Beranda » KH Muntaha Al-Hafidz, Sang Maestro Alquran (4-habis)

KH Muntaha Al-Hafidz, Sang Maestro Alquran (4-habis)



KH Muntaha Al-Hafidz, Sang Maestro Alquran (2)
KH Muntaha al-Hafidz.
Sepanjang hidupnya, Mbah Mun telah memberikan contoh kepada kaum Muslimin untuk selalu menjadikan Alquran sebagai pegangan hidup.

Namun, hafalan ayat-ayat Alquran dari Mbah Mun tak lagi terdengar sejak Rabu, 29 Desember 2004.

Hari itu, ia tak kuasa lagi berucap karena malaikat maut telah menjemput. Pada usia 94 tahun, Mbah Mun, sang hafiz berjiwa teduh itu, berpulang dengan tenang.

Sosok yang Pemurah
Rizqon Khamami menyimpan kenangan yang tak bisa dilupakan mengenai sosok KH Muntaha al-Hafidz.

Dalam blog pribadinya, Rizqon yang pernah nyantri selama tiga tahun di Pondok Pesantren al-Asy'ariyyah, Wonosobo, menulis, Mbah Mun adalah sosok yang murah hati.

Ketika ribuan santri berdatangan ke Kalibeber, ia tak mau mengambil untung. Ia menegaskan, pihak pesantren tidak membuat dapur umum. Sebaliknya, ia menyeru para santri untuk makan di warung-warung milik warga. Inilah bentuk paling sederhana dari upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan Mbah Mun.

Rizqon juga menulis, sekarang ini tenaga kerja di daerah tersebut banyak terserap di lembaga-lembaga pendidikan yang dirintis Mbah Mun.

“Dulu, ketika penduduk Kalibeber belum banyak, Mbah Muntaha cukup dengan menyantuni saja sementara beliau mencukupkan diri dengan pesantren khusus penghafal Alqurannya  yang sederhana, yakni Pesantren al- Asy'ariyyah.''

Kenangan lain yang masih terekam di benak Rizqon adalah cara Mbah Mun memimpin shalat. Setiap kali shalat berjamaah Subuh, Mbah Mun menjadi imam dengan mengenakan celana training, berjubah longgar, berpeci putih, dan serban bermotif hitam-putih seperti milik Yasser Arafat.





Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Mohammad Akbar




Powered by Blogger.