Beranda » Muhammad SAW dan Istri-istrinya

Muhammad SAW dan Istri-istrinya



Muhammda SAW hanya memiliki seorang istri, Khadijah selama 15tahun sebelum kerasulan dan 10tahun sesudahnya. Dalam masa itu, tidak ada sama sekali catatan bahwa rasullullah ingin menikah dengan perempuan lain baik ketika khodijah masih hidup ataupun ketika ia belum kawin dengan khodijah. Belum terdengar bahawa ia tergoda dengan wanita lain. Jadi aneh jika ada yang menuduh bahawa Muhammad mempunyai syahwat yang berlebihan trhdap wanita sehingga mendorangnya untuk beristri banyak. Beliau hanya mempunyai satu istri (khodijah) selama kurang 25tahun. Kemudian sempat hidup menduda beberapa waktu sebelum kemudian menikah untuk kedua kalinya .
Pada masa kedua inilah beliau memiliki lebih dari satu atau selama kurang 11tahiun atau 12th. Kalau memang Muhammad SAW demikian, tentu ia telah beristri selain khodijah . Apalagi kaum Quraisyi bersedia mencarikan wanita pilihan untuk dinikahiinya aslakan Muhammad mau menghentikan dakwahnya. Selain itu, Kalau memang syawatnya yang mendorang ia untuk berpoligami tentunya akan dilakukan disaat usia muda dan kaum Quaraisyi akan dengan senang hati mencarikannya.
Setelah Khadijah wafat, Muhammad SAW menikah dengan “Aisyah. Tetapi pernikahannya dengan ‘Aisyah baru disempurnakan setelah hijrah ke Madinah. Sesudah menikah dengan “Aisyah, Muhammad SAW menikah lagi dengan Saudah binti Zam’ah, seorang janda yang suaminya pernah hijrah ke Ethiopia dan meninggal setelah kembali ke Makkah. Setelah Perang Badar Muhammad SAW menikah dengan Hafsah binti Umar bin Khatab yang ditinggal mati suaminya Khunais.
Pada tahun 4 H/626 M, Muhammad SAW memiliki empat orang istri; Saudah binti Zam’ah, “Aisyah binti Abu Bakar, Hafsah binti Umar bin Khatab, dan Zainab binti Khuzaimah. Saudah dan “Aisyah dinikahi oleh Muhammad SAW sebelum hijrah, sementara Hafsah dan Zainab dinikahi tidak lama setelah Perang Uhud. Kehadiran Hafsah tidak merusak keharmonisan rumah tangga Muhammad SAW, bahkan “Aisyah merasa gembira memiliki teman yang sebaya dengannya.
Zainab binti Khuzaimah merupakan janda Ubaidah bin al-Harits bin al-Muthalib yang telah mati syahid dalam Perang Badar. Zainab terkenal dengan kebaikan hatinya dan suka menolong orang yang kesusahan sehingga diberi gelar Ummu al-Masakin (ibu orang-orang miskin). Kehidupan rumah tangga Rosulullah dengan Zainab binti Khuzaimah hanya berjalan 8 bulan. Zainab jatuh sakit dan meninggal dunia. Selain Khadijah, Zainab merupakan satu-satunya istri Muhammad SAW yang meninggal dunia ketika beliau masih hidup.
Empat bulan setelah Zainab wafat, Muhammad SAW mengawini Ummu Salamah yang berusia 29 tahun. la adalah janda Abu Salamah, sepupu beliau yang ditinggal mati suaminya 4 bulan sebelumnya.
Setelah penaklukan Bani Mushtaliq, Muhammad SAW menikah dengan Juwairiyah binti al Harits bin Abi Dzirar. Juwairiyah pada mulanya termasuk salah seorang tawanan perang dan ingin menebus dirinya. Kemudian Muhammad SAW menikahinya dan diikuti dengan pembebasan tawanan perang lainnya. Mengenai hal ini “Aisyah RA berkomentar, “Tidak pernah saya lihat ada seorang wanita lebih besar membawa keuntungan buat golongannya seperti dia ini.”
Terkadang kita sedih kalau mendengar sebagian orientalis dan sebagian umat yang berfikir dan menuduh Muhammad dengan tuduhan yang menyakitkan. Mereka menuduh sebagai seorang hypersex, fedofil dan banyak memiliki istri. Seolah tidak ada cerita lain dari kehidupan rumah tangga kecuali poligami.
Jika anda melihat perjalanan hidup Rosulullah, anda akan melihat bahwa selama 25 tahun atau lebih Rosulullah hanya memiliki seorang istri Khadijah binti Khuwalaid. Disaat Khadijah hidup, cintanya hanya untuk dirinya. Pada usia sekitar 51 tahun baru Rosulullah di amanahi Allah untuk mencari pengganti Khadijah, guna menemani perjuangan dakwah ini.
Lebih penting lagi, jika anda perhatikan hampir semua istri-istri Rosulullah setelah Khadijah adalah janda-janda yang tidak jarang usianya lebih tua darinya. Saudah binti Zam’ah misalnya berusia 65 tahun saat Rosulullah berusia 51 tahun. Ia adalah janda dengan 12 anak yang ditinggal mati suaminya Sukran bin Amsal al-Anshary. Demikian juga Maimunah binti al Harist janda Ruham bin Abdul Uzza, ia berusia 63 tahun saat Rosullullah 58. Maimunah banyak membantu Rosullullah dalam dakwah di kalangan Yahudi. Sama juga halnya dengan Juwairiyyah binti Harust al-Khuzaiyyah, ia telah berusia 65 tahun ketika Rosulullah 57. Ia termasuk janda miskin dengan 17 anak. Satu-satunya wanita yang dinikahi dalam keadaan gadis adalah ‘Aisyah dan Maria al-Qibtiyyah, seorang budak yang dihadiahkan oleh al-Muqauqis Mesir, lalu dimerdekakan.
Sumber referensi : Muhammad SAW “Super Leader Super Manager”
Andi Yoger



Powered by Blogger.