Beranda » Mahabharata [2]

Mahabharata [2]



Anukramanika parva, adalah merupakan sub bagian pertama dari Serat Adiparwa, adapun serat Adiparwa adalah Jilid pertama dari Kitab Astadasaparwa [ Mahabharata].

Bahwa Kitab Mahabharata itu karangan Rshi Vyasa Dwaipayana yang ditulis dengan bahasa sanskret oleh Ganesa dalam bentuk metrum. Kitab Mahabharata adalah peninggalan bangsa Arya, yang di dalamnya memuat tentang tiga hal yaitu; tatasusila, ketauladanan dan alur cerita.

Kisah ini pertama kalinya dibacakan oleh Rshi Waisampayana kepada Raja Janamejaya putra Prabu Parikesit, dalam upacara pengorbanan Naga [Yajnasarpa]. Karena kesedihan yang berlarut-larut Raja Janamejaya setelah kematian yang tragis ayahnya yaitu Prabu Parikesit penguasa baru Kerajaan Hastina.

Adalah seorang sastrawan bernama Ugrasawa putra Rshi Lomaharsana yang dipanggil Saoti, ketika ikut dalam pembacaan kidung itu pada upacara Yajnasarpa, sang Ugrasawa minta untuk diberi pelajaran, karena sastrawan muda ini sangat cerdas maka dengan cepat dapat menerima seluruh isi delapan belas parwa dari Kidung Mahabharata itu. Selanjutnya oleh sang Ugrasawa, kitab itu diberikan kepada para pendeta yang sedang bertapa di hutan Naimisha.

Pada mulanya mengisahkan tentang terjadinya alam semesta bahwa di dunia ini, ketika itu masih gelap gulita kemudian muncul menjadi ada, sebagai penyebab prima penciptaan, sebuah telur yang kuat , benih yang tak habis-habisnya dari semua makhluk. Hal ini disebut Mahadivya, dan dibentuk pada awal Yuga, di mana Brahma adalah terang sejati, yang kekal, yang indah dan tak terbayangkan hadir sama di semua tempat, penyebabnya tak terlihat dan sifatnya mempengaruhi entitas dan non-entitas.

Dari telur ini keluar tuan Pitamaha Brahma, satu-satunya Prajapati, dengan Suraguru dan Sthanu. Kemudian muncul Prajapatis dua puluh satu, yaitu. , Manu, dan Vasishtha Parameshthi, sepuluh Prachetas, Daksha, dan tujuh anak Daksha. Kemudian muncul pria alam tak terbayangkan yang semua tahu dan Resi hingga Viswe-dewa , para Aditya , para vasu , dan kembar Aswins , sedangkan Yaksha , para Sadhyas , para Pisachas , para Guhyakas , dan Pitris.

Kemudian diciptakannya air, langit, bumi, udara, bintang, matahari, tahun, musim, bulan, planet, disebut Pakshas, ​​dengan suksesi siang dan malam. Dan kemudian setelah semuanya lengkap diciptakanlah suatu makhluk yang dikenal manusia.

Dan apa yang dilihat di alam semesta, baik hidup maupun mati, hal-hal yang diciptakan, akan sampai pada akhir dunia, dan setelah berakhirnya Yuga [masa]. Dan, pada saat dimulainya yuga lain, segala sesuatu akan direnovasi, dan, seperti berbagai buah-buahan di bumi, silih berganti dalam urutan karena musim mereka. Jadi kerkesinambungan terus-menerus berputar di dunia, tanpa awal dan tanpa akhir, inilah yang disebut cakra manggilingan, roda yang menjadi sebab penghancuran segala sesuatu.

Generasi Deva, secara singkat, adalah tiga puluh tiga ribu tiga ratus tiga puluh tiga. Anak-anak dewa adalah Brihadbhanu, Chakshus, Atma Vibhavasu, Savita, Richika, Arka, Bhanu, Asavaha, dan Ravi. Dari Vivaswans tua, Mahya adalah yang termuda yang anaknya adalah Devavrata. Yang terakhir memiliki untuk anaknya, Su-vrata yang, kita belajar, memiliki tiga putra, - Dasa-jyoti, Sata-jyoti, dan Sahasra-jyoti, masing-masing menghasilkan keturunan banyak.Yang terkenal Dasa-jyoti memiliki sepuluh ribu, Sata-jyoti sepuluh kali lipatnya, dan Sahasra-jyoti sepuluh kali jumlah keturunan Sata-jyoti itu.

Dari diturunkan keluarga dari Kurus , dari Yadus , dan Bharata , keluarga Yayati dan Ikshwaku, juga dari semua Rajarshis. Banyak juga adalah generasi yang dihasilkan, dan sangat berlimpah adalah makhluk dan tempat mereka tinggal.

Karya ini adalah bagaikan sebuah pohon, Pauloma dan Astika parwa adalah akar, Sambhava parwa adalah bagasi, Sabha dan Aranya parwa adalah bertengger, Arani parwa adalah simpul merajut, Wirata dan Udyoga parwa adalah empulur tersebut; Bisma parva, cabang utama, Dronaparwa , daun, Karna parwa, bunga-bunga yang adil, Salya parwa , bau manis mereka; Stri dan Aishika parwa, naungan menyegarkan, Santi parwa, buah perkasa, Aswamedhakaparwa, getah abadi, dalam mata Asramavasika parwa, tempat di mana ia tumbuh, Mausala parwa, merupakan lambang Veda dan diadakan di hormat oleh Brahmana berbudi luhur.

Serat Adiparwa, Sabhaparwa dan Wanaparwa terdiri dari beberapa bagian lagi yang berupa parwa tertentu.

Pohon dari Bharata, tak habis-habisnya bagi umat manusia sebagai awan, akan menjadi sebagai sumber mata pencaharian untuk semua penyair.

Kemudian dijelaskan arti dari Maha Bharata, Maha artinya besar, Bharata adalah putra Raja Dusyanta dengan dewi Sakuntala. Jadi Mahabharata adalah kisah besar yang menceriterakan keturunan Raja Bharata.

SastraDiguna



Powered by Blogger.