Seorang arkeolog di Belize menggugat pembuat film “Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull”. Ia mengatakan, film itu mendapatkan keuntungan dari artefak curian dari negara tersebut.
Namun benda yang diperdebatkan, sebuah tengkorak kristal dari kehidupan nyata, mungkin sama sekali bukanlah artefak Belize yang diukir oleh orang-orang Maya kuno, melainkan tipuan yang dilakukan oleh seorang petualang gadungan di abad ke-20.
Cerita dimulai pada 1930-an, ketika penjelajah Frederick A. Mitchell-Hedges mengatakan telah menemukan tengkorak di suatu tempat di Amerika Tengah. Atau bisa saja cerita itu dimulai pada 1920-an: Saat putri Mitchell-Hedges, Anna, yang sekarang sudah meninggal, mengingat bahwa ia telah menemukan tengkorak di kota Maya kuno, Lubaantun, di Belize, meskipun tanggal pasti mengenai cerita tersebut masih belum jelas.
Tengkorak tersebut berukuran lebih kecil dari ukuran nyata yang terlihat dalam film Indiana Jones. Tengkorak tersebut berukuran tinggi 12,7 cm, panjang 17,8 cm dan lebar 12,7 cm. Tengkorak tersebut terbuat dari batu kuarsa yang dipoles dengan indah, dengan rahang bawah yang terlepas.
Sejak kabar tersebut muncul, tengkorak telah menjadi sumber dari banyak legenda. Dikatakan untuk mendapatkan kemilau kacanya dibutuhkan pemoles kuno dari lima generasi. Tengkorak tersebut juga dikaitkan kekuatan magis, mulai dari kemampuannya untuk menolak guna-guna hingga kemampuannya untuk membunuh saat diperintah.
Beberapa orang memperdebatkan kebenaran cerita Mitchell-Hedges, namun antropolog Smithsonian, Jane MacLaren Walsh, telah memeriksa tengkorak Mitchell-Hedges dan menemukan bahwa tengkorak itu diukir dengan peralatan berlapis berlian, berkecepatan tinggi, dari abad ke-20.
"Tengkorak kristal Mitchell-Hedges tidaklah berasal dari zaman kuno, tengkorak tersebut bahkan tidak begitu tua. Tengkorak itu mungkin dibuat di Eropa pada abad ke-20, dan tidak dipoles selama lima generasi. Tengkorak tersebut tidak ajaib, tidak menakutkan, dan sama sekali tidak seperti yang disebut-sebut," tulis Walsh pada 2010 dalam majalah Archaeology, yang merupakan majalah dari Archaeological Institute of America.
Investigasi Walsh terhadap pernyataan Frederick dan Anna Mitchell-Hedges tentang penemuan tengkorak tersebut juga menemukan banyak alur yang tidak konsisten, lapornya. Tengkorak tersebut mungkin dibeli dari agen barang antik di London pada 1943, tulis Walsh.
Suku Maya memang meninggalkan karya seni yang menakjubkan, termasuk tengkorak monyet yang terbuat dari kapur berukir dan mural yang dibuat secara rumit.
Gugatan terhadap tengkorak kristal
Namun gugatan baru menganggap cerita Mitchell-Hedges benar dan menyatakan bahwa dengan memindahkan artefak tersebut dari Belize, Frederick dan Anna melanggar hukum negara. Arkeolog Jaime Awe, direktur Institute of Archaeology of Belize, mengajukan gugatan atas nama negaranya.
"Tujuan utama dari gugatan tersebut adalah untuk: (a) melestarikan dan mengembalikan artefak tersebut kepada warga Belize, (b) untuk menegakkan hak-hak negara terhadap artefak tersebut dan keuntungan yang diperoleh darinya, dan (c) untuk membuatnya dikenal di mata dunia bahwa sebagai bangsa, yang meskipun relatif kecil namun bersemangat dan berkembang, Belize akan mengambil tindakan apapun yang diperlukan untuk melestarikan, dan mencegah eksploitasi benda-benda artefak budayanya," tulis pengacara Awe, Adam Tracy, dalam email yang dikirim kepada LiveScience.
Nama dalam film “Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull” mengacu pada tengkorak tersebut, saat Indy berbicara tentang bagaimana ia dan rekan arkeolognya Harold Oxley terobsesi dengan penemuan tersebut.
"Sebagai pusat kebudayaan Maya, digabungkan dengan fakta bahwa tengkorak kristal yang terkenal itu dicuri dari negara, Belize yang merupakan lokasi artefak fisik tersebut berada bersama-sama dengan nomenklatur yang terikat di dalamnya, adalah properti milik rakyat Belize," kata Tracy.
Dengan demikian, Awe menggugat Paramount Pictures, Lucasfilms dan pemilik baru Lucasfilms, Disney, karena secara ilegal mengambil keuntungan dari kemiripan tengkorak itu. Dia juga menggugat keluarga Mitchell-Hedges untuk mengembalikan tengkorak, yang sekarang dimiliki oleh suami mendiang Anna, William Homann, di Indiana.
Banyak tengkorak mistis
Tengkorak Mitchell-Hedges bukanlah satu-satunya tengkorak mistis yang ada di luar sana. Ada tengkorak lain yang serupa di British Museum di London. (Walsh menduga bahwa tengkorak Mitchell-Hedges adalah tiruan dari versi British Museum). Musee du Quai Branly di Paris juga memiliki tengkorak lain yang besar, dan yang ketiga adalah tengkorak yang ada pada katalog Smithsonian Museum of Natural History. Tengkorak Smithsonian tersebut berukuran tinggi sekitar 38 cm.
Sayangnya bagi orang-orang yang percaya dengan ilmu gaib di Amerika Tengah, tidak satu pun tengkorak tersebut dianggap asli. Menurut pihak museum, tengkorak yang ada di British Museum kemungkinan dibuat pada 1800-an, berdasarkan pada tanda peralatan pahat yang tertinggal di ukirannya. Demikian juga tes yang dilakukan pada tengkorak yang ada di Paris pada 2007 dan 2008 menemukan bahwa tengkorak tersebut merupakan tengkorak palsu yang dibuat pada 1800-an.
Tengkorak Smithsonian, yang membuat antropolog Jane MacLaren Walsh tertarik untuk menyelidiki tengkorak kristal itu, ternyata juga diukir dengan peralatan pemotongan berlian modern.
Untuk menguji keaslian tengkorak Mitchell-Hedges, Walsh menggunakan mikroskop bertenaga tinggi, dengan sinar ultraviolet, computerized tomography (CT) dan pemindaian mikroskopi elektron (SEM). Sebuah artefak asli dari Amerika Tengah, dibuat sebelum kedatangan Christopher Columbus mungkin diukir oleh alat yang terbuat dari batu dan pasir kasar, tulis Walsh. Peralatan tersebut meninggalkan bekas yang terlihat kasar di bawah mikroskop. Namun pada tengkorak Mitchell-Hedges ditemukan tanda potongan mikroskopis yang halus dan lurus, tanda bekas pemakaian alat logam yang diperhalus dengan berlian.
Masih diperlukan untuk memastikan apakah kebenaran tengkorak tersebut akan memainkan peran dalam gugatan Indiana Jones.
"Pemerintah Belize tidak percaya tengkorak tersebut palsu," kata Tracy kepada LiveScience. "Karena itu, saya tidak memandang perlu pengujian lebih lanjut dari artefak tersebut."
Stephanie Pappas, Penulis Senior LiveScience