Beranda » Maryam binti Imran, Perempuan Suci Pelayan Baitul Maqdis (3)

Maryam binti Imran, Perempuan Suci Pelayan Baitul Maqdis (3)



Maryam binti Imran, Perempuan Suci Pelayan Baitul Maqdis (1)
Ilustrasi
Peristiwa paling penting dalam kisah hidup Maryam adalah ketika dia ditakdirkan menjadi ibu Nabi Isa.

Ketika itu, Malaikat Jibril pergi menemui Maryam dalam bentuk rupa manusia yang sempurna.

Maryam lantas berdoa kepada Allah, “Sungguh aku berlindung kepada Tuhan Yang Mahapengasih terhadapmu, jika engkau orang yang bertakwa.”

Malaikat Jibril pun menjawab bahwa sesungguhnya dia adalah utusan Allah yang datang untuk menyampaikan anugerah kepada Maryam berupa seorang anak lelaki yang suci.

Maryam terkejut dan kemudian berkata, “Bagaimana mungkin aku mempunyai anak le laki sedangkan tidak pernah ada seorang lelaki yang menyentuhku dan aku bukan seorang penzina?”

Jibril hanya menjawab bahwa Tuhan telah berfirman dan masalah demikian adalah mudah bagi-Nya. Kisah ini diceritakan dalam Surah Ali Imran ayat 47 dan Surah Maryam ayat 20.

Maryam kemudian mengasingkan diri demi keselamatan bayinya. Dia juga mengasingkan diri karena dia merasa malu, hamil padahal dia belum menikah.

Sebagai perempuan taat beragama, rasa malunya sangat besar seperti diungkapkan dalam Surah Maryam ayat 23. “Aduhai alangkah baiknya aku mati sebelum ini dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti lagi dilupakan.”

Kisah kehamilan Maryam kemudian tersebar. Kaumnya kemudian menghujani Maryam dengan cemoohan dan hinaan. Maryam menerima sikap kaumnya dengan penuh tawakal. Dia puasa bicara dan memasrahkan diri kepada Allah untuk menghadapi masalah tersebut.


Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Fitria Andayani




Powered by Blogger.