Beranda » Maryam binti Imran, Perempuan Suci Pelayan Baitul Maqdis (5-habis)

Maryam binti Imran, Perempuan Suci Pelayan Baitul Maqdis (5-habis)



Maryam binti Imran, Perempuan Suci Pelayan Baitul Maqdis (1)
Ilustrasi
Tingginya Penghormatan Alquran kepada MaryamAllah telah mengangkat derajat Maryam melebihi perempuan-perempuan lain pada zamannya seperti dikisahkan dalam Surah Ali Imran ayat 42-43.

“Dan, (ingatlah) ketika malaikat (Jibril) berkata, ‘Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan melebihkan kamu atas sekalian perempuan di alam. Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk’.”

Menurut Buya Hamka dalam tafsir Al-Azhar, ayat ini melanjutkan cerita tentang pertumbuhan diri Maryam yang pada waktu kecil dalam asuhan Zakariya dan kemudian telah mulai dewasa.

“Maka, diingatkan Tuhanlah kepadanya bahwa dia telah termasuk orang-orang yang terpilih seperti Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, serta rasul dan nabi-nabi yang lain,” papar Hamka.

Karena itu, beberapa ulama, seperti Ibnu Hazmin al-Andalusi, berpendapat bahwa Maryam itu nabiyah atau nabi perempuan. Menurut dia, perempuan-perempuan yang menjadi nabiyah ialah Hawa istri Adam, Sarah istri Ibrahim, Hajar istri Ibrahim, ibu Nabi Musa, dan Asiah istri Fir'aun.

Abul Hasan al-Asy'ari mengatakan di kalangan perempuan ada beberapa nabiyah. Sementara, Ibnu Abdil Barr juga mengakui banyak fukaha berpendapat di kalangan perempuan ada nabiyah. As-Suhaili pun berkata demikian.

Tentang Maryam ini, mufasir al-Qurthubi berkata, “Yang sahih ialah Maryam itu seorang nabiyah karena malaikat menyampaikan wahyu kepadanya, mengandung perintah Allah dan perkabaran dan kabar selamat. Sebab, itu dia adalah nabiyah.”

Alquran tak hanya meninggikan derajat Maryam, tetapi juga membela kesuciannya atas tuduhan kaum Yahudi Yerusalem mengenai kondisinya yang mengandung putra tanpa suami. Penghargaan dan pembelaan Alquran tak hanya lewat Surah Ali Imran, tapi juga sebuah surah yang didedikasikan khusus untuknya, Surah Maryam.

Bahkan, keempat pengarang Injil, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yohannes, tidak pula menuliskan pembelaan kesucian ibu Yesus itu di dalam keempat Injil.

Besarnya penghormatan Alquran kepada Maryam inilah yang menyebabkan Negus sampai menitikkan air matanya bergitu mendengar ayat-ayat Surah Maryam dibacakan oleh Ja'far bin Abu Thalib yang sedang mencari perlindungan dari penguasa Abissinia (Ethiopia) itu.

Pada zaman modern ini, pada 1951, seorang pendeta besar Katolik di New York, Uskup Besar Shean, mengakui dengan segala kerendahan hati kebesaran Alquran tentang pembelaan atas diri Maryam.

Berstatus nabi atau bukan, untuk ibu sesuci itu maka surga adalah balasannya, seperti hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad. “Perempuan penghuni surga terbaik adalah Khadijah binti Khuwalid, Fatimah binti Muhammad, Asiah binti Muzahi, dan Maryam binti Imran.”




Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Fitria Andayani




Powered by Blogger.