multiplicity of gods. But, not so. These are all fronts for elite worship of Lucifer. He is their true god, the God of Light.
In all their Masonic writings, the most revered of Masonic scholars- Manly P. Hall, Albert Mackey, Albert Pike, etc. -claim that the Masonic rituals and teachings come from the “mysteries” of ancient Babylonians, Egyptians, Greeks, Persians, and others. Thus we glean understanding when we read, in Earth’s Earliest Ages, this statement by G. Pember: There is little doubt that the culmination of the mysteries was the worship of Satan himself.
Illuminist and Masonic theology is solidly based on the Jewish Cabala(Kaballa or Quaballah). Indeed, almost all occult and magical belief systems are founded on the principles and teachings of the Jewish Cabala. In her most famous book, The Secret Doctrine, Blavatsky praised Satan as the teacher of humanity. He is to be thanked, Blavatsky says, for setting men on the path to divinity and liberty. It is, she emphasizes, the Cabala that “unveils the secret.” To what secret is she referring?
Blavatsky flatly states the core doctrine of the mysteries, of occultism, of Illuminism as follows: “The Great Serpent of the Garden of Eden and the Lord God are identical. ” (Helena P. Blavatsky, The Secret Doctrine, (Covina, CA: Theosophical University Press, 1947, 4th ed.) in Marrs p. 269.)
Artinya:
Texe Marrs dalam bukunya yang berjudul “Codex Magica” pada halaman 268-269 menjelaskan bahwa:
(Kelompok) Illuminati dan cabang mereka, (kelompok) Mason, menyembah Dewa yang namanya tak terhitung jumlahnya. Ya, salah satu dari nama itu adalah Osiris, dengan anaknya (dewa) Horus. Tetapi (sesungguhnya) Dewa-nya Illuminati adalah Tuhan yang tersembunyi jati dirinya dalam berbagai penyamaran dan dalih. Dia disebut juga Dewa Matahari (The Sun), Dewa Pusat Matahari (The Central Sun) ,Hiram Abiff, Sang pemilik nama yang tak terkatakan (tak terlukiskan), Ein Soph, Arsitek Agung Alam Semesta, Abaddon, Mahabone, dan Jahbuhlun. (Kelompok) Illuminati tampaknya menyembah banyak dewa. Tetapi sesungguhnya tidak demikian. Pada hakekatnya mereka itu menyembah Lucifer (– Iblis –). Itulah dewa sejati mereka, sang Tuhan Cahaya.
Dari seluruh hasil karya tulis Mason, maka para penulis Mason yang paling terkemuka yakni Manly P.Hall, Albert Mackey, Albert Pike, dan lain-lain; mereka mengklaim bahwa ritual Masonik dan ajarannya itu adalah berasal dari misterikaum Babilonia Kuno, Mesir, Yunani, Persia, dan sebagainya. Dengan demikian ketika membaca Earth’s Earliest Ages sampailah kita pada pemahaman yang berasal dari perkataan G.Pember sebagai berikut: “Ada suatu kecurigaan bahwa puncak dari seluruh misteri ini sesungguhnya adalah penyembahan terhadap sang Iblis (Syaithoon) itu sendiri”.
Teologi kelompok Illuminati dan kelompok Mason secara kokoh adalah berdasarkan pada Kabbala Yahudi (Kaballa atau Quaballah). Memang, hampir semua sistem kepercayaan okultisme dan sihir adalah berdasar pada prinsip-prinsip dan ajaran Kabbala Yahudi.
Blavatsky dalam bukunya yang paling terkenal, The Secret Doctrine, memuji Syaithoon (Iblis) sebagai guru kemanusiaan. Blavatsky menyatakan bahwa Iblis (Syaithoon) itu hendaknya diberi ucapan terimakasih, karena telah menunjukkan manusia menuju jalan keilahian dan kebebasan. Blavatsky menekankan bahwa Kabbala itulah yang membuka “rahasia” tersebut. Rahasia apa yang dimaksud Blavatsky?

Blavatsky dengan tegas menyatakan bahwa doktrin inti dari misteri, okultisme (sihir) dari kelompok Illuminati adalah:Bahwa Sang Ular Besar dari Taman Surga (Eden) dan Tuhan Tertinggi itu adalah sama” (Helena P. Blavatsky, The Secret Doctrine, (Covina, CA: Theosophical University Press, 1947, 4th ed.) in Marrs p. 269.)
(sumber: http://www.bibliotecapleyades.net/sociopolitica/codex_magica/codex_magica13.htm)
Itulah sebabnya mengapa Ular menjadi simbol yang diletakkan di puncak kepala Horus, sebagaimana menjelaskan pula mengapa simbol Ular selalu dipakai oleh kaum penyembah Syaithoon / Iblis (kaum Luciferian), kelompok Theosofi, dan kelompok Freemason, dan Ular itu pun menjadi simbol bagi para Fir’aun.

The eye of the sun, the eye of Ra became also known as the uraeus snake (the cobra). Associated symbol of Ra, a Snake circling the Sun.
(sumber: http://www.esotericonline.net/group/teachings-of-helena-petrovna-blavatsky/page/the-seal-of-the-theosophical-society)
Kita, kaum Muslimin, tentunya ingat akan firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Al Baqoroh (2) ayat 35 ketika Allooh سبحانه وتعالى melarang Nabi Adam عليه السلام untuk memakan buah pohon khuldi namun Syaithoon (yang muncul dalam bentuk ular) lah yang kemudian berusaha menipu Nabi Adam عليه السلام dan Hawa sehingga kemudian melanggar larangan Allooh سبحانه وتعالى tersebut sebagaimana hal ini dijelaskan dalam QS. Thoohaa (20) ayat 120-121:
QS. Al Baqoroh (2) ayat 35:
وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
Artinya:
Dan Kami berfirman: Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang dzolim.”
QS. Thoohaa (20) ayat 120-121 :
فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلَى ﴿١٢٠﴾ فَأَكَلَا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِن وَرَقِ الْجَنَّةِ وَعَصَى آدَمُ رَبَّهُ فَغَوَى ﴿١٢١﴾
Artinya:
(120) “Kemudian syaithoon membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah kutunjukkan kepadamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?
(121) Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurot-aurotnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) Surga, dan durhakalah Adam kepada Robb-nya dan sesatlah ia.”
Nah, Syaithoon (Lucifer) yang digambarkan dalam ayat Al Qur’an ini lah yang disembah dan menjadi Tuhan-nya Freemasonry dan Dewa Tertinggi-nya kaum penyembah Iblis dan pengguna sihir / okultisme. Lalu perhatikan bahwa konsep Ouroboros ini diadaptasi (baik secara sadar / sengaja ataupun secara tidak sadar / tidak sengaja / sekedar ikut-ikutan) dalam logo berbagai perusahaan yang tidak asing bagi kita, juga muncul dalam berbagai produk industri musik dan film, bahkan simbol “Ouroboros mengitari seluruh dunia” digunakan sebagai illustrasi pada buku berjudul “Rencana Global Zionis Mason dan Illuminati” terbitan Yunani sebagai berikut :


(sumber: http://www.bibliotecapleyades.net/sociopolitica/codex_magica/codex_magica13.htm, http://www.whale.to/b/snake_tail.html, http://www.survivalistboards.com/showthread.php?t=185073, http://nurilhudaa.blogspot.com/2011/02/hey-jumpa-lagi-agan2-semua-di-trit.html)
Perhatikan betapa simbol Ouroboros ini terlihat pada makam Mayor Jendral Belanda J.H.R. Kohler di Museum Taman Prasasti – Tanah Abang :

Simbol Ouroboros pada makam Mayor Jendral J.H.R. Kohler di Museum Taman Prasasti

Sebuah makam lain yang juga bersimbol Ouroboros di Museum Taman Prasasti
C) Simbol “X” dan simbol Tengkorak Tulang (the Skull & Bones)
Simbol Tengkorak dan Tulang (the Skull & Bones) telah kita bahas dalam kajian lalu. Simbol yang di masyarakat dikenal sebagai tanda “Bahaya (Danger)” dan “Ber-racun (Poison)” pada label obat-obatan itu, sesungguhnya adalah berasal dari kepercayaan paganisme yang digunakan oleh para penyihir (okultis) untuk memperoleh kekuatan spiritual. Juga merupakan simbol “Kehidupan yang abadi”, yang kerap dipakai oleh Freemasonry.
Sebagai tambahan yang perlu kita bahas disini adalah mengapa peletakan Tulang dibawah Tengkorak itu membentuk huruf “X”?
Dalam situs Barat www.whale dijelaskan tentang “X” tersebut sebagai berikut:
An X is an ancient symbol for change or transformation… long associated in medieval and renaissance art with the coming of the Messiah who shall make all things new.– (Jim Tresner, 33 , the Scottish Rite Journal)
The Illuminist/Masonic meaning of the X is simply this: It is the sign of Osiris, the great (Egyptian) sun God…” — (Texe Marrs, the Dark Majesty)
The sign, or letter X, has a long history of use in the Ancient Mystery Religions, in apostate Judaism, in Freemasonry, and in the occult. The Illuminati elite use it to this day to symbolize key phenomena and mark significant events.

The mysterious letter X seems to take on a wide and varied life of its own, with or without the secret aid of the elite sponsorship. Mark Euston, of the Christian Intelligence Resource Network, in a letter to the author, detailed some of the many examples of the use of the letter X. For example, the well-known science fiction TV show, The X Files.

Pornographic movies are rated X and the more sensational movies in the raw flesh category are touted as XXX, or triple X. Euston noted that we have the Microsoft Corporation creation of X-box, the movie X-Men, off-brand products are called “Brand X,” and of course, there is the U.S. terrorist prison camp, Camp X-Ray at Guantanamo, Cuba. Today’s youth have been called Generation X, and a lot of folks are concerned about a planet, or star, reported to be speeding toward us called Planet X that has occult significance.”
Artinya:
X adalah suatu simbol kuno untuk (melambangkan) perubahan atau transformasisudah lama dikaitkan dengan seni renaisans pada abad pertengahan dengan kedatangan Mesias (– maksudnya: Al Masih Ad Dajjal –pent.) yang akan menjadikan segala sesuatunya menjadi baru.” — (Jim Tresner, 33 , the Scottish Rite Journal).
Secara sederhana makna X bagi kaum Illuminati & Mason adalah: Inilah tanda Osiris, Dewa Matahari (dewa tertinggi bangsa Mesir)…” — (Texe Marrs, the Dark Majesty)
Tanda atau huruf X, memiliki sejarah panjang digunakan dalam paganisme kuno, seperti Yudaisme, atau dalam Freemasonry, dan para penganut okultisme. Para petinggi Illuminati menggunakannya sampai dengan hari ini untuk melambangkan fenomena penting dan menandai peristiwa-peristiwa tertentu.

Huruf X yang misterius itu tampaknya memiliki keberadaan yang luas dan beragam, dengan ataupun tanpa bantuan rahasia dari para petinggi (Illuminati). Mark Euston, dari the Christian Intelligence Resource Network, dalam sebuah suratnya kepada penulis (situs ini), memberikan rincian terhadap beberapa dari banyak contoh penggunaan huruf X. Sebagai contoh adalah film fiksi TV yang sangat terkenal yaitu: The X Files.

Film porno pun diberi kategori X dan film-film yang lebih sensasional lagi dalam kategori menampakkan tubuh secara mentah-mentah akan diberi kategori sebagai XXX, atau triple X. Euston mencatat bahwa kita memiliki perusahaan Microsoft dengan kreasi X-box”-nya, film X-Men, produk-produk dengan merk (brand) X, dan tentu saja, ada penjara AS untuk teroris, “Camp X-Ray” di Guantanamo, Kuba. Para pemuda pada hari ini telah disebut sebagai Generasi X, dan banyak orang yang prihatin terhadap sebuah planet ataupun bintang yang bergerak cepat kearah kita, disebut sebagai Planet X yang memiliki makna yang ghoib. “
(sumber: http://www.whale.to/b/x_h.html)
Kemudian dijelaskan kembali dalam situs tersebut, sebagai berikut:
Nimrod, who was born on December 25th, the High Sabbath of Babylon, was the founder of Babylon and the city of Nineveh. In the history of mankind, Nimrod stands unequalled for his symbolism of evil and Satanic practices. He is credited for having founded Freemasonry and for building the legendary Tower of Babel, in defiance of God’s will. In talmudic literature, he is noted as “he who made all the people rebel against God.” Pes. 94b. The legend of the Midrash recounts that when Nimrod was informed of Abraham’s birth, he ordered all the male children killed, to be certain of eliminating him. Abraham was hidden in a cave, but in latter life he was discovered by Nimrod, who then ordered him to worship fire. Abraham refused and was thrown into the fire.

The legendary symbol for Nimrod is X”. The use of this symbol always denotes witchcraft. When “X” is used as a shortened form meaning Christmas, it actually means “to celebrate the feast of Nimrod”. A double X, which has always meant to double-cross or betray, in its fundamental meaning indicates one’s betrayal into the hands of Satan. When American corporations use the “X” in their logo, such as “Exxon”, the historic Rockefeller firm of Standard Oil of New Jersey, there can be little doubt of this hidden meaning.”
Artinya:
Namrud, yang dilahirkan pada tanggal 25 Desember (hari Sabbat tertinggi dari kaum Babylonia), adalah pendiri Babylonia dan kota Niniveh. Dalam sejarah ummat manusia, Namrud tiada bandingnya sebagai simbol kejahatan dan praktek penyembahan syaithoon. Dia dinyatakan sebagai pendiri Freemasonry serta pembangun menara Babylon yang legendaris, yang menyimpang dari kehendak Allooh. Dalam literatur Talmud, ia tercatat sebagai: “dia yang membuat semua orang memberontak melawan Allooh” (Pes. 94B). Dalam legenda Midrash diceritakan bahwa ketika Namrud diberi kabar tentang kelahiran Nabi Ibrohim, maka ia memerintahkan semua anak laki-laki untuk dibunuh, untuk memastikan musnahnya Nabi Ibrohim. Nabi Ibrohim bersembunyi disebuah gua, tetapi dalam kehidupannya kelak ia bertemu dengan Namrud, yang kemudian memerintahkannya untuk menyembah api. Nabi Ibrohim menolak sehingga ia dilemparkan ke dalam api.

Simbol legendaris untuk Namrud adalahX. Penggunaan simbol ini selalu menunjukkan sihir. Ketika Xdigunakan sebagai singkatan dari Christmas (X-mas), sebenarnya maknanya adalah untuk merayakan hari kelahiran Namrud. Simbol dobel X, selalu diartikan sebagai “Pengkhianatan”, dalam arti yang sesungguhnya adalah untuk menunjukkan pengkhianatan seseorang kedalam genggaman Syaithoon. Ketika perusahaan-perusahaan Amerika menggunakan tanda “X” di logo mereka, seperti “Exxon”, perusahaan minyak Rockefeller yang bersejarah di New Jersey, maka ada kecurigaan bahwa ada makna tersembunyi dibalik logo tersebut.”

Simbol X di dada patung raja Namrud pada paganisme Babylonia Kuno
(sumber: http://www.whale.to/c/nimrod.html)
Allooh سبحانه وتعالى menjelaskan kepada kita, kaum Muslimin, tentang peristiwa Nabi Ibrohim عليه السلام dan Raja Namrud didalam Al Qur’an Surat Al Anbiyaa’ (21) ayat 52-70. Dan Allooh سبحانه وتعالى lah yang menyelamatkan Nabi Ibrohim عليه السلام dengan memadamkan api yang membakarnya itu:
إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ مَا هَذِهِ التَّمَاثِيلُ الَّتِي أَنتُمْ لَهَا عَاكِفُونَ ﴿٥٢﴾ قَالُوا وَجَدْنَا آبَاءنَا لَهَا عَابِدِينَ ﴿٥٣﴾ قَالَ لَقَدْ كُنتُمْ أَنتُمْ وَآبَاؤُكُمْ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ ﴿٥٤﴾ قَالُوا أَجِئْتَنَا بِالْحَقِّ أَمْ أَنتَ مِنَ اللَّاعِبِينَ ﴿٥٥﴾ قَالَ بَل رَّبُّكُمْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الَّذِي فَطَرَهُنَّ وَأَنَا عَلَى ذَلِكُم مِّنَ الشَّاهِدِينَ ﴿٥٦﴾ وَتَاللَّهِ لَأَكِيدَنَّ أَصْنَامَكُم بَعْدَ أَن تُوَلُّوا مُدْبِرِينَ ﴿٥٧﴾ فَجَعَلَهُمْ جُذَاذاً إِلَّا كَبِيراً لَّهُمْ لَعَلَّهُمْ إِلَيْهِ يَرْجِعُونَ ﴿٥٨﴾ قَالُوا مَن فَعَلَ هَذَا بِآلِهَتِنَا إِنَّهُ لَمِنَ الظَّالِمِينَ ﴿٥٩﴾ قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ ﴿٦٠﴾ قَالُوا فَأْتُوا بِهِ عَلَى أَعْيُنِ النَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَشْهَدُونَ ﴿٦١﴾ قَالُوا أَأَنتَ فَعَلْتَ هَذَا بِآلِهَتِنَا يَا إِبْرَاهِيمُ ﴿٦٢﴾ قَالَ بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَذَا فَاسْأَلُوهُمْ إِن كَانُوا يَنطِقُونَ ﴿٦٣﴾ فَرَجَعُوا إِلَى أَنفُسِهِمْ فَقَالُوا إِنَّكُمْ أَنتُمُ الظَّالِمُونَ ﴿٦٤﴾ ثُمَّ نُكِسُوا عَلَى رُؤُوسِهِمْ لَقَدْ عَلِمْتَ مَا هَؤُلَاء يَنطِقُونَ ﴿٦٥﴾ قَالَ أَفَتَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنفَعُكُمْ شَيْئاً وَلَا يَضُرُّكُمْ ﴿٦٦﴾ أُفٍّ لَّكُمْ وَلِمَا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ أَفَلَا تَعْقِلُونَ ﴿٦٧﴾ قَالُوا حَرِّقُوهُ وَانصُرُوا آلِهَتَكُمْ إِن كُنتُمْ فَاعِلِينَ ﴿٦٨﴾ قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْداً وَسَلَاماً عَلَى إِبْرَاهِيمَ ﴿٦٩﴾ وَأَرَادُوا بِهِ كَيْداً فَجَعَلْنَاهُمُ الْأَخْسَرِينَ ﴿٧٠﴾
Artinya:
(52) (Ingatlah), ketika Ibrohim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadah kepadanya?”
(53) Mereka menjawab: “Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya”.
(54) Ibrohim berkata: “Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata”.
(55) Mereka menjawab: “Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-main?”
(56) Ibrohim berkata: “Sebenarnya Tuhan kamu ialah Robb langit dan bumi yang telah menciptakannya; dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu”.
(57) Demi Allooh, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya.
(58) Maka Ibrohim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.
(59) Mereka berkata: “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang dzolim”.
(60) Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrohim”.
(61) Mereka berkata: “(Kalau demikian) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikan”.
(62) Mereka bertanya: “Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrohim?”
(63) Ibrohim menjawab: “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara”.
(64) Maka mereka telah kembali kepada kesadaran mereka dan lalu berkata: “Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri)”,
(65) kemudian kepala mereka jadi tertunduk (lalu berkata): “Sesungguhnya kamu (hai Ibrohim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara”.
(66) Ibrohim berkata: “Maka mengapakah kamu menyembah selain Allooh sesuatu yang tidak dapat memberi manfa`at sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?”
(67) Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allooh. Maka apakah kamu tidak memahami?
(68) Mereka berkata: “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak”.
(69) Kami (Allooh) berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrohim”.
(70) mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrohim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi.
Demikianlah, betapa Raja Namrud dan kaumnya para penyembah berhala itu tidak bisa melawan kekuasaan Allooh سبحانه وتعالى yang memadamkan api yang membakar Nabi Ibrohim عليه السلام. Hendaknya hal ini menjadi pelajaran bagi kaum Muslimin, bahwa betapa pun makar para pengikut Namrud masih terus berlangsung bahkan hingga zaman sekarang, namun apabila kaum Muslimin benar-benar beriman pada Allooh سبحانه وتعالى, maka niscaya Allooh سبحانه وتعالى lah sebaik-baik Penolong dan sebaik-baik Pelindung bagi dirinya.
Simbol “X” juga muncul dalam paganisme Mesir, dimana pose tangan mummi Fir’aun membentuk simbol “X” tersebut :

Osiride pillar of Pharaoh Sesostris I, 12th Dynasty (1971-1926 BCE).From one of the chapels of the sacred precinct of the God Amun in Karnak.

Left: The mummy of Rameses the Great (1279-1213 B.C.)

Estatuas osiriacas del templo de Hatshepsut en Deir el-Bahari.
Perhatikan penggunaan simbol “X” ini secara meluas pada berbagai produk industri musik, film, pada logo-logo perusahaan, juga sebagai simbol dari kelompok rasisme di Amerika yakni Ku Klux Klan. Tidak ketinggalan tentunya adalah “X” pada simbol Tengkorak & Tulang (the Skull and Bones) yang terdapat di sebuah makam pada Museum Taman Prasasti – Jakarta.

(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
(Sumber : http://www.whale.to/c/nimrod.html, http://www.bibliotecapleyades.net/sociopolitica/codex_magica/codex_magica11.htm)

Simbol “X” dan “Tengkorak & Tulang” (the Skull & Bones) di salah satu makam di Museum Taman Prasasti, Tanah Abang – Jakarta
I.6. BUNDARAN HOTEL INDONESIA (BUNDARAN HI)
Mata Satu (The all seeing eye) melambangkan bahwa pengendalian dunia di bawah pengawasan mata Syaithoon / Lucifer (the eye of Lucifer) atau mata dewa orang Mesir Kuno yang merupakan tuhan mereka yang selalu mereka kunjungi di sela-sela pertemuan rahasia yang diadakan para penganut Masuniyyah (Freemasonry).
Perhatikan betapa Bundaran Hotel Indonesia (yang fotonya diambil dari Google Earth) ini mengadopsi simbol Mata Satu (the all seeing eye) tersebut.

I.7. GEDUNG BANK INDONESIA
Adapun di gedung Bank Indonesia, terdapat berbagai simbol Freemasonry sebagai berikut:
1) Bentuk pintu gerbang masuk plaza upacara gedung Bank Indonesia – Jakarta (dari arah pintu masuk Kebon Sirih) adalah mirip dengan Arc de Triomphe yang merupakan salah satu karya Freemason di Paris. Perhatikan kemiripan diantara keduanya.

2) Tiang-tiang dengan bola diatasnya tampak mengelilingi air mancur di gedung Bank Indonesia – Jakarta. Bentuk pilar dengan bola dunia diatasnya itu adalah khas pilar Jachin & Boaz-nya Freemasonry. Bukankah terdapat kemiripan diantara keduanya?
Juga mosaik lantai air mancur gedung Bank Indonesia – Jakarta, yang membentuk bintang bersudut dua belas (12 pointed star), adalah serupa dengan mosaik lantai sisi dalam markas para Freemason Scottish Rite.

Terdapat 12 pilar (yang menjadi ujung dari 12 sudut bintang) di plaza air mancur Bank Indonesia
Capture video dari National Geographic: Freemasons on Trial
Capture video diatas menggambarkan sisi dalam markas para Freemason Scottish Rite. Perhatikan motif bintang bersudut 12 yang memiliki kesamaan dengan plaza air mancur Bank Indonesia.
Angka 12 ini memang termasuk angka yang disukai para Mason, karena angka 12 melambangkan kesempurnaan. Angka 12 itu juga ditemukan di monumen Illuminati (Mason) di Paris, yaitu Arc de Triomphe. Arc de Triomphe ini menjadi pusat dari 12 jalan di sekelilingnya.

Arc de Triomphe – Paris, menjadi pusat dari 12 jalan di sekelilingnya
3) Di tengah plaza upacara Bank Indonesia Jakarta itu terdapat tiang bendera yang dikelilingi lingkaran dengan 8 jalan setapak yang membentuk pola bintang berujung 8 (the 8 pointed star). Dalam dunia okultisme (sihir), bintang bersudut 8 (the 8 pointed star) dikenal sebagai the star of chaos (bintang lambang kekacauan).
Hal ini adalah sebagaimana dijelaskan dalam situs Barat sendiri, dimana dikatakan sebagai berikut:
The Symbol of Chaos originates from Michael Moorcock‘s Eternal Champion stories. In them, the Symbol of Chaos comprises eight arrows in a radial pattern. In contrast, the symbol of Law is a single upright arrow. It is also called the Arms of Chaos, the Arrows of Chaos, the Chaos Star, the Chaos Cross, or the Symbol of Eight.”
Artinya:
Simbol ‘Kekacauan’ adalah berasal dari cerita Eternal Champion (sang Juara Abadi)” karya Michael Moorcock. Didalam cerita tersebut, simbol ‘Kekacauan’ ini adalah terdiri dari delapan anak panah dalam pola radial. Sebaliknya, simbol Hukum / Keteraturan’ adalah dilambangkan dengan sebuah anak panah yang mengarah keatas. Simbol ‘Kekacauan’ disebut juga sebagai the Arms of Chaos (Tangan-Tangan Kekacauan), the Arrows of Chaos (Panah-Panah Kekacauan), the Chaos Star (Bintang lambang Kekacauan), the Chaos Cross (Palang lambang Kekacauan), ataupun the Symbol of Eight (Simbol Delapan).”
(sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Symbol_of_Chaos)
Bukankah hal ini mengingatkan kita akan Hadits Riwayat Al Imaam Ahmad bin Hanbal no: 4142 dan Syaikh Syu’aib Al Arnaauth mengatakan bahwa Hadits ini sanadnya Hasan, dari Shohabat ‘Abdullooh bin Mas’uud رضي الله عنه, dimana beliau berkata:
خط لنا رسول الله صلى الله عليه و سلم خطا ثم قال هذا سبيل الله ثم خط خطوطا عن يمينه وعن شماله ثم قال هذه سبل قال يزيد متفرقة على كل سبيل منها شيطان يدعو إليه ثم قرأ { إن هذا صراطي مستقيما فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله الأنعام : 153}
Artinya:
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم menggariskan pada kami 1 garisan, kemudian bersabda: “Ini adalah jalan Allooh سبحانه وتعالى, kemudian beliau menggariskan beberapa garisan (coretan) kearah kanannya dan kearah kirinya, kemudian bersabda, “Ini adalah jalan yang bercerai-berai. Setiap jalan darinya terdapat syaithoon yang menyeru manusia padanya. Kemudian beliau صلى الله عليه وسلم membaca “Sesungguhnya ini adalah jalanku yang lurus. Maka ikutilah dia. Dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang banyak), sehingga kalian akan bercerai-berai dari jalan-Nya (QS. Al An’aam ayat 153) .”
Jadi Jalan Allooh سبحانه وتعالى itu semestinya hanya digambarkan dengan 1 garis saja, sementara “Jalan yang Sesat” adalah digambarkan dengan banyak garis.
Kemudian dalam situs lain dijelaskan sebagai berikut:
The eight points of the star can be seen as representing eight branches of magick: pure magick, thinking magick, love magick, sex magick, war magick, death magick, wealth magick and ego magick. The chaos star possibly has some historical link with the star of Ishtar. Compare this, ‘Swiftness’ from Aleister Crowley‘s Taro deck…
Artinya:
Bintang bersudut 8 adalah sebagai perlambang bagi 8 jenis sihir: sihir murni, sihir pikiran, sihir cinta, sihir sex, sihir perang, sihir kematian, sihir kekayaan dan sihir ego. Bintang Kekacauan kemungkinan berkaitan sejarah dengan Bintang Ishtar. Bandingkan dengan Kartu Tarot “Swiftness” dari Aleister Crowley…”
(sumber: http://theultimatecomment.com/wiki/index.php/Chaos_Star)
Bintang bersudut 8 yang digambarkan dalam bentuk-bentuk anak panah tersebut dapat ditemui pada kartu Tarot “Swiftness” dari penyihir Inggris yang terkenal bernama Aleister Crowley (lahir tahun 1875, dan meninggal tahun 1947). Atau pada berbagai permainan dan musik bernuansa sihir / okultisme modern seperti: Warhammer dan group musik aliran metal dari Inggris yakni Bolt Thrower. Sedangkan Bintang bersudut 8 (yang tidak dalam bentuk-bentuk anak panah) adalah terdapat pada kartu Tarot Trump XVII “The Star”, juga tampak diadaptasi dalam film “A Space Oddysey” karya Stanley Kubricks.

Left: The symbol of Chaos appears on Aleister Crowley’s tarot set on the card 8 of Wands (Swiftness). Right: The Star Tarot Card – Trump XVII

8 Pointed Star of Chaos from Warhammer & Bolt Thrower – modern occult role-playing games and music.
Stanley Kubricks Octagonal Stargate in 2001: A Space Oddysey
Dalam sejarahnya bintang bersudut 8 tersebut adalah berkaitan dengan the Star of Ishtar yang berasal dari paganisme Babylonia dan Assyria. Ishtar, menurut kepercayaan mereka adalah dewi perang Babylonia. Dia dikenal pula sebagai dewi nafsu/ birahi – perang dan prostitusi, serta dikenal pula sebagai dewi Venus.

The symbols of Shamash (the sun), Sin (the moon) and Ishtar (star). Ishtar, the Babylonian-Assyrian warrior goddess. She is known as the Babylonian goddess of passion-war- prostitution, the Babylonian versionofInanna, and later identified with goddess Venus.
(sumber: http://mythologyversusreligion.ning.com/profiles/blogs/sumerian-babylonian-assyrian-and-phoenician-gods-and-goddesses)

References to Venus as early as 3000 BC are known from evidence at Uruk, an important early Sumerian city in southern Iraq. Inanna is Venus, known later as Ishtar, and the Uruk tablets specify her celestial identity with the symbol for star: an eight-pointed star.
(sumber: http://doormann.tripod.com/asssky.htm)
Nah sekarang perhatikan berikut ini:

Plaza upacara Bank Indonesia – Jakarta, membentuk bintang bersudut 8 (the star of chaos)

Saint Peter Square, Vatican (from Google Earth) juga membentuk the star of chaos
Bentuk yang mirip dengan plaza upacara Bank Indonesia ini dapat ditemukan di Lapangan Santo Petrus (Saint Peter Square) di depan Basilika Santo Petrus, Vatikan. Di tengah-tengah kedua lapangan (plaza upacara Bank Indonesia maupun di lapangan Saint Peter) sama-sama terdapat pilar. Di Vatikan pilarnya adalah berupa obelisk sedangkan di Bank Indonesia berupa tiang bendera yang bentuknya mirip dengan pilar Jachin & Boaz (karena di ujung tiangnya terdapat bola).

4) Sedangkan pintu gerbang Bank Indonesia di Medan, dibangun dengan gaya khas bangunan Freemasonry dengan pilar Jachin & Boaz-nya.

(Sumber foto:http://picyou.com/Ecbk77, freemasoninformation.com)
Demikianlah berbagai bangunan, baik yang merupakan peninggalan langsung dari Freemasonry ataupun bangunan yang bergaya khas Freemasonry yang tersebar diseluruh Nusantara ini, merupakan bukti nyata keberadaan mereka di Indonesia.
Berikutnya adalah akan kita bahas kaitan antara Freemasonry Yahudi dengan sejarah Republik Indonesia.
II. KAITAN FREEMASONRY DENGAN SEJARAH REPUBLIK INDONESIA
Dalam membahas kaitan Freemasonry dengan sejarah Republik Indonesia, maka akan kita bagi dalam 2 bagian, yaitu:
  1. Hubungan Boedi Oetomo dengan Freemasonry dan Theosofi
  2. Dicabutnya Keppres nomor 264 tahun 1962, yang kemudian digantikan dengan Keppres nomor 69 tahun 2000 di masa Abdurrahman Wahid menjadi Presiden RI.
II.1. Boedi Oetomo & Freemasonry Yahudi
Dr. Th Stevens penulis buku Vrijmetselarij en Samenlaving in Nederlands Indie en Indonesie 1764-1962 (Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962) menyebutkan bahwa Freemasonry memperoleh aktualitas yang besar dengan munculnya gerakan nasionalis modern di Jawa. Kata pengantar buku ini menyebutkan dengan jelas, bahwa Freemason menjalin hubungan dengan satu organisasi politik Indonesia pertama Boedi Oetomo” (Lihat hal. XVIII dan hal. 331)

Konggres I Boedi Oetomo (3-4 Oktober 1908) di Jogjakarta
Kedekatan Boedi Oetomo dengan Freemason terlihat pada masa-masa awal Boedi Oetomo didirikan.
Kongres pertama Boedi Oetomo yang berlangsung pada 3-4 Oktober 1908 di Jogjakarta awalnya ingin dilaksanakan di Loji milik Freemason. Namun, karena loji tersebut telah lebih dulu dipakai untuk acara pameran lukisan, kongres Boedi Oetomo yang rencananya diadakan di loji tersebut urung dilaksanakan.
Adapoen roemah jang patoet akan tempat kongres itu sebetoelnya logegebouw (– bangunan loge Freemasonry, pen. –) orang Banjak di Djokja menamakan dia “roemah setan”, akan tetapi sajang pada waktu itoe roemah soedah diizinkan kepada seorang toean, akan diadakan tentoonstelling (pameran) gambar-gambar…” demikian seperti dikutip dari buku Pitut Soeharto dan Drs. A Zainoel Ihsan, ”Cahaya Di Kegelapan: Capita Selecta Kedua Boedi Oetomo dan Sarekat Islam.
Kedekatan Boedi Oetomo dengan organisasi Freemasonry dan Theosofi juga bisa dilihat setahun setelah berdirinya organisasi tersebut.
Buku “Soembangsih Gedenkboek Boedi Oetomo 1908-1918” yang diterbitkan di Amsterdam, Belanda, untuk mengenang 10 tahun berdirinya Boedi Oetomo , memuat laporan bahwa pada 16 Januari 1909, di Loge de Ster in het Oosten (Loji Bintang Timur), Batavia, ratusan anggota Boedi Oetomo berkumpul untuk mendengarkan pidato umum dari Dirk van Hinloopen Labberton, orang Belanda yang disebut oleh aktivis Boedi Oetomo sebagai “Bapak Kebatinan” yang kemudian menjadi Ketua Nederlandsche Indische Theosofische Vereeniging (Theosofi Cabang Hindia Belanda).
Dalam pertemuan di loji tersebut, Labberton memberikan ceramah berjudul “Theosofische in Verband met Boedi Oetomo” (Theosofi dalam Kaitannya dengan Boedi Oetomo).
Bukti lain mengenai kedekatan Boedi Oetomo dengan Freemasonry bisa dilihat dari kiprah Paku Alam V, yang merupakan anggota Freemason, yang banyak membantu terselenggaranya kongres Boedi Oetomo di Surakarta.
Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Abdurachman Surjomihardjo, dalam Kata Pengantar buku “Bangkitnya Nasionalisme Indonesia: Budi Utomo 1908-1918”, karya peneliti Jepang, Akira Nagazumi, mengatakan, “Paku Alam memberikan pengaruh pada terselenggaranya kongres-kongres Boedi Oetomo, khususnya mereka yang ada hubungannya dengan gerakan Mason (Freemasonry).”
Penjelasan serupa juga ditulis Abdurrachman Surjomihardjo dalam buku “Budi Utomo Cabang Betawi” yang menyebut Paku Alam VII mengizinkan Loji Mataram dijadikan tempat kongres Boedi Oetomo kedua.
Fakta sejarah lainnya mengenai kedekatan Boedi Oetomo dengan Freemason dan Theosofi adalah pertemuan akbar yang dilakukan dalam rangka memperingati 10 tahun berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1918. Acara peringatan tersebut diadakan di Belanda, di sebuah loji milik Theosofi. Mereka yang berkumpul dalam perayaan tersebut selain para aktivis Freemason Belanda, juga dihadiri oleh tokoh-tokoh nasionalis-Jawa seperti Ki Hadjar Dewantara dan Goenawan Mangoenkoesoemo. Surat Kabar Oedaya pada 1923 memuat foto para aktifis Boedi Oetomo dan Theosofi dengan tulisan ”Masyarakat Indonesia Memperingati 10 Tahun Boedi Oetomo di rumah (loge, red) Theosofi, Mei 1918 di Negeri Belanda.”
Hubungan erat antara Boedi Oetomo dengan Freemason tersebut membawa dampak pada sikap keagamaan para anggota / aktivis Boedi Oetomo, dimana mereka seringkali mengeluarkan ungkapan-ungkapan yang tidak semestinya terhadap Islam.
Penggagas organisasi Boedi Oetomo, dr. Wahidin Soediro Hoesodo adalah merupakan anggota Theosofi, sebuah perkumpulan kebatinan yang berlandaskan pada tradisi Kabbala Yahudi yang didirikan oleh Helena Petrovna Blavatsky.
Anggota Theosofi-Freemason tidak percaya untuk berdo’a kepada Allooh سبحانه وتعالى, Sang Maha Pencipta. Mereka juga tidak mempercayai adanya surga dan neraka. Anggota Theosofi yang mengaku Muslim, membuat penafsiran ajaran Islam dengan pemahaman yang menyimpang. Contohnya adalah dalam sebuah majalah yang diterbitkan oleh kelompok Theosofi bernama Majalah Pewarta Theosofie Boeat Indonesia Tahun 1930 menyebut Candi Borobudur sebagai “Baitullooh di Tanah Java”. Theosofi menganggap, antara Baitullooh di Makkah dan Baitullooh di Tanah Java sama saja nilainya.
Kemudian Majalah Bangoen yang dikelola oleh aktivis Theosofi, Siti Soemandari, juga pernah memuat ungkapan-ungkapan yang tidak patut terhadap istri-istri Rosuululloohصلى الله عليه وسلم dan syariat poligami. Selain itu, sebuah surat kabar bernama Djawi Hisworo yang dikelola oleh para penganut kebatinan Theosofi juga melakukan pernyataan yang tidak pantas terhadap pribadi Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Pada tanggal 8 dan 11 Januari tahun 1918, Djawi Hisworo yang dipimpin oleh Marthodarshono memuat artikel yang menyebut Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم sebagai pemabuk dan pemadat. Pernyataan yang tidak sepantasnya inilah yang kemudian memunculkan Tentara Kanjeng Nabi Muhammad dibawah pimpinan HOS. Cokroaminoto dimana salah satu anggotanya adalah KH. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah.
Salah satu pimpinan Boedi Oetomo, yaitu Dr. Radjiman Wediodiningrat (yang juga merupakan tokoh yang memimpin jalannya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi awal dari lahirnya dasar negara Indonesia (Pancasila), dengan bangga menyatakan bahwa, “Bakat dan kemampuan orang Jawa yang ada pada para aktivis Boedi Oetomo lebih unggul ketimbang ajaran Islam yang dianut oleh para aktivis Sarekat Islam.”
Pada kongres Boedi Oetomo tahun 1917, ketika umat Islam yang aktif di Boedi Oetomo meminta agar organisasi ini memperhatikan aspirasi umat Islam, Radjiman dengan tegas menolaknya. Radjiman mengatakan, “Sama sekali tidak bisa dipastikan bahwa orang Jawa di Jawa Tengah sungguh-sungguh dan sepenuhnya menganut agama Islam.”
Radjiman yang merupakan ketua Boedi Oetomo tahun 1914-1915 itu sendiri adalah anggota Freemasonry dan perhimpunan Theosofi.
Tokoh utama Boedi Oetomo yakni dr. Soetomo, dalam buku “Kenang-kenangan Dokter Soetomo” yang dihimpun oleh Paul W. van der Veur, disebutkan dr. Soetomo pernah mengatakan bahwa pemancaran zat Tuhan, “Itulah sebenarnya keyakinan saya. Itulah keyakinan yang mengalir bersama darah dalam segala urat tubuh saya. Sungguh, sesuai-sesuai benar.” (hal. 30). Soetomo juga mengatakan, “Aku dan Dia satu dalam hakikat, yakni penjelmaan Tuhan. Aku penjelmaan Tuhan yang sadar…” (hal.31).
Ini menunjukkan bahwa dr. Soetomo seorang penganut paham sesat “Manunggaling Kawula Gusti” buatan Syech Siti Jenar.
Dr. Soetomo juga seorang penganut Theosofi; sebagaimana pengikut aliran theosofi lainnya, maka dia tidak melakukan sholat lima waktu selayaknya umat Islam lainnya, melainkan melakukan semedi, meditasi, yoga, dan sebagainya. Ia lebih mementingkan “semedi” untuk mendapat ketenangan hidup, ketimbang sholat. Dengan rasa bangga, saat berpidato dalam Kongres Partai Indonesia Raya (Parindra) padatahun 1937, Soetomo mengatakan, “Kita harus mengambil contoh dari bangsa-bangsa Jahudi, jang menghidupkan kembali bahasa Ibrani. Sedang bangsa Turki dan Tsjech kembali menghormati bangsanya sendiri.
Ada fakta lain yang lebih mencengangkan, bahwa dalam sebuah artikel di “Suara Umum”, sebuah media massa milik Boedi Oetomo dibawah asuhan dr. Soetomo terbitan Surabaya, dikutip oleh A. Hassan di dalam Majalah “Al-Lisan” terdapat tulisan yang antara lain berbunyi,“Digul lebih utama daripada Makkah”, “Buanglah Ka’bah dan jadikanlah Demak itu kamu Punya Kiblat!” (Al-Lisan nomor 24, 1938).
Tokoh Boedi Oetomo lainnya, yakni dr. Tjipto Mangoenkoesomo, juga dengan sinis meminta agar bangsa ini mewaspadai bahaya“Pan-Islamisme”,yaitu bahaya persatuan Islam yang membentang di berbagai belahan dunia, dengan sistem dan pemerintahan Islam dibawah Khilafah Islamiyah. Pada tahun 1928, Tjipto Mangoenkoesoemo menulis surat kepada Soekarno yang isinya mengingatkan kaum muda untuk berhati-hati akan bahaya Pan-Islamisme yang menjadi agenda tersembunyi Haji Agus Salim dan HOS. Tjokroaminoto.
Demikianlah, tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa gerakan-gerakan awal di Indonesia, seperti Boedi Oetomo sangat terwarnai dan dipengaruhi oleh Zionisme Yahudi dengan kepanjangan tangannya berupa Freemasonry (Tarekat Mason Bebas) yang sudah sangat menyebar diseluruh Nusantara. Banyak faktor yang menyebabkan tokoh-tokoh Nasionalis ini berpendirian demikian, salah satunya adalah pengetahuan mereka yang minim tentang politik menurut Islam (Siyassah Syar’iyyah) dan informasi bias yang mereka terima melalui literatur berbahasa Belanda dan Eropa yang tidak diimbangi dengan literatur Islam yang lengkap dan benar.

II.2. Abdurrahman Wahid & Keppres nomor 69 tahun 2000
Pada bulan Februari 1961, lewat Lembaran Negara nomor 18/1961, Presiden Soekarno membubarkan dan melarang keberadaan Freemasonry di Indonesia.
Lembaran Negara ini kemudian dikuatkan oleh Keppres Nomor 264 tahun 1962 yang membubarkan dan melarang Freemasonry dan segala “derivat-nya seperti Rosikrusian, Moral Rearmament, Lions Club, Rotary Club, dan Baha’isme. Sejak itu, loji-loji mereka disita oleh negara.
Namun 38 tahun kemudian pada saat Presiden Abdurrahman Wahid terpilih menjadi presiden Indonesia ke-4, ia mencabut Keppres nomor 264/1962 tersebut dengan mengeluarkan Keppres nomor 69 tahun 2000 tanggal 23 Mei 2000.
Sejak itulah, keberadaan kelompok-kelompok Yahudi seperti Organisasi Liga Demokrasi, Rotary Club, Divine Life Society, Vrijmetselaren-Loge (Loge Agung Indonesia) atau Freemasonry Indonesia, Moral Rearmament Movement, Ancient Mystical Organization Of Rosi Crucians (AMORC) dan Organisasi Baha’i menjadi resmi dan sah kembali di Indonesia.
Sungguh ironis, Keppres no 69/2000 yang dikeluarkan oleh Abdurrahman Wahid tersebut sampai sekarang masih saja berlaku dan belum dicabut.
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 69 TAHUN 2000
TENTANG
PENCABUTAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 264 TAHUN1962
TENTANG LARANGAN ADANYA ORGANISASI LIGA DEMOKRASI, ROTARY CLUB,
DIVINE LIFE SOCIETY, VRIJMETSELAREN-LOGE (LOGE AGUNG INDONESIA),MORAL REARMAMENT MOVEMENT, ANCIENT MYSTICAL ORGANIZATIONOF ROSI CRUCIANS (AMORC), DAN ORGANISASI BAHA’I
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :
  1. bahwa pembentukan organisasi sosial kemasyarakatan dan keagamaan pada hakekatnya merupakan hak asasi setiap warganegara Indonesia;
  2. bahwa larangan terhadap organisasi-organisasi sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Presiden Nomor 264 Tahun 1962, dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan prinsip-prinsip demokrasi;
  3. bahwa meskipun dalam kenyataannya Keputusan Presiden Nomor 264 Tahun 1962 sudah tidak efektif lagi, namun untuk lebih memberikan kepastian hukum perlu secara tegas mencabut Keputusan Presiden tersebut;
  4. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, b, dan huruf c di atas, maka dipandang perlu untuk mencabut Keputusan Presiden Nomor 264 Tahun 1962;
Mengingat :
  1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;
  2. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3886);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PENCABUTAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 264 TAHUN 1962 TENTANG LARANGAN ADANYA ORGANISASI LIGA DEMO-KRASI, ROTARY CLUB, DIVINE LIFE SOCIETY, VRIJMET-SELAREN-LOGE (LOGE AGUNG INDONESIA), MORAL REARMAMENT MOVEMENT, ANCIENT MYSTICAL ORGANIZATION OF ROSI- CRUCIANS (AMORC), DAN ORGANISASI BAHA’I.
Pasal 1
Mencabut Keputusan Presiden Nomor 264 Tahun 1962 tentang Larangan Adanya Organisasi Liga Demokrasi, Rotary Club, Divine Life Society, Vrijmetselaren-Loge (Loge Agung Indonesia), Moral Rearmament Movement, Ancient Mystical Organization Of Rosi Crucians (AMORC) dan Organisasi Baha’i.
Pasal 2
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 Mei 2000
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
ABDURRAHMAN WAHID

Itulah fakta yang terjadi. Sesudah pencabutan Keppres nomor 264/1962 maka hiduplah dengan leluasa isme-isme Yahudi dan berbagai kesesatan lainnya, karena alasan yang mereka gunakan adalah selalu berdalih dengan “Hak Asasi Manusia”, disisi lain mereka melupakan “Hak Allooh سبحانه وتعالى” untuk ditaati dan dipatuhi oleh ciptaan-Nya.
Semestinya kalau Presiden-Presiden berikutnya dan pemerintah Indonesia berpihak kepada bangsa, negara dan rakyat banyak yang mayoritasnya adalah Muslimin, tentulah mereka akan mencabut kembali Keppres nomor 69 tahun 2000 tersebut. Karena ini adalah menyangkut perkara ‘aqiidah kaum Muslimin.
Namun fakta yang terjadi adalah Keppres tersebut dibiarkan begitu saja. Dan hal ini menunjukkan keberhasilan kaum Freemasonry Yahudi dalam menunaikan Program Internasional mereka yakni dengan cara merekrut orang-orang yang memiliki kedudukan penting di masyarakat (pimpinan masyarakat / negeri) agar mereka berkhidmat serta berkontribusi untuk Freemasonry Yahudi. Pada akhir kajian ini, kaum Muslimin dapat melihat sendiri video pernyataan Abdurrahman Wahid bahwa ia akan bekerja keras agar Israel diakui oleh Republik Indonesia.
Ini semua membuktikan bahwa Freemasonry Yahudi dan aksi-aksi mereka bukanlah sekedar mitos, melainkan keberadaan dan cengkraman mereka benar-benar nyata di tanah air kita ini.
III. TOKOH-TOKOH FREEMASONRY INDONESIA
Gedenkboek van de Vrijmet selaaren In Nederlandsche Oost Indie 1767-1917” (Buku Kenang-kenangan Freemason di Hindia Belanda 1767-1917), diterbitkan secara resmi oleh 3 Loji besar (Loji Batavia, Loji Semarang, Loji Surabaya) (1917), memuat secara lengkap operasional, para tokoh, dokumentasi foto, dan aktivitas loji-loji yang berada langsung di bawah pengawasan Freemason di Belanda. Buku setebal 700 halaman ini ditulis oleh Tim Komite Sejarah Freemason. Keterlibatan elite-elite pribumi, yaitu para tokoh Boedi Oetomo dan elite keraton di Kadipaten Pakualaman Yogyakarta, terekam dalam buku kenang-kenangan ini.
Berbagai foto kegiatan Freemason di Indonesia:
(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
Het Jong Javaasche Verbond Boedi Oetomo atau Ikatan Pemuda Jawa Boedi Oetomo didirikan di Gedung STOVIA (School tot Opleiding voor Inlandsche Artsen), Batavia, pada 20 Mei 1908. Tahun berdirinya Boedi Oetomo adalah sama dengan tahun munculnya Gerakan Turki Muda (Young Turk Movement) yang dipimpin oleh Mustafa Kemal At-Taturk.Gerakan Turki Muda ini berhasil menumbangkan kekhilafahan Islam, dan mengganti hukum Islam menjadi hukum sekuler. Aktivis Turki Muda banyak didominasi oleh para sekuleris. Bahkan, At-Taturk sendiri adalah anggota jaringan Freemason yang sangat anti dengan syari’at Islam.
Pendiri Boedi Oetomo yang juga anggota Theosofi, adalah dr. Soetomo, seorang tokoh yang keberpihakannya bukan pada Islam; namun ia cenderung mengagumi Gerakan Kebangsaan yang terjadi di Turki tersebut. Dr. Soetomo mengatakan, “Perkembangan yang terjadi di Turki adalah petunjuk jelas bahwa cita-cita Pan-Islamisme telah digantikan oleh nasionalisme.”

(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
Adapun penggagas organisasi Boedi Oetomo yaitu dr. Wahidin Soediro Hoesodo, adalah anggota Theosofi, sebuah perkumpulan kebatinan yang berlandaskan pada tradisi Kabbala Yahudi yang didirikan oleh Helena Petrovna Blavatsky. Selain Theosofi, para ketua dan aktivis Boedi Oetomo juga masuk sebagai anggota Freemason.

(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
Tokoh-tokoh Indonesia yang juga terlibat Freemasonry Yahudi antara lain adalah:
1. Raden Saleh, pelukis terkenal yang lahir di sekitar tahun 1810 di Semarang dan meninggal tahun 1880 di Bogor ini adalah anggota Freemason Indonesia yang pertama. Ia dilantik pada tahun 1836 di loge Den Haag “Endracht Maakt Macht”. Pendidikannya diperoleh di Eropa, tapi sebagian besar hidupnya ia berkarya di Indonesia.

(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
2. Abdul Rachman, salah seorang buyut dari Sultan Pontianak, yang dilantik pada tahun 1844 di Loge Surabaya “De Vriendschap”. Terdapat keterangan bahwa dia adalah Mason pertama yang beragama Islam.
3. KPH. Ario Soerjodilogo (Paku Alam V) terlahir dengan nama KPH. Soerjodilogo pada tahun 1833, dan meninggal sekitar tahun 1900. Bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Praboe Soerjodilogo, ia merupakan salah satu anggota awal organisasi Tarekat Mason Bebas dari loge Mataram, Yogyakarta.
4. KPH. Notokoesoemo (Paku Alam VI). Paku Alam VI (1856-1902) juga anggota Freemason Yogyakarta. Ia terkenal sebagai tokoh yang mahir berbahasa Belanda, baik lisan maupun tulisan. Kondisinya yang kurang sehat menyebabkan banyak tugasnya diserahkan kepada adiknya KPH. Notodirodjo.
5. Pangeran Ario Notodirodjo (1858-1917). Masuk keanggotaan Loge Mataram pada tahun 1887 dan memegang berbagai jabatan kepengurusan. Ia ketua Boedi Oetomo antara tahun 1911-1914. Pada tahun 1913 ia mendirikan Sarekat Islam Cabang Yogya yang banyak beranggotakan elit Jawa. Notodirodjo seorang yang disegani dan dianggap sebagai tokoh pergerakan rakyat Jawa.
6. R.M. Adipati Ario Poerbo Hadiningrat, seorang tokoh yang pada awal abad ke-20 memangku jabatan Bupati Semarang dan Salatiga. Bukunya yang terkenal adalah Wat ik als Javaan voor geest en gemoed in de Vrijmetselarij heb gevonden.
7. Raden Adipati Tirto Koesoemo,adalah tokoh yang menjabat sebagaiBupati Karanganyar. Dan menjadi anggota Loji Mataram sejak tahun 1895. Ia merupakan Ketua Pertama Boedi Oetomo. Pada Konggres ke-2 Boedi Oetomo, yang diadakan di gedung Loge Mataram, ia mengusulkan pemakaian Bahasa Melayu, mendahului Sumpah Pemuda sekitar 20 tahun.

(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
8. A.H. van Ophusyen S.H. (1883-1956), adalah notaris dan anggota Dewan kota Batavia. Ia merupakan salah seorang pendiri dari Indo Europees Verbond- Ikatan Indo Eropa. Dan juga merupakan wakil Suhu Agung untuk Indonesia.
9. Raden Mas Toemenggoen Ario Koesoemo Yoedha (1882-1955) adalah putra dari Pakoe Alam V. Ia menjadi anggota Loji Mataram pada tahun 1909 dan berkali-kali memegang jabatan kepengurusan. Pada tahun 1930, ia menjadi Anggota Pengurus Pusat.

(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
10. Pangeran Notosoeroto. Ia adalah seorang tokoh Boedi Oetomo, yang dalam satu pidatonya tentang Gedachten van Kartini alsrichtsnoer voor de Indische Vereniging berkata sebagai berikut: “Agama Islam merupakan batu karang yang sangat berbahaya… Sebab itu soal agama harus disingkirkan, agar perahu kita tidak karam dalam gelombang kesulitan.

(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
11. Dr. Radjiman Wediodipoera (Wediodiningrat),lahir di Yogyakarta pada tahun 1879 dan meninggal di Ngawi Jawa Timur pada tahun 1952. Diantara tahun 1906 dan 1936, ia menjadi dokter pada keraton Solo. Dia juga seorang sarjana dan penulis mengenai falsafah budaya. Dan juga merupakan salah satu pendiri Boedi Oetomo serta sempat pula menjadi ketuanya pada tahun 1914-1915. Radjiman adalah seorang Mason yang menjadi salah satu the founding fathers / pendiri negeri ini.
Radjiman juga merupakan seorang tokoh yang pernah memimpin jalannya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada tahun 1945, ia memainkan peranan penting sebagai Ketua dari Badan Persiapan Kemerdekaan Indonesia tersebut, dimana ia bersama Soekarno dan Hatta pergi menemui Marsekal Terauchi dalam pembicaraan kemerdekaan Indonesia.
Dalam catatan sejarah, persidangan yang dipimpin Radjiman ini tercatat sebagai awal dari lahirnya dasar negara Indonesia,yaitu Pancasila; setelah sebelumnya masing-masing kelompok berdebat dalam mengajukan usulan soal asas negara. Tokoh-tokoh Islam seperti M. Natsir mengajukan Islam sebagai dasar negara, sedangkan tokoh-tokoh nasionalis-sekuler antara lain Radjiman mengajukan ideologi Pancasila.
Radjiman Wediodiningrat pernah menjabat sebagai pimpinan Boedi Oetomo, dan dia adalah satu-satunya tokoh pribumi yang artikelnya dimuat dalam buku “Gedenkboek van de Vrijmet selaaren In Nederlandsche Oost Indie 1767-1917” (Buku Kenang-kenangan Freemason di Hindia Belanda 1767-1917).
Radjiman yang masuk sebagai anggota Freemason pada tahun 1913, menulis sebuah artikel berjudul “Een Broderketen der Volken” (Persaudaraan Rakyat).
Selain Radjiman, tokoh-tokoh Boedi Oetomo lainnya yang tercatat sebagai anggota Freemason bisa dilihat dalam artikel berjudul “The Freemason in Boedi Oetomo”yang ditulis oleh C.G. van Wering.

(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
12. Komisaris Jendral (Pol.) Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo (1908-1993) adalah Kepala Djawatan Kepolisian Negara yang pertama. Ia menjabat dari tanggal 29 September 1945 hingga 14 Desember 1959. Pada tahun 1952, ia menjadi anggota Loji Purwo Daksia. Selain itu, ia pun menjabat sebagai Kepala Kepolisian RI. Soekanto menjadi Suhu Agung dari Timur Agung Indonesia atau Federasi Nasional Mason. Jabatan lainnya adalah sebagai Ketua Yayasan Raden Saleh yang merupakan penerusan dari Carpentier Alting Stiching.

(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
13. R.A.S Soemitro Kolopaking Poerbonegoro, menjadi Ketua Suhu Agung dari Timur Agung Indonesia pada 7 April 1955, yaitu hari berdirinya Tarekat Mason Indonesia.

Ir. C.M.R Davidson (Suhu Agung dari Tarekat Mason dibawah Timur Agung Belanda) dan R.A.S. Soemitro Kolopaking Poerbonegoro (Suhu Agung dari Timur Agung Indonesia) pada 7 April 1955 disaat Upacara Peresmian Pengurus Tarekat Mason Indonesia
(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
14. R.A. Pandji Tjokronegoro, terdaftar sebagai anggota Tarekat Mason Bebas pada tahun 1908. Hal ini dikuatkan dengan bukti keikutsertaannya merayakan “Yubelium Mason Bebas” yaitu perayaan 50 tahunnya Mason Bebas.
15. Mas Boediardjo, adalah Anggota Mason yang menjadi Sekretaris pada pengurus Boedi Oetomo, dimana pada sekitar tahun 1916 ia masih memegang jabatan kepengurusan. Kemudian pada tahun 1916-1922ia menjabat sebagai Inspektur Pembantu dari Pendidikan Pribumi (Inlands Onderwijs).

(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
Demikianlah diantara tokoh-tokoh yang keberpihakan mereka itu adalah kepada ajaran Humanisme Sekuler, suatu ideologi yang memang diciptakan oleh Freemasonry Yahudi.
Oleh karena itu tidak aneh Al Qur’an, As Sunnah dan syari’at Islam tidak dijadikan sebagai dasar pemikiran untuk proses menuju lahirnya arah, visi dan misi negeri dan bangsa kita ini. Mengingat bahwa tidak sedikit dari para pendiri negeri ini (the founding father), pemikiran mereka “dibesarkan” oleh penjajah itu sendiri yang dalam hal ini adalah Belanda dan tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam Freemasonry Yahudi.
Hal tersebut menunjukkan betapa gigih Freemasonry Yahudi melancarkan program Internasional mereka untuk mensekulerkan kaum Muslimin. Padahal berbagai aturan dan pedoman menurut Allooh سبحانه وتعالى jika bukan berasal dari Al Qur’an dan As Sunnah yang shohiihah dan atau menyelisihi dan menentangnya, maka itu adalah dikategorikan sebagai hukum Jahiliyyah. Renungkanlah firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Al Maa’idah (5) ayat 50:
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Artinya:
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allooh bagi orang-orang yang yakin?
Renungkan pula Hadits Riwayat Al Imaam Hakim dalam “Al-Mustadrok” Kitab “Al-Fitan wal Malaahim” no: 8667 dan kata beliau sanadnya shohiih dan Al Imaam Adz-Dzahaby menyepakatinya, juga Al Imaam Ibnu Maajah dalam kitab yang sama no: 4019. Dan Syaikh Nashiruddin Al-Albaany meng-Hasan-kan sanadnya, sebagaimana dalam Silsilah Hadits Shohiih-nya 1/167-169 no:106 berikut ini:
عن عطـاء بن أبى رباح عن عبد الله بن عمـر، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” يَا مَعْـشَرَ الْمُـهَاجِرِيْنَ خَمْسٌ إِنِ ابْتُلِيْتُمْ بِهِنَّ وَنَـزَلَ فِيْكُمْ أَعُوْذُ بِاللهِ أَنْ تُدْرِكُوْهُنَّ :
1. لَمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِىْ قَوْمٍ قَطٌّ حَتَّى يَعْمَلُوْا بِهَا إِلاَّ ظَهَرَ فِيْهِمُ الطَّاعُوْنُ وَالأَوْجَاعُ الَّتِيْ لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِيْ أَسْلاَفِهِمْ،
2. وَلَمْ يَنْقُصُوْا الْمِكْيَالَ وَالْمِيْزَانَ إِلاَّ أُخِذُوْا بِالسَّنِيْنَ وَشِدَّةِ الْمُؤْنَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ،
3. وَلَمْ يَمْنَعُوْا الزَّكَاةَ إِلاَّ مُنِعُوْا الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ وَلَوْ لاَ الْيَهَـائِمِ لَمْ يُمْطَرُوْا،
4. وَلَمْ يَنْقُضُوْا عَهْدَ اللهِ وَعَهْدَ رَسُوْلِهِ إِلاَّ سَلَّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوُّهُمْ مِنْ غَيْرِهِمْ وَأَخَذُوْا بَعْضَ مَا كَانَ فِيْ أَيْدِيْهِمْ،
5وَمَا لَمْ يَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللهِ إِلاَّ أَلْقَى اللهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ”
Artinya:
“Dari ‘Atho bin Abi Robah dari ‘Abdullooh bin ‘Umar, telah bersabda Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم: “Wahai segenap muhajirin ada 5 perkara jika kalian ditimpa olehnya dan terjadi ditengah-tengah kalian – Aku berlindung pada Allooh سبحانه وتعالى agar kalian tidak mengalaminya:
1. Tidaklah kekejian (zina) itu nampak pada suatu kaum sehingga mereka melakukannya, kecuali akan muncul ditengah-tengah mereka tho’un (penyakit menular) dan kelaparan yang belum pernah sedahsyat itu terjadi pada kaum-kaum sebelum mereka.
2. Tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan, kecuali mereka akan ditimpa dengan kemarau panjang, beban hidup yang berat dan penguasa yang dzolim.
3. Tidaklah mereka enggan menunaikan zakat, kecuali mereka akan dihalangi dari hujan atas mereka; dan jikalau bukan karena Allooh سبحانه وتعالى sayang pada binatang maka Allooh سبحانه وتعالى tidak akan turunkan hujan bagi mereka.
4. Tidaklah mereka membatalkan ikatan perjanjian mereka dengan Allooh سبحانه وتعالى dan Rosuul-Nya, kecuali musuh-musuh dari luar diri mereka akan menguasai mereka dan akan mengambil sebagian apa yang mereka miliki.
5. Dan tidaklah para pemimpin mereka berhukum dengan kitab Allooh سبحانه وتعالى, kecuali dicampakkan ditengah-tengah mereka kecekcokan / kekacauan.
Oleh karena itu berbagai gejolak dan atau kekacauan, kecekcokan dan berbagai musibah yang silih berganti, tak kenal henti terjadi di berbagai belahan tempat di negeri ini; maka itu semua adalah merupakan dampak dari jauhnya kaum Muslimin, bahkan penolakan yang terjadi terhadap nilai-nilai dan hukum-hukum Allooh سبحانه وتعالى.
Adapun tokoh politik Indonesia yang dalam kiprahnya juga banyak menyokong kegiatan Freemasonry Yahudi adalah Abdurrahman Wahid, mantan Presiden Republik Indonesia ke-4.
Abdurrahman Wahid menerima Medal of Valor (Medali Keberanian) dari Shimon Wiesenthal Center (SWC) di Beverly Wilshire Hotel, 9500 Wilshire Blvd., Beverly Hills, Los Angeles, Amerika Serikat pada hari Selasa 6 Mei 2008, yang videonya dapat dilihat pada youtube dengan judul “Gus Dur terima Medal of Valor daripada Yahudi” (atau klik: http://www.youtube.com/watch?v=xPdB4XRegiQ)

Abdurrahman Wahid menerima penghargaan Medal of Valor dari Yahudi
(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
Dalam video, terlihat Abdurrahman Wahid menerima pengalungan medali, sembari dengan menangis terharu mengucapkan sambutan sebagai tanda terimakasihnya kepada institusi Shimon Wiesenthal Center (SWC) yang memberinya Medal of Valor tersebut. Diantara kata-kata yang diucapkan Abdurrahman Wahid (apabila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia) adalah sebagai berikut:
Bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian, terutama institusi Shimon Wiesenthal, ini merupakan kehormatan bagi diriku untuk menerima penghargaan kalian dalam hal ini. Saya ingin mendedikasikan (medali) ini kepada kawan karibku yang telah meninggal (yaitu) Ramen, seorang Yahudi yang bersamaku selama 4 tahun didalam Kabbala, Talmud dan segalanya; bersama-sama kami menjual keseluruhan “sembilan dua perlindungan nilai” (? — suara Abdurrahman Wahid kurang jelas terdengar – pent.) itu di Tahrir Square. Jadi kudedikasikan (medali) ini untuk mengingatnya, karena dia telah meninggal sekitar 5 tahun lalu. Disamping itu, (medali) ini adalah penghargaan yang menyenangkan bagiku dalam mendedikasikan hidupku untuk sesuatu hal yang mana saya akan bekerja keras, (yaitu) agar Israel diakui oleh Republik Indonesia. Hal ini adalah penting, karena kalaulah kita ingin menjadi orang yang jujur dan membuka diri, maka kita harus mengakui Israel. Tidak ada cara lain selain itu. Itu sebabnya saya sangat gembira bahwa saya mendapat undangan dari Presiden Israel sekarang, Simon Perez, untuk berpartisipasi dalam seminar hari Senin depan. Dari Amerika Serikat (ini), saya akan pergi ke Israel untuk hal tersebut. Saya tahu hal ini akan menjadikan para Fundamentalis di Indonesia sangat marah, mungkin orang-orang lainpun demikian pula….” dan seterusnya hingga akhir acara.
Yang perlu digaris-bawahi dari pernyataan Abdurrahman Wahid diatas adalah bahwa ia mendalami Kabbala dan Talmud bersama teman Yahudinya selama 4 tahun. Padahal jelas-jelas Kabbala dan Talmud itu sangat bertentangan dengan ‘aqiidah Islam (silakan baca kembali penjelasan tentang bahayanya Kabbala dan Talmud dalam ceramah yang pernah dimuat pada Blog ini, atau klik:
Dalam acara tersebut, selain untuk menerima medali, Abdurrahman Wahid juga menyatakan ikut merayakan Hari Kemerdekaan Israel, sebuah hari dimana bangsa Palestina dibantai besar-besaran dan diusir dari tanah airnya.
Medali ini dianugerahkan kepada mantan Presiden RI ini dikarenakan Abdurrahman Wahid dianggap sebagai sahabat paling setia dan paling berani terang-terangan menjadi pelindung kaum Zionis-Yahudi di sebuah negeri mayoritas Muslim terbesar seperti Indonesia.

Padahal, renungkanlah betapa Allooh سبحانه وتعالى telah berfirman dalam QS. Al Maa’idah (5) ayat 51 sebagai berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nashroni menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allooh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzolim.”
Itulah yang sudah terjadi. Bagi generasi muda penerus bangsa, hal ini adalah fakta sejarah yang juga merupakan suatu pelajaran yang buruk; karena didalam kaidah Muslim sebagai Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah, seorang Muslim dilarang untuk menolong orang kaafir untuk menimbulkan musibah bagi kaum Muslimin. Hendaknya kita sebagai kaum Muslimin benar-benar menjaga ‘aqiidah diri dan keluarga agar terhindar dari murka Allooh سبحانه وتعالى.
Alhamdulillah, kiranya cukup sekian dulu bahasan kita kali ini, mudah-mudahan bermanfaat. Kita akhiri dengan Do’a Kafaratul Majlis :
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Jakarta, Senin malam, 12 Rabbi’ul Akhir 1433 H - 5 Maret 2012 M.

Ust. Achmad Rofi’i, Lc.M.Mpd.



Powered by Blogger.