Beranda » 13 Desember; Pembantaian Tebingtinggi Hingga Perebutan Yerussalem

13 Desember; Pembantaian Tebingtinggi Hingga Perebutan Yerussalem



BOY NASHRUDDIN AGUS | Foto : ILUSTRASI Berdasarkan catatan sejarah, banyak sekali peristiwa penting yang terjadi pada tanggal 13 Desember. Mulai dari peristiwa berdarah, perpindahan pusat kekuasaan hingga penemuan daerah baru.

Pembantaian Tebingtinggi
Salah satu peristiwa bersejarah yang berhasil dihimpun ATJEHPOSTcom, di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara pernah terjadi pembantaian terhadap pemuda pejuang yang memakan banyak korban. Pembantaian tersebut dilakukan oleh pasukan pendudukan Jepang.
Merunut pada penuturan seorang sejarawan, pada 13 Desember 1945 sekira pukul 09.00 WIB pagi, Wakil Pemerintah RI Wilayah Siantar, Tuan Maja Purba dan kawan-kawan datang ke kota Tebingtinggi guna membahas kekosongan kekuasaan di kota tersebut. Saat itu, kota Tebingtinggi diduduki tentara Jepang.
Mulanya, Pemerintah RI dengan Kekaisaran Jepang tidak bermusuhan. Namun, tidak pada hari itu. Jepang mengkhianati janjinya dan pada pukul 14.30 WIB, tentara Dai Nippon membantai para pemuda pejuang yang menelan banyak sekali korban. Dalam waktu singkat, Kota Tebingtinggi sudah dikuasai tentara Jepang.
Setelah membantai para pemuda, tentara Jepang melakukan operasi penangkapan terhadap para pemuda pejuang. Salah satu yang ditangkap yaitu Raden Mas Deblod Sundoro.
Dia diculik dan mayatnya ditemukan tiga hari kemudian di pinggir Sungai Bahilang. Tindakan penculikan sekaligus pembunuhan ini mendatangkan reaksi dari pemuda pejuang Pematang Siantar, Sei Berong, Sei Rampah dan Dolok Masihul.
Bantuan yang datang dari Dolok Masihul sebelum masuk Kota Tebingtinggi sudah dihalang tentara Jepang di Titi Gantung, sehingga banyak pemuda pejuang yang tewas dan hanyut ke sungai.
Akibat peristiwa itu, diperkirakan pejuang dan masyarakat yang gugur berkisar 1.500 hingga 3 ribu orang. Kendati demikian, peristiwa berdarah ini sama sekali tidak masuk dalam sejarah nasional sehingga dikhuatirkan akan terlupakan dalam sejarah Indonesia.
Padahal, bisa diduga bahwa peristiwa tersebut merupakan kejahatan perang yang dilakukan oleh tentara Jepang. Bahkan, peristiwa itu masuk dalam ‘criteria genocida’.
Invasi Perancis ke Afrika Barat Dimulai
Pada 13 Desember tahun 1870, di belahan benua hitam juga terjadi peristiwa memilukan dimana militer Perancis menduduki wilayah Afrika Barat. Dalam operasi militer yang berlangsung selama sepuluh tahun tersebut, puluhan ribu tentara Perancis tewas atau terluka akibat perlawanan dari suku-suku dan pemerintahan lokal di Afrika Barat.
Tapi karena banyak sekali suku-suku di Afrika yang tidak bersatu melawan kolonialisme, serta ditambah persenjataan pasukan Perancis, mengakibatkan sebagian besar bangsa-bangsa Afrika Barat seperti Senegal, Zambia, Guinea, dan Pantai Gading, jatuh ke tangan Perancis. Negara-negara tersebut berada dalam penjajahan Perancis dalam waktu yang sangat lama, yaitu hingga abad ke-19.
Hijrah Besar-besaran Para Ulama Teheran ke Qom
Sementara di Timur Tengah, pada 13 Desember tahun 1904 juga terjadi peristiwa bersejarah. Saat itu, para ulama Islam dan pejuang kebebasan Teheran melakukan hijrah besar-besaran ke kota Qom, Iran.
Hijrah ini merupakan bentuk protes mereka atas tindakan represif Shah Iran waktu itu, yaitu Shah Muhammad Ali Qajar. Ulama yang turut serta dalam hijrah ini, antara lain Ayatullah Sayyid Muhammad Behbahani dan Ayatullah Sayyid Muhammad Thabathabai.
Aksi hjrah ke Qom ini bertujuan untuk mencegah bentrokan antara masyarakat dan tentara pemerintah. Untuk menarik mereka kembali ke Teheran, para ulama dan pejuang kebebasan tersebut memberikan syarat, yaitu diberlakukannya hukum Islam di seluruh Iran dan didirikannya lembaga pengadilan di Iran.
Perpindahan Kekuasaan Dinasti Qajar ke Dinasti Pahlevi
Kurang lebih dua puluh tahun kemudian, tepatnya 13 Desember 1925 di Iran juga terjadi peristiwa bersejarah lainnya. Peristiwa tersebut yaitu terkait perpindahan kekuasan dari Dinasti Qajar kepada Dinasti Pahlevi.
Perpindahan kekuasaan ini diatur oleh Majelis Muasesan, sebuah dewan yang dibentuk untuk mengatur perpindahan kekuasaan. Tugas Majelis ini yaitu menyelesaikan perubahan undang-undang dasar.
Dengan demikian, masa pemeintahan Dinasti Qajar yang telah berlangsung selama 153 tahun berakhir dan dimulailah 53 tahun kekuasaan rezim Pahlevi di Iran. Kesamaan antara dua rezim tersebut adalah aksi despotisme mereka di dalam negeri dan kelemahan mereka dalam menghadapi kekuatan asing.
Perpindahan kekuasaan ini dimulai dengan kudeta yang dilakukan oleh Reza Pahlevi yang didukung oleh Inggris pada tahun 1920. Rezim ini akhirnya ditumbangkan oleh Revolusi Islam Rakyat Iran pada tahun 1978.
Abel Tasman Menemukan Selandia Baru
Sementara pada beberapa abad sebelumnya, seorang pelaut Belanda bernama Abel Tasman berhasil menemukan sebuah kepulauan di Pasifik Selatan, pada 13 Desember 1642. Daratan kepulauan baru tersebut kemudian dikenal sebagai Selandia Baru.
Beberapa minggu sebelumnya, Abel Tasman juga berhasil menemukan pulau Tasmania yang terletak di sebelah tenggara pantai Australia.
Awalnya, Abel Tasman menamakan pulau itu sebagai pulau Van Diemen, namun kemudian untuk mengenang Abel Tasman, pulau itu diberi nama Tasmania. Laut di antara Selandia Baru dan Australia juga diberi nama Laut Tasmania.
Nama Selandia Baru sendiri berasal dari nama sebuah provinsi di Belanda, yaitu Zeeland. Pada tahun 1840, Inggris secara formal menguasai pulau ini dan dimulailah pembangunan pemukiman Eropa pertama di Wellington, ibu kota Selandia Baru.
Penduduk asli Selandia Baru, yaitu bangsa Maori awalnya melakukan perlawanan, namun dapat ditlakukkan oleh para imigran Eropa. Bangsa Maori kini hidup terasing di negerinya sendiri.
Pemerkosaan Nanking
Kurang lebih tiga abad setelah penemuan daratan baru tersebut, di Cina terjadi peperangan antara pasukan Jepang dan Pemerintahan Cina. 13 Desember 1937, Jepang berhasil menguasai ibukota Cina, Nanking. Sementara pemerintah Cina lari ke Hankow, sebuah kawasan di dekat Sungai Yangtze.
Untuk menjatuhkan semangat perjuangan bangsa Cina, Jenderal Matsui Iwane, komandan pasukan Jepang memerintahkan agar kota Nanking dihancurkan dan menyiksa ratusan ribuan  rakyat kota itu.
Diperkirakan, ada 200 ribu laki-laki dibunuh dan 20 ribu wanita dipekosa kemudian dibunuh. Peristiwa sadis ini kemudian dikenal dengan nama “Pemerkosaan Nanking”.
Tak lama setelah Perang Dunia II berakhir, Jenderal Matsui dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan militer internasional.
Ghulam Reza Saidi Meninggal Dunia
Di tanggal 13 Desember 1988, Ghulam Reza Saidi, seorang penulis dan peneliti terkemuka Iran meninggal dunia. Setelah menuntut ilmu di bidang ilmu alam, matematika, astronomi, bahasa Arab, Perancis, dan Inggris, Ghulam Reza Saidi mengabdikan diri di bidang pengajaran, penelitian, penulisan, dan penerjemahan.
Dia juga melakukan perjalanan ke Pakistan dan India yang kemudian membuatnya dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran Iqbal. Ghulam Reza Saidi meninggalkan banyak karya penulisan, di antaranya penerjemahan buku-buku Iqbal ke dalam bahasa Persia, buku sejarah berjudul “Kehidupan Rasululah SAW" dan “Ammar Yasir”.
Zionis Pindahkan Ibukota Israel
Pada tanggal 13 Desember 1949, Pemerintah Zionis Israel memindahkan ibukota negaranya ke Yerussalem yang kemudian memicu peperangan di Timur Tengah. Pasalnya, Yerussalem merupakan kota suci tiga agama Samawi dunia, yaitu Islam, Nasrani dan Yahudi. dibawah negara muslim Palestina.
Yerusalem merupakan kota tersuci ketiga orang Islam setelah Mekkah dan Madinah. Orang-orang Muslim pada masa-masa awal menyebutnya Bait al-Muqaddas; selanjutnya lebih dikenal dengan al-Quds al-Sharif. Pada tahun 638, Kekhalifahan Islam membentangkan kekuasaannya hingga Yerussalem. Dengan adanya penaklukkan Arab, orang Yahudi diizinkan kembali ke kota.
Khulafaur Rasyidin Umar bin Khattab menandatangani kesepakatan dengan Patriakh Kristen Monofisit Sophronius untuk meyakinkan dia bahwa tempat-tempat suci dan umat Kristen Yerusalem akan dilindungi di bawah kekuasaan orang Muslim.
Umar memimpin dari Batu Fondasi di Bukit Bait, yang sebelumnya telah ia bersihkan untuk mempersiapkan bangunan masjid. Menurut uskup Gaul Arculf, yang tinggal di Yerusalem dari 679 hingga 688, Masjid Umar merupakan bangunan kayu persegi yang dibangun di atas sisa-sisa bangunan yang dapat menampung 3 ribu jamaah.
Khalifah Abdul Malik dari Umayyah mempersiapkan pembangunan Kubah Shakhrah pada kahir abad ke-7. Sejarawan abad ke-10 al-Muqaddasi menulis bahwa Abdul Malik membangun altar untuk menyelesaikan kemegahan gereja-gereja monumental Yerusalem.
Selama lebih dari empat ratus tahun berikutnya, ketenaran Yerusalem berkurang saat wilayah itu direbut dan menjadi wilayah kekuasaan Arab.
Sementara di sisi lain, para elit Israel menganggap kota suci ini adalah bagian dari negaranya dan itu adalah bentuk ideologi "Zionisme".
Dari semua negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, hanya Kosta Rika dan El Salvador saja yang menempatkan kedutaan mereka di Yerusalem. Lainnya di Tel Aviv, karena menurut PBB, Yerusalem akan dijadikan Kota Internasional.
Kota historis Yerusalem adalah sebuah warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1981. Kota ini memiliki penduduk sebesar 724.000 jiwa dan luas 123 km2. Sepanjang sejarahnya, Yerusalem telah dihancurkan dua kali, dikepung 23 kali, diserang 52 kali, dan dikuasai/dikuasai ulang 44 kali.
Penangkapan Saddam Husein
Saddam disingkirkan oleh Inggris dan Amerika Serikat lewat sebuah invasi pada tahun 2003. Invasi ini dilakukan dengan alasan bahwa Saddam mengembangkan senjata pemusnah massal, dan karenanya dianggap tergolong pihak yang melakukan serangan pada 11 September 2001 ke Gedung World Trade Center (WTC) New York.
Ketika itu, menara kembar WTC runtuh akibat ditabrak dua pesawat, sementara sebuah pesawat lain menerjang Departemen Pertahan Amerika Serikat (Pentagon).
Kemarahan Presiden George W Bush dilampiaskan dengan menginvasi Afganistan dan Irak. Rezim Taliban di Afganistan jatuh, pun demikian dengan Saddam Hussein di Irak. Keduanya dianggap sebagai sponsor teroris global.
Sistem pemerintahan di Afganistan berganti, demikian juga di Irak. Saddam yang bersembunyi di bunker bawah tanah ditangkap pasukan gabungan Amerika Serikat pada 13 Desember 2003 dan sistem pemerintahan juga berganti.
Pemerintahan interim (sementara) dipimpin Ibrahim al-Jaafari. Jalal Talabani dari suku Kurdi dipilih sebagai pimpinan negara dan Saddam mulai diadili pada 19 Oktober 2005.
Ia didakwa memerintahkan pembunuhan terhadap hampir 150 orang di kota dengan mayoritas Muslim Syiah (Dujail) pada tahun 1982, menyusul upaya pembunuhan yang gagal terhadap Saddam.
Setelah melakukan mogok makan pada 7 Juli 2006, ia menghadiri sidang pengadilan yang digelar pada 26 Juli 2006 di Zona Hijau, Baghdad (Irak). Pada 5 November 2006, Saddam dijatuhi vonis hukuman mati dengan digantung atas keterlibatannya dalam kasus di Dujail tersebut.[] dbs



Powered by Blogger.