Beranda » Meretas Jalan Muhammad

Meretas Jalan Muhammad



Muhammad lahir di tanah Arab, bangsa arab saat itu dikenal dengan kekerasannya maka bisa dikatakan jaman itu dikatakan dengan masa jahiliyah. Dengan statement dan bukti yang nyata para sejarah mengatakan bahwa bangsa arab seperti bangsa barbar, karena kebiadaban dan kekerasan lah yang dijadikan budaya oleh bangsa arab bukan keberadaban.
Saat itu, Sepertinya memang sudah ditakdirkan bangsa arab untuk menjadi bangsa yang jahiliyah karena dengan keras kepalanya mereka tidak dapat menerima ajaran-ajaran kebaikan sebelumnya. dan peperangan, kekerasan selalu saja menjadikan mereka selalu menindas kaum yang lemah , bangsa arab selalu memikirkan peperangan dan kekerasan sehingga tidak berpikir untuk dapat menjadikan bangsa yang lebih baik untuk kedepannya.
pada sisi lain bangsa arab tidak pernah menghargai orang seperti perempuan yang selalu mereka jadikan obyek utama untuk dijadikan pelampiasan, entah itu perempuan dijadikan penari yang nomaden dan hanya dijadikan nafsu bagi laki-laki tidak pernah mendapatkan hak-haknya seperti kasih sayang dan pemilik individu-individu dari setiap laki-laki.
Bangsa arab ketika itu, sangat memuliakan para pendahulunya terutama dalam pemujaan kepada sesembahannya tidak dapat di kritisi atau ditinggalkan. Karena mereka menganggap ajaran pendahulunnya lah yang sangat benar dan tidak ada ajaran baik selain dari turun-menurunnya yaitu Tuhan yang politeisme, sembahan yang mereka anggap Tuhannya ialah ada shaman (patung), wathan (berhala), nushub (sembahan dari batu karang).walaupun mereka mengetahu atau menyadari ajaran-ajaran nabi pendahulu yang mengajak mereka untuk menjunjung tinggi keadilan, kebersamaan diantara sesame tetap saja mereka tidak memperdulikannya selalu saja kembali dengan kebodohan-kebodohan yang menurut mereka lebih nyaman dan berimplikasi kepada kehidupan sehari-harinya, karena mereka tidak mengetahui atau memang menganggap mudah padahal dengan yang mereka lakukan saat ini ketika menyembah patung buatan manusia dapatlah merugikan dirinya sendiri karena tidak mensyukuri karunia nikmat yang telah diberikan oleh bangsa arab oleh Allah SWT.
Keadilan yang ada di kabilah-kabilah bangsa arab tidak lah seadil-adilnya yang diaharapkan satu kaum saat itu, karena ketika salah satu orang yang mempunyai kesalahan dari sebuah kabilah maka kabilah itu akan membelanya dengan tidak melihat siapa yang melakukan kesalahan, sehingga bangsa arab waktu ketika nabi Muhammad belum lahir selalu saja mengutamakan kabilah-kabilahnya dan senang melihat kabilah yang lemah karena mereka akan menindasnya.
Apalagi bangsa arab sangat mengadopsi teori yang kita katakana saat ini, ialah feudal. Tidak pernah menjunjung persamaan tetapi selalu mellihat orang rendah ketika seorang itu tidak sama derajat dari individunya atau keluarganya, sehingga yang terjadi masyarakat arab merasa tersiksa dengan keadan kondisi arab. Memanusiakan-manusia yang bisa dikatakan saat ini, dan mereka selalu merndahkan budak yang mereka miliki selalu melakukan siksaan, hinaan. Dan nilai-nilai kemanusiaan saat bangsa arab dikatakan masa jahiliyah selalu menguntungkan bagi orang-orang yang kastanya tinggi.
Lahirnya Muhammad, Sang Pembebas
Bertepatan pada tanggal 12 robiul awal tahun gajah atau hari senin 20 april 571 M nabi Muhammad dilahirkan ibunya yang bernama aminah binti wahab dengan paras cantik, dan ayahnya yang bernama Abdullah bin abdul mutallib memiliki wajah tampan dan menjadi prajurit perang yang sangat tangguh. Ketika nabi Muhammad di lahirkan ke muka bumi ini ada salah satu ulama yang bermazhab hambali mengemukakan kata-kata yang sangat indah, dengan lahirnya Muhammad malaikat bersuara riuh untuk menyambutnya, para bidadari menebarkan wangi-wangian ke bumi, siti aminah ibu Muhammad melihat istana basra yang disinari dengan cahaya yang terang dan malaikat pun mengepakkan sayapnya.
Kakek nabi Muhammad, abdul mutallib saat sebelum kelahirannya berdoa agar cucunya mendapatkan kemulian dari sang pencipta dan kemulian di bangsa arab yang saat itu, sedang mengalami masa kelam, suram. Dan akhrinya yang diharapkan oleh kakeknya pun terjadi, Muhammad sebelum menjadi nabi telah menunjukkan kebiasaan-kebiasaan yang tidak biasa dilakukan oleh bangsa arab saat itu. Sehingga malaikat, masyarakat arab saat itu mengucapkan salawat kepada Muhammad, seperti yang tertera di Surat 33 : 57, yang artinya “seseungguhnya Allah dan para malaikatnya mengucapkan shalawat atasnya. Wahai orang-orang yang beriman sampaikanlah doa kesejahteraan dan keselamatan atasnya”.
Umat muslim seluruh dunia memberikan salawat kepada baginda besar nabi Muhammad saw, ketika menyebut Muhammad dengan menambahkan solaulahu ‘alaihi wassalam dengan artinya semoga allah menganugrahinya rahmat dan keselamatan, sudah terbukti bahwa Muhammad sampai saat ini atau hamper 15 abad ini masih di muliakan namanya oleh Allah SWT dan selalu disebut namanya oleh umat muslim sepanjang hayat dan sepanjang bumi ini masih berputar, dan saat ini ketika umat muslim menyambut kelahiran nabi Muhammad yang biasa disebut dengan mauled nabi mereka tak terlpeas dengan menceritakan sejarah perjuangan yang telah dilakukan oleh nabi yang membawa penerangan bagi penerus-penerusnya. Banyak para ilmuwan yang telah menghabiskan waktunya untuk membuat cerita-cerita perjuangan nabi ketika berdakwah menyebarluaskan islam di padang pasir yang sangat panas, dengan peringatan mauled nabi biasanya umat muslim membacakan sirah nabawi.
Bagi umat muslim, Muhammad adalah personifikasi manusia di muka bumi ini karena beliau dapat memberikan contoh dalam pemikiran, ucapan dan perilaku, tidak jauh beda dalam mengimplikasikannya. Sehingga umat muslim sangat menjadikan nabi Muhammad uswatun hasanah untuk mencotohnya dalam kepribadian maupun social dan sebagai manusia yang budi luhurnya baik, itu pun dikataka didalam Al-Quran dalam surat 68 : 4, yakni
“Dan sungguh, engkau seorang pribadi dengan budi pekerti yang luhur”.
dengan perilaku yang ditunjukkan oleh nabi Muhammad tidak lepas dari yang telah disampaikan oleh Allah SWT yaitu Al-Quran, nabi Muhammad adalah personifikasi dari Al-Quran dimana nabi Muhammad menjalankan semua perintah-perintah yang telah tertulis di dalamnya, beliau pun sebagai penafsir yang autentik dan fasih Al-Quran yang baik. Sehingga beliau di sayangi dan dicintai oleh umatnya tetapi nabi Muhammad adalah tetap manusia bisa yang hidup di tengah-tengah masayarakat arab yang saat itu, bisa dikatakan belum maju peradabannya dalam menghargai dan menilai manusia.
Bangsa arab saat itu juga hidup hanya sebagai memandang kehidupan secara normative, subyektif, nominal, mistis, dan takhayul. Karena mekkah memang dikelilingi oleh pergunungan sekitarnya sehingga di dalam surat 9 : 97 mengatakan bahwa bangsa arab saat itu sebagai masyarakt yang tempat tinggalnya nomaden tidsak tetap. Jadi masyarakat saat itu, sangatlah keras kepala dan selalu menjadi orang-orang yang munafik.
Sehingga beliau naik ke panggung manusia dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah swt. Nabi Muhammad yang melihat kondisi keadaan seperti itu tak jera-jeranya untuk menyebarluaskan ajarannya, beberapa prinsip yang diajarkan oleh nabi Muhammad ialah sebagai manusia yang baik hanya menyembah kepada Allah SWT, tidak menynembah kepada Tuhan yang banyak. Dimana sebuah egaliter di jalankan olehnya, yang dapat membedakan sesame manusia bukan social, kekayaan atau yang lainnya tetapi di dalam Surat 4 : 1 dikatakan
“wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Allah menciptakan pasangannya, dan dari keduanya dia mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Tuhanmu yang dengan nama-nya kamu saling membantu (mengatasi masalah)dan menjalin kasih-sayang persaudaraan”.
Dan diayat yang lain nabi Muhammad member tentang egaliter dan tertera dalam Al-Quran surat 49 : 13
”wahai manusia, aku telah menciptakan kamu terdiri dari laki-laki dan perempuan dan kami telah menjadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling unggul (mulia) di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa kepada-Nya”.
Dua ayat yang di atas menerangkan bahwa islam tidaklah membeda-bedakan manusia dari sudut pandang ras, suku, kulit, bangsa. Tetapi yang membedakan manusia dihadapan Allah SWT ialah iman dan ketakwaannya, dan selanjutnya dengan adanya ayat tentang egaliterisme agar tindakan diskriminasi sesama manusia tidak ada jadi ketika ada perbedaan pendapat atau perebutan sesuat dengan cara-cara yang baik dan cara egaliter.
Ayat di atas pun, member tahu kepada seluruh umat manusia bahwa kita semuanya bersaudara terlebih khusus kepada sesame agama yang tauhid. Karena ajaran yang telah diberikan oleh nabi-nabi sebelum Muhammad telah mengajarkan kebaikan-kebaikan, manusia yang bernilai sesame manusia dan emnngajarkan agar hanya menyembah kepada Tuhan yang Maha Esa iala Allah SWT.
Ketika nabi Muhammad dilahirkan masih saja keberlangsungan bangsa arab untuk menjadikan perempuan sebagai pembakar nafsu sesaat bagi kaum muda dan dijadikan penari-penari nomaden.
Nabi Muhammad menjadikan martabat perempuan saat itu, yang tidak ada nilainya sampai perempuan menjadi sebuah pembahasan menarik dan nabi pun menjadikan perempuan sama ratanya dengan kaum laki-laki dalam berbagai hal. Al-Quran di beberapa surat dan ayatnya pun menjelaskan bahwa perempuan yang seharusnya menjadi pejuang bagi kaum laki-laki tetapi mengapa saat itu, bangsa arab tidak melihatnya sebagai perempuan yang harus dijunjung tinggi. Ada beberapa kasus saat perempuan melahirkan yang pertama karena mereka takut ketika perempuan itu membesarkan anaknya malah di culik oleh para perampok dan yang kedua adanya ketakutan membebani perekonomian keluarga dan tidak mampu untuk membiayainya.
Al-Quran menilai laki-laki dan perempuan satu nafas karena keduanya memiliki nilai yang tidak berbeda dan memiliki nilai tinggi yang sama,dan keduanya mempunyai kewajiban tugas yang sama yaitu; baik secara spiritual, intelektual, social. Dan ini pun tidak pernah terjadi didalam dunia pra-islam, yang dimana dikatakan didalam Al-Quran bahwa laki-laki dan perempuan memiliki persamaan ada di dalam surat 33 : 35 yang dikatakan :
“sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang berserah diri, laki-laki dan perempuan yang beriman, lai-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya (kepada Tuhan), laki-laki dan perempuan yang jujur, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, lai-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang menjaga alamat kelaminnya, laki-laki dan perempuan yang mengingat Allah SWT, Allah menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar”
Islam sangat menjunjung tinggi ilmu, maka mau laki-laki atau perempuan sangat dituntut untuk mencari ilmu sampai tutup usia, di dalam al-quran telah dinyatakan agar setiap mannusia untuk tidak meninggalkan ilmu, karena ketika manusia itu memiliki ilmu maka derajat mereka sebagai ciptaannya akan tinggi dikarenakan mereka mempunyai ilmu dan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
Dengan memiliki ilmu pun kita sebagai makhluk ciptaannya yang semasa nabi Muhammad hidup bisa mengentaskan kemiskinan, dan itu terasa hingga beberapa abad setelah beliau meninggal.
Sebelum menjadi Nabi, Muhammad menjadi contoh atau panutan bagi kalangan muda atau yang tua karena beliau praktekan dalam kehidupan sehari-harinya, seperti kehidupan social, kecerdasan, perilaku, sehingga umat manusia sampai saat ini selalu menyanjung, mencintai nabi akhir jaman yang telah merubah sebuah peradaban dari kegelapan sampai jaman yang bisa dikatakan terang menerang sampai saat ini. Tetapi Dengan ajarannya yang hanya megEsakan Tuhan satu beliau sangat berat mengajak para pendahulunya yang telah memeluk agama penyembah Tuhan yang banyak, karena kondisi alam sehingga para bangsa arab keras kepala untuk mengikutinya, tetapi itulah ajakan dan ajaran yang beliau bawa menjadi pembawa wahyu bagi Allah SWT barang siapa yang tidak mengikutinya dan menjalankannya dikatakan sebagai manusia yang musyrik.
Untuk mencapai sebuah tujuan, Islam pun tidak meninggalkan politik. Dengan kata lain agar dapat tercapai ajaran-ajaran Allah, nabi Muhammad menjalankan politik sehingga ajaran-ajaran yang beliau sebarkan terlaksana dengan lancer sampai ke penghujung dunia. Islam tidak hanya untuk kalangan bangsa arab saja, tetapi islam untuk seluruh umat manusia yang ada di muka bumi ini. Dan ketika manusia tidak masuk agama yang telah di sempurnakan oleh Allah SWT maka merugi lah ia, dan nabi pun tidak lupa agar meretas yang namanya keadilan dan kebenaran di bumi yang kita cintai ini.
Arief Wicakasana Unj



Powered by Blogger.