Beranda » VIDEO: Matahari Lontarkan Lidah Api Lebih Besar dari Bumi

VIDEO: Matahari Lontarkan Lidah Api Lebih Besar dari Bumi



Matahari melepas plasma raksasa superpanas pada 19 Oktober 2012.

Lidah api raksasa yang dilontarkan Matahari pada 19 Oktober 2012
Lidah api raksasa yang dilontarkan Matahari pada 19 Oktober 2012 ( NASA/Steele Hill )
Matahari makin aktif. Gelombang raksasa plasma surya superpanas, yang lebih besar dari ukuran Bumi, meletus dari Sang Surya pada Jumat 19 Oktober 2012. Fenomena spektakuler itu tertangkap oleh pesawat luar angkasa milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Lidah api raksasa (prominence) timbul sekitar pukul 04.15 EDT, 08.15 GMT, atau pukul 15.15 WIB dan direkam secara detil menggunakan kamera yang terpasang di satelit Solar Dynamics Observatory.

"Proses itu hanya terjadi selama 10 jam, sebelum hilang dari pandangan mata," kata spesialis media NASA, Steele Hill dalam deskripsi foto erupsi Matahari. "Partikel yang terlontar besarnya berkali-kali ukuran Bumi."

Solar Dynamics Observatory menunjukkan, lontaran Matahari berupa gelombang tipis oranye kemerahan yang membentang dari bagian kanan bawah Matahari. Gambar tersebut direkam dengan gelombang ultraviolet ekstrem 304 Angstrom.

Lidah api (prominence) adalah plasma yang melesat dari tepian Matahari dalam kaca mata pesawat luar angkasa atau telekop. Strukturnya dibentuk oleh medan magnet yang ekstrem. Saksikan videonya di tautan ini.

Sejumlah lontaran milip lidah api yang relatif kecil hanya bertahan dalam waktu beberapa menit. Lainnya lebih stabil, bertahan dalam hitungan jam bahkan hari.

Solar Dynamics Observatory adalah salah satu dari sejumlah pesawat luar angkasa yang berfungsi untuk melakukan pengawasan melekat pada matahari untuk melacak suar matahari (solar flare), juga yang terkait dengan peristiwa cuaca luar angkasa lainnya.

Untuk diketahui, Matahari saat ini sedang dalam fase aktif siklus 11 tahunan cuaca matahari. Aktivitas Sang Surya diperkirakan akan memuncak pada tahun 2013.

Siklus cuaca Matahari saat ini dikenal sebagai Solar Cycle 24. Sementara, Solar Dynamics Observatory telah mengamati aktivitas cuaca matahari sejak ia diluncurkan pada tahun 2010.

 SPACE.com, eh
 Elin Yunita Kristanti




Powered by Blogger.